Visi Misi Tujuan Deskriptif Distribusi Proporsi Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA Umur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 60

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara berdiri sejak tahun 1977 dan mulai beroperasi pada tahun 1979 yang berlokasi di Jalan Williem Iskandar Medan. Setelah terbitunya KEPMENSOS RI No.09HUK2008 tanggal 23 Januari 2008 tentang Pemindahan Lokasi Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” ke Desa Lau Bakeri-Deli Serdang, maka pada bulan Juni 2008 kegiatan operasional rehabilitasi sosial telah dilaksanakan di Desa Lau Bakeri Kec. Kutalimbaru Kab. Deli Serdang Sumatera Utara

4.1.2 Visi dan Misi Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara

a. Visi

Visi Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara adalah mewujudkan Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara sebagai lembaga penyelenggara rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi korban penyalahgunaan narkotika secara prima.

b. Misi

Dalam mewujudkan pencapaian visi, maka misi Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara yaitu: a. Melaksanakan rehabilitasi sosial, bagi korban penyalahgunaan narkotika sesuai dengan Standar Pelayanan b. Melaksanakan program dan advokasi pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan narkotika secara efisien dan efektif Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 61 c. Melaksanakan dukungan, manajemen rehabilitasi sosial efektif

c. Tujuan

Korban Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif NAPZA dapat melaksanakan keberfungsian sosialnya meliputi kemampuan dalam melaksanakan peran, memenuhi kebutuhan, memecahkan masalah yang dihadapi dan aktualisasi diri.

d. Status

Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara merupakan rujukan regional dengan jangkauan Pelayanan daerah KabKota pada wilayah Sumatera dan Kalimantan Barat.

4.1.3 Tugas Pokok Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf “Sumatera Utara

Adapun tugas pokok panti sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara adalah memberikan bimbingan, rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif, rehabilitative, promotif dalam bentuk bimbingan pengetahuan dasar, pembinaan fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan, resosialasi dan bimbingan lanjut bagi eks korban penyalahgunaan NAPZA agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, serta pengkajian dan penyiapan standar pelayanan rujukan.

4.1.4 Fasilitas Pelayanan

Adapun fasilitas pelayanan di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara yaitu : transportasi kedatangan dan pemulangan, akomodasi, konsumsi, pakaian olahraga, sepatu, pakaian, praktek keterampilan, pakaian seragam hitam putih, pakaian seragam batik, perlengkapan belajar, dan Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 62 perlengkapanmandi. Penerima manfaat yang telah selesai mengikuti program rehabilitasi dan telah memiliki usaha, akan diajukan untuk mendapat bantuan usaha ekonomi produktif dari Kementrian Sosial secara langsung. Dana tersebut digunakan untuk penambahan peralatan seperti: kompresor, lata doorsmeer, mesin grenda, mesin bor tangan, kunci shock, kunci ring pas dan penambahan bahan lainnya.

4.1.5 Fasilitas Panti

Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dilengkapi dengan prasarana seperti : kantor, aula, ruang pendidikan, gedung olahraga, ruang keterampilan, ruang assessment , ruang data dan informasi, ruang perpustakaan, ruang konseling, asrama, poliklinik, show room, rumah dinas, guest house, rehabilitasi terpadu, koperasi, masjid, kendaraan dinas, akses internet, lapangan volley, lapangan bulu tangkis, tenis, dsb.

4.1.6 Kegiatan Pelayanan

Adapun pelayanan yang diberikan terhadap penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA adalah sebagai berikut : 1. Assesment Pada tahapan ini merupakan pengungkapan dan pemahaman masalah yang merupakan serangkaian kegiatan untuk menelaah kasus atau masalah yang dialami korban serta potensi dan sumber-sumber yang dimiliki serta diterima saat menjadi penerima manfaat. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 63 2. Penyusunan Rencana Intervensi Pada tahapan ini adalah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk merencanakan penanganan kasus atau masalah sesuai dengan hasil pengungkapan dan pemahaman masalah 3. Pemecahan masalah atau intervensi Pemecahan masalah dapat dilakukan melalui : i. Bimbingan fisik dan kesehatan yang bertujuan untuk mengembalikan kepulihan fisik dan menjaga pola hidup sehat bagi penerima manfaat. ii. Bimbingan mental spiritual, yang bertujuan untuk memahami, mengembangkan dan meningkatkan perilaku yang sesuai dengan nilai- nilai agama dan norma yang ada dimasyarakat. iii. Bimbingan sosial menerapkan program dengan metode Therapeutic Community TC yang bertujuan sebagai sarana atau media untuk menumbuhkan dan meningkatkan kapasitas psikososial penerima manfaat eks korban penyalahgunaan NAPZA untuk pencapaian perubahan dan pemulihan iv. Bimbingan keterampilan dan praktek belajar kerja yang bertujuan untuk mengembalian kehidupan penerima manfaat yang diarahkan untuk memiliki dan meningkatkan keterampilan sebagai bekal penerima manfaat apabila sudah selesai mengikuti rehabilitasi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Adapun jenis keterampilan yang dikembangkan antara lain : Bengkel sepeda motor, bengkel mobil, elektronika, las, dan desain grafissablon. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 64 4. ResosialisasiReintegrasi Pada tahap ini dilakukan untuk menyiapkan penerima manfaat, keluarga, dan lingkungan sosial dimana ia tinggal. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan kemauan dan kemampuan keluargalingkungan untuk menerima eks korban NAPZA. Diharapkan si penerima manfaat dapat berintegrasi ditengah kehidupan keluargalingkungan masyarakat setelah mendapatkan rehabilitasi sosial dan mencegah kekambuhan relapse. 5. Terminasi Pada tahapan ini merupakan kegiatan berakhirnya pemberian pelayanan dan rehabilitasi sosial kepada penyalahgunaan NAPZA untuk kembali ke masyarakatkeluarga. 6. Pembinaan Lanjut Pada tahapan ini merupakan tahap untuk memelihara dan memantapkan kondisi kepulihan eks penerima manfaat dari ketergantungan terhadap NAPZA setelah selesai menjalani pelayanan dan rehabilitasi sosial dipanti. 7. Monitoring dan Evaluasi Dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan kondisi eks penerima manfaat setelah selesai melaksanakan program rehabilitasi sosial, serta untuk mengetahui sejauhmana eks penerima manfaat tersebut dapat melaksanakan fungsi sosialnya dalam bermasyarakat. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 65

4.1.7 Tenaga Kerja Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara

Jumlah tenaga kerja di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara adalah sebanyak 58 orang dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Tenaga Kerja PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Jenis BidangSeksi f Staf Tata Usaha 12 20,7 Staf Sie Pas 5 8,6 Staf Sie Rehsos 10 17,2 Pekerja Sosial 17 29,3 Konselor 10 17,2 Dokter 1 1,8 Perawat 1 1,8 Pembimbing Psikologi 2 3,4 Total 58 100 4.2 Deskriptif Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi proporsi penderita gangguan jiwa Penyalahgunaan NAPZA berdasarkan variabel yang diteliti, yaitu karakteristik sosiodemografi umur, jenis kelamin, suku, pendidikan, pekerjaan, dan status pernikahan, jenis zat, gejala awal, lama pemakaian zat, pengobatan, lama pengobatan,dan keadaan sewaktu pulang.

4.2.1 Sosiodemografi

Sosiodemografi penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 terdiri dari umur, jenis kelamin, suku, pendidikan, pekerjaan, dan status pernikahan. Proporsi penderita gangguan jiwa Penyalahgunaan NAPZA di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 dapan dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 66 Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Sosiodemografi Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 No Sosiodemografi Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA f 1 Umur tahun 15-25 26-35 70 50 58,3 41,7 Total 120 100 2 Jenis Kelamin : Laki-laki 120 100 Total 120 100 3 Suku : Melayu Batak Jawa Aceh Dll 12 64 32 9 3 10,0 53,3 26,7 7,5 2,5 Total 120 100 4 Pendidikan Tidak Sekolah SDSederajat SMPSederajat SMASederajat AkademiPT 1 8 27 75 9 0,8 6,7 22,5 62,5 7,5 Total 120 100 5 Pekerjaan Tidak Bekerja PNSTNIPOLRI WiraswastaPedagang BuruhKaryawan Swasta PelajarMahasiswa Supir taxi Fotografer Penyanyi Kafe 15 8 38 10 43 2 3 1 12,5 6,7 31,7 8,3 35,8 1,7 2,5 0,8 Total 120 100 6 Status Perkawinan : Belum Menikah Menikah Duda 93 25 2 77,5 20,8 1,7 Total 120 100 Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 67 Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa proporsi karakteristik penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA tertinggi adalah umur 15-25 orang 58,3, jenis kelamin laki-laki 120 orang 100, suku Batak 64 orang 53,3, SMASederajat 75 orang 62,5, PelajarMahasiswa 43 orang 35,8, dan belum menikah 93 orang 77,5.

4.2.2 Gejala Awal

Distribusi proporsi gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan gejala awal di Panti Sosial Pamardi Putra “INSYAF” Sumatera Utara tahun 2014 Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA berdasarkan Gejala Awal di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 No. Gejala Awal f 1 2 Gangguan Perilaku Gangguan Pikiran dan Perilaku 60 60 50 50 Total 120 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderrita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan gejala awal adalah gangguan perilaku 60 orang 50 dan gangguan pikiran dan perilaku 60 orang 50.

4.2.3 Jenis Zat yang Dipakai

Distribusi proporsi gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan jenis zat yang dipakai di Panti Sosial Pamardi Putra “INSYAF” Sumatera Utara tahun 2014 Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 68 Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Sosiodemografi Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 No. Jenis Zat yang Dipakai f 1 2 3 4 5 6 7 8 Sabu Ganja Sabu dan Ganja Sabu, Ganja dan Alkohol Sabu, Ganja dan Ekstasi Sabu, Ganja,Alkohol dan Ekstasi Ganja dan Lem Ganja, Lem, Sabu dan Ekstasi 42 7 15 37 13 2 3 1 35 5,8 12,5 30,8 10,8 1,7 2,5 0,9 Jumlah 120 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan jenis tunggal non-multiple terbesar sebesar adalah sabu sebanyak 42 orang 35 dan kombinasi jenis zat yang dipakai terbesar adalah sabu dan ganja dan alkohol 37 orang 30,8.

4.2.4 Alasan Memakai Zat

Distribusi proporsi gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan alasan memakai zat di Panti Sosial Pamardi Putra “INSYAF” Sumatera Utara tahun 2014 Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Sosiodemografi Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA berdasarkan Alasan Memakai Zat di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 No. Alasan Memakai Zat f 1. 2. 3 Faktor Individu Faktor Lingkungan Sosial Faktor NAPZA 32 84 4 26,7 70,0 3,3 Total 120 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa proporsi penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan alasan memakai Zat tertinggi adalah faktor lingkungan 84 orang 70,0 Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 69 Adapun faktor lingkungan adalah berasal dari lingkungan pergaulan teman sebaya, sekolah, dan teman kerja.

4.2.5 Lama Pemakaian Zat

Distribusi proporsi gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan lama pemakaian zat di Panti Sosial Pamardi Putra “INSYAF” Sumatera Utara tahun 2014 Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Sosiodemografi Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA berdasarkan Lama Pemakaian Zat di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 No. Lama Pemakaian Zat Tahun f 1. 2. 3. ≤ 5 6-10 10 71 41 8 59,2 34,2 6,7 Total 120 100 Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa proporsi penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan lama pemakaian zat tertinggi adalah ≤ 5 tahun 71 orang 59,2.

4.2.6 Pengobatan

Distribusi proporsi gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan pengobatan di Panti Sosial Pamardi Putra “INSYAF” Sumatera Utara tahun 2014 Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Sosiodemografi Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA berdasarkan Pengobatan di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 No. Pengobatan F 1. 2. Psikoterapi Farmakoterapi dan Psikoterapi 37 83 30,8 69,2 Total 120 100 Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 70 Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa distribusi proporsi penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan pengobatan tertinggi adalah Farmakoterapi dan Psikoterapi 83 orang 69,2.

4.2.7 Lama Perawatan

Distribusi proporsi gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan lama perawatan di Panti Sosial Pamardi Putra “INSYAF” Sumatera Utara tahun 2014 Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA berdasarkan Lama Perawatan di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 No Lama Perawatan Bulan f 1 2 9 ≥ 9 42 78 35 65 Total 120 100 Berdasarkan data tabel 4.8 dapat diketahui bahwa distribusi proporsi penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan lama perawatan tertinggi adalah ≥ 9 bulan sebanyak 78 orang 65

4.2.8 Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan Keadaan sewaktu pulang di Panti Sosial Pamardi Putra “INSYAF” Sumatera Utara tahun 2014 Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Penderita Gangguan JiwaPenyalahgunaan NAPZA berdasarkan keadaan sewaktu pulang di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 No Keadaan Sewaktu Pulang f 1 2 Pulang selesai pengobatan Pulang tidak selesai pengobatan 80 40 66,7 33,3 Total 120 100 Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 71 Berdasarkan data tabel 4.9 dapat diketahui bahwa proporsi penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah pulang selesai pengobatan sebanyak 80 orang 66,7 .

4.3 Analisis Statistik

4.3.1 Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai

Distribusi proporsi umur penderita gangguan jiwa berdasarkan jenis zat yang dipakai di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut. Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Umur Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza Berdasarkan Jenis Zat Yang Dipakai Di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 No Jenis Zat yang Dipakai Umur tahun Total 15-25 26-35 f f f 1. 2. Multiple 1 Jenis zat Non Multiple 1 Jenis zat 36 34 50,7 69,4 35 15 49,3 30,6 71 49 100 100 x 2 =3,431 df=1 p=0,064 Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa dari 71 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA dengan pemakaian jenis zat multiple terdapat 36 orang 50,7 pada kategori umur 15-25 tahun dan 35 orang 49,3 pada umur 26-35 tahun. Dari 49 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang memakai jenis zat non multiple terdapat 34 orang 69,4 pada umur 15-25 tahun dan terdapat 15 orang 30,6 pada umur 26-35 tahun. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur dan jenis zat yang dipakai. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 72

4.3.2 Umur Berdasarkan Lama Pemakaian Zat

Distribusi proporsi umur penderita gangguan jiwa berdasarkan lama pemakaian zat di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Umur Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza Berdasarkan Lama Pemakaian Zat di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 No Lama Pemakaian Zat tahun Umur tahun Total 15-25 26-35 f f f 1. 2. 3 ≤ 5 6-10 10 60 10 84,5 24,4 11 31 8 15,5 75,6 100 71 41 8 100 100 100 x 2 =50,647 df=2 p=0,000 Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa dari 71 penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA dengan lama pemakaian zat ≤ 5 tahun terdapat 60 orang 84,5 berumur 15-25 tahun dan 11 orang 15,5 berumur 26-35 tahun. Dari 41 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA dengan lama pemakaian zat 6-10 tahun terdapat 10 orang 24,4 berumur 15-25 tahun dan 31 orang 75,6 berumur 26-35 tahun. Dari 8 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA dengan lama pemakaian 10 tahun terdapat 8 orang 100 berumur 26-35 tahun. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 artinya ada perbedaan yang bermakna antara umur dan lama pemakaian zat. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 73

4.3.3 Pekerjaan Berdasarkan Lama Pemakaian Zat

Distribusi proporsi pekerjaan penderita gangguan jiwa berdasarkan lama pemakaian zat di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut. Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Pekerjaan Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza Berdasarkan Lama Pemakaian Zat di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 No Lama Pemakaian Zat tahun Pekerjaan Total Bekerja Tidak Bekerja f f f 1. 2. 3 ≤ 5 6-10 10 21 30 7 29,6 73,2 87,5 50 11 1 70,4 26,8 12,5 71 41 8 100 100 100 x 2 =25,044 df=2 p=0,000 Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa dari 71 penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA dengan lama pemakaian zat ≤ 5 tahun terdapat 21 orang 29,6 yang bekerja dan 50 orang 70,4 yang tidak bekerja. Dari 41 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA dengan lama pemakaian zat 6-10 tahun terdapat 30 orang 73,2 yang bekerja dan 11 orang 26,8 yang tidak bekerja. Dari 8 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA dengan lama pemakaian 10 tahun terdapat 7 orang 87,5 yang bekerja dan 1 orang 12,5 tidak bekerja. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan melihat nilai pearson chi-square diperoleh nilai p=0,000 p0,05 artinya ada perbedaan yang bermakna antara pekerjaan dan lama pemakaian zat. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 74

4.3.4 Jenis Zat yang Dipakai berdasarkan Gejala Awal

Distribusi proporsi jenis zat penderita gangguan jiwa berdasarkan gejala awal di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Jenis zat yang dipakai Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza Berdasarkan Gejala Awal di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 No Gejala Awal Jenis Zat yang Dipakai Total Multiple 1 jenis zat Non Multiple 1 Jenis Zat f f f 1 2 Gangguan Perilaku Gangguan Pikiran dan Perilaku 25 46 41,7 76,7 35 14 58,3 23,3 60 60 100 100 x 2 =13,797 df=1 p=0,000 Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa dari 60 penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA dengan gejala awal gangguan perilaku terdapat 25 orang 41,7 dengan memakai zat multiple dan 35 orang 58,3 memakai zat non multiple. Dari 60 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA dengan gejala awal gangguan pikiran dan perilaku terdapat 46 orang 76,7 memakai zat multiple dan 14 orang 23,3 memakai zat non multiple. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 artinya ada perbedaan yang bermakna antara jenis zat dan gejala awal.

4.3.5 Lama Pemakaian Berdasarkan Jenis Zat Yang Dipakai

Distribusi proporsi Lama pemakaian zat penderita gangguan jiwa berdasarkan jenis zat yang dipakai di Pa nti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 75 Tabel 4.14 Distribusi Proporsi Lama Pemakaian Zat Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza Berdasarkan Jenis Zat yang dipakai di PSPP “Insyaf” SumateraUtara Tahun 2014 No Jenis Zat yang Dipakai Lama Pemakaian Zat tahun Total ≤5 6-10 10 f f f f 1. 2. Multiple 1Jenis Zat Non Multiple 1 jenis zat 37 34 52,1 69,4 27 14 38 28,6 7 1 9,9 2 71 41 100 100 x 2 =4,879 df=2 p=0,087 Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa dari 71 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA dengan pemakaian jenis zat multiple terdapat 37 orang 52,1 dengan lama pemakaian ≤ 5 tahun, 27 orang 38 dengan lama pemakaian 6-10 tahun dan 7 orang 9,9 dengan lama pemakaian 10 tahun. Dari 41 orang penderita gangguan jiwa dengan pemakaian zat non multiple terdapat 34 orang dengan lama pemakaian ≤ 5 tahun, 14 orang 28,6 dengan lama pemakaian 6-10 tahun dan 1 orang 2 dengan lama pemakaian 10 tahun. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama pemakaian zat dan jenis zat yang dipakai.

4.3.6 Jenis Pengobatan Berdasarkan Jenis Zat Yang Dipakai

Distribusi proporsi jenis pengobatan penderita gangguan jiwa berdasarkan jenis zat yang dipakai di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 76 Tabel 4.15 Distribusi Proporsi Jenis Pengobatan Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza Berdasarkan Jenis Zat yang D ipakai di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 NO Jenis Zat yang Dipakai Pengobatan Total Psikoterapi Farmakoterapi dan Psikoterapi f f f 1 2 Multiple 1 Jenis Zat Non Multiple 1 Jenis zat 16 21 22,5 42,9 55 28 77,5 57,1 71 49 100 100 x 2 =4,702 df=1 p=0,03 Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa dari 71 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA dengan pemakaian jenis zat multiple terdapat 16 orang 22,5 dengan pengobatan psikoterapi dan 55 orang 77,5 dengan pengobatan farmakoterapi dan psikoterapi. Dari 49 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA dengan pemakaian jenis zat non multiple terdapat 21 orang 42,9 dengan pengobatan psikoterapi dan 28 orang 57,1 dengan pengobatan farmakoterapi dan psikoterapi. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 artinya ada perbedaan yang bermakna antara pengobatan dan jenis zat yang dipakai.

4.3.7 Lama Perawatan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi lama perawatan penderita gangguan jiwa berdasarkan keadaan sewaktu pulang di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 77 Tabel 4.16 Distribusi Proporsi Lama Perawatan Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 No Keadaan Sewaktu Pulang Lama Perawatan bulan Total 9 ≥ 9 f f f 1 2 Pulang selesai pengobatan Pulang tidak selesai pengobatan 3 39 3,7 97,5 77 1 96,3 2,5 80 40 100 100 x 2 =98,942 df=1 p=0,000 Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa dari 80 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang selesai pengobatan terdapat 3 orang 3,7 dengan lama perawatan 9 bulan dan 77 orang 96,3 dengan lama perawatan ≥ 9 bulan. Dari 40 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang tidak selesai pengobatan terdapat 39 orang 97,5 dengan lama perawatan 9 bulan dan 1 orang 2,5 dengan lama perawatan ≥ 9 bulan. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 artinya ada perbedaan yang bermakna antara lama perawatan dan keadaan sewaktu pulang.

4.3.8 Lama Perawatan berdasarkan Jenis Pengobatan

Distribusi proporsi lama perawatan penderita gangguan jiwa berdasarkan jenis pengobatan di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 78 Tabel 4.17 Distribusi Proporsi Lama Perawatan Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza Berdasarkan Jenis Pengobatan di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 No Jenis Pengobatan Lama Perawatan bulan Total 9 ≥ 9 f f f 1 2 Psikoterapi Farmakoterapi dan Psikoterapi 14 28 37,8 33,7 23 55 62,2 66,3 37 83 100 100 x 2 =0,052 df=1 p=0,82 Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa dari 37 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang mendapat pengobatan psikoterapi, terdapat 14 orang 37,8 dengan lama perawatan 9 bulan dan 23 orang 62,2 dengan lama perawatan ≥ 9 bulan. Dari 83 orang penderita gangguan jiwa, terdapat 28 orang 33,7 dengan lama perawatan 9 bulan dan 55 orang 66,3 dengan lama perawatan ≥ 9 bulan. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square di peroleh nilai p 0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama perawatan dan jenis pengobatan.

4.3.9 Keadaan Sewaktu Pulang berdasarkan Umur

Distribusi proporsi keadaan sewaktu pulang penderita gangguan jiwa berdasarkan umur di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 79 Tabel 4.18 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza Berdasarkan Umur di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 No Keadaan Sewaktu Pulang Umur tahun Total 15-25 26-35 f f f 1 2 Pulang Selesai Pengobatan Pulang Tidak Selesai Pengobatan 40 30 50 75 40 10 50 25 80 40 100 100 x 2 =5,867 df=1 p=0,015 Berdasarkan tabel 4.18 diatas, dapat diketahui bahwa dari 80 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang selesai pengobatan, terdapat 40 orang 50 berumur 15-25 tahun dan 40 orang 50 berumur 26-35 tahun. Dari 40 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang tidak selesai pengobatan terdapat 30 orang 75 berumur 15-25 tahun dan 10 orang 25 berumur 26-35 tahun. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 yang artinya ada perbedaan yang bermakna antara keadaan sewaktu pulang dan umur.

4.3.10 Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Suku

Distribusi proporsi keadaan sewaktu pulang penderita gangguan jiwa berdasarkan suku di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 80 Tabel 4.19 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza Berdasarkan Suku di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 No Keadaan Sewaktu Pulang Suku Total Batak Non-Batak f f f 1 2 Pulang Selesai Pengobatan Pulang Tidak Selesai Pengobatan 42 22 52,5 55 38 18 47,5 45 80 40 100 100 x 2 =0,004 df=1 p=0,948 Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui bahwa dari 80 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang selesai pengobatan, terdapat 42 orang 52,5 bersuku batak dan 38 orang 47,5 bersuku Non- Batak. Dari 40 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang tidak selesai pengobatan terdapat 22 orang 55 bersuku Batak dan 18 orang 45 bersuku Non-Batak. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara keadaan sewaktu pulang dan suku.

4.3.11 Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Pendidikan

Distribusi proporsi keadaan sewaktu pulang penderita gangguan jiwa berdasarkan Pendidikan di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 81 Tabel 4.20 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA Berdasarkan Pendidikan di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 No Keadaan Sewaktu Pulang Pendidikan Total Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah Pendidikan Tinggi f F f f 1 2 Pulang Selesai Pengobatan Pulang Tidak Selesai Pengobatan 6 3 7,5 7,5 66 36 82,5 90 8 1 10 2,5 80 40 100 100 x 2 =2,176 df=2 p=0,337 Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui bahwa dari 80 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang selesai pengobatan, terdapat 6 orang 7,5 berpendidikan dasar, 66 orang 82,5 berpendidikan menengah, 8 orang 10 berpendidikan tinggi. Dari 40 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang tidak selesai pengobatan terdapat 3 orang 7,5 berpendidikan dasar, 36 orang 34 berpendidikan menengah, dan 1 orang 3 berpendidikan tinggi. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara keadaan sewaktu pulang dan pendidikan.

4.3.12 Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Pekerjaan

Distribusi keadaan sewaktu pulang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan pekerjaan di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 82 Tabel 4.21 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza Berdasarkan Pekerjaan di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 No Keadaan Sewaktu Pulang Pekerjaan Total Bekerja Tidak Bekerja f f f 1 2 Pulang Selesai Pengobatan Pulang Tidak Selesai Pengobatan 42 16 52,5 40 38 24 47,5 60 80 40 100 100 x 2 =1,206 df=1 p=0,272 Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa dari 80 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang selesai pengobatan, terdapat 42 orang 52,5 bekerja dan 38 orang 47,5 tidak bekerja. Dari 40 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang tidak selesai pengobatan terdapat 16 orang 40 bekerja dan 24 orang 60 tidak bekerja. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara keadaan sewaktu pulang dan pekerjaan.

4.3.13 Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Status Pernikahan

Distribusi proporsi keadaan sewaktu pulang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan status pernikahan di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 83 Tabel 4.22 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza Berdasarkan Status Pernikahan di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 No Keadaan Sewaktu Pulang Status Pernikahan Total Belum Menikah Menikah Duda f f f f 1 2 Pulang Selesai Pengobatan Pulang Tidak Selesai Pengobatan 59 34 73,8 85 19 6 23,8 15 2 2,4 80 40 100 100 x 2 =2,415 df=2 p=0,299 Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui bahwa dari 80 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang selesai pengobatan, terdapat 59 orang 73,8 belum menikah, 19 orang 23,8 menikah, 2 orang 2,4 duda. Dari 40 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang tidak selesai pengobatan terdapat 34 orang 85 belum menikah dan 6 orang 15 menikah. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji square diperoleh nilai p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan bermakna antara keadaan sewaktu pulang berdasarkan status pernikahan.

4.3.14 Keadaan Sewaktu Pulang berdasarkan Gejala Awal

Distribusi proporsi keadaan sewaktu pulang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan jenis zat di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 84 Tabel 4.23 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA Berdasarkan Gejala Awal di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 No Keadaan Sewaktu Pulang Gejala Awal Total Gangguan Perilaku Gangguan Pikiran dan Perilaku f f f 1 2 Pulang Selesai Pengobatan Pulang Tidak Selesai Pengobatan 41 19 51,4 47,5 39 21 48,7 52,5 80 40 100 100 x 2 =0,15 df=1 p=0,699 Berdasarkan tabel 4.23 dapat diketahui bahwa dari 80 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang selesai pengobatan, terdapat 41 orang 51,4 memiliki gangguan perilaku dan 39 orang 48,7 memiliki gangguan pikiran dan perilaku. Dari 40 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang tidak selesai pengobatan terdapat 19 orang 47,5 memiliki gangguan perilaku dan 21 orang 52,5 memiliki gangguan pikiran dan perilaku. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara keadaan sewaktu pulang berdasarkan gejala awal.

4.3.15 Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Jenis Zat

Distribusi proporsi keadaan sewaktu pulang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan jenis zat di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 85 Tabel 4.24 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza Berdasarkan Jenis Zat di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 No Keadaan Sewaktu Pulang Jenis Zat Total Multiple 1 jenis zat Non Multiple 1Jenis zat f f f 1 2 Pulang Selesai Pengobatan Pulang Tidak Selesai Pengobatan 47 24 58,8 60 33 16 41,2 40 80 40 100 100 x 2 =0,000 df=1 p=1 Berdasarkan tabel 4.24 dapat diketahui bahwa dari 80 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang selesai pengobatan, terdapat 47 orang 58,8 memakai jenis zat multiple dan 33 orang 41,3 memakai jenis zat non-multiple. Dari 40 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang tidak selesai pengobatan terdapat 24 orang 60 memakai jenis zat multiple dan 16 orang 40 memakai jenis zat non-multiple. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara keadaan sewaktu pulang dan jenis zat.

4.3.16 Keadaan Sewaktu Pulang berdasarkan alasan memakai NAPZA

Distribusi proporsi keadaan sewaktu pulang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan alasan memakai zat di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 86 Tabel 4.25 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza Berdasarkan Alasan Memakai NAPZA di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 No Keadaan Sewaktu Pulang Alasan Memakai NAPZA Total Faktor Individu Faktor Lingkungan Sosial Faktor NAPZA f f f f 1 2 Pulang Selesai Pengobatan Pulang Tidak Selesai Pengobatan 22 10 27,5 25 55 29 68,8 72,5 3 1 2,7 2,5 80 40 100 100 x 2 =0,241 df=2 p=0,886 Berdasarkan tabel 4.25 dapat diketahui bahwa dari 80 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang selesai pengobatan, terdapat 22 orang 27,5 dengan alasan faktor individu, 55 orang 68,8 alasan faktor lingkungan sosial , 3 orang 3,8 dengan alsan faktor NAPZA . Dari 40 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang tidak selesai pengobatan terdapat 10 orang 25 dengan alasan faktor individu, 29 orang 72,5 dengan alasan faktor lingkungan sosial, dan 1 orang 2,5 dengan alasan faktor NAPZA. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara keadaan swwaktu pulang berdasarkan alasan memakai NAPZA.

4.3.17 Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Lama Pemakaian NAPZA

Distribusi proporsi keadaan sewaktu pulang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan lama pemakaian NAPZA di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 87 Tabel 4.26 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza Berdasarkan Lama Pemakaian NAPZA di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 No Keadaan Sewaktu Pulang Lama Pemakaian Zat tahun Total ≤ 5 6-10 10 f f f f 1 2 Pulang Selesai Pengobatan Pulang Tidak Selesai Pengobatan 47 24 58,8 60 27 14 33,8 35 6 2 7,4 5 80 40 100 100 Berdasarkan tabel 4.26 dapat diketahui bahwa dari 80 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang selesai pengobatan, terdapat 47 orang 58,8 dengan pemakaian zat ≤ 5 tahun, 27 orang 33,8 dengan pemakaian zat 6-10 tahun, dan 6 orang 7,4 dengan pemakaian zat 10 tahun. Dari 40 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang tidak selesai pengobatan terdapat 24 orang 60 dengan pemakaian zat ≤ 5 tahun, 14 orang 35 dengan pemakaian zat 6-10 tahun, dan 2 orang 5 dengan pemakaian zat 10 tahun. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara keadaan sewaktu pulang berdasakan lama pemakaian NAPZA.

4.3.18 Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Pengobatan

Distribusi proporsi keadaan sewaktu pulang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan pengobatan di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 88 Tabel 4.27 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA Berdasarkan Pengobatan di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 No Keadaan Sewaktu Pulang Jenis Pengobatan Total Psikoterapi Farmakoterapi dan Psikoterapi f f f 1 2 Pulang Selesai Pengobatan Pulang Tidak Selesai Pengobatan 24 13 30 32,5 56 27 70 67,5 80 40 100 100 x 2 =0,078 df=1 p=0,78 Berdasarkan tabel 4.27 dapat diketahui bahwa dari 80 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang selesai pengobatan, terdapat 24 orang 30 dengan jenis pengobatan psikoterapi dan 56 orang 70 dengan jenis pengobatan farmakoterapi dan psikoterapi. Dari 40 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang tidak selesai pengobatan terdapat 13 orang 32,5 dengan jenis pengobatan psikoterapi dan 27 orang 67,5 dengan jenis pengobatan farmakoterapi dan psikoterapi. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara keadaan sewaktu pulang berdasarkan pengobatan. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 89

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Deskriptif Distribusi Proporsi Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA

a.Umur

Distribusi proporsi penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA di Panti sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Gambar 5.1 Diagram Proporsi Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA Berdasarkan Umur di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 Berdasarkan Gambar 5.1 diatas dapat dilihat bahwa proporsi penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA tertinggi berada pada kelompok umur 15-25 tahun sebesar 58 dan 42 pada kelompok umur 26-35 tahun. Pada umur kelompok 15-25 tahun menunjukkan usia remaja yang merupakan masa transisi 58 42 UMUR 15-25 tahun 26-35 tahun Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 90 dimana seseorang mudah sekali terkena pengaruh lingkungan karena sendang mengalami ketidakseimbangan emosi Razak, 2006 Hal ini sejalan dengan penelitian Saragih tahun 2004 di panti rehabiltitasi Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict dengan desain penelitian case series bahwa proporsi umur tertinggi untuk penyalahgunaan NAPZA terdapat pada kelompok umur 20-29 tahun yaitu 70,4

b. Jenis kelamin

Dokumen yang terkait

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

15 116 82

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA pada Residen di Panti Sosial Parmadi Putra “Insyaf” Sumatera Utara.

3 79 133

Pengaruh Dukungan Orang Tua dan Teman Sebaya terhadap Perkembangan Pemulihan Penyalahgunaan Narkotika pada Remaja di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

1 69 138

Karakteristik Penderita Penyalahguna Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif Rawat Inap di Panti Rehabilitasi Narkoba Soteiria Medan Juni 2002- Desember 2003

0 13 100

KEBIJAKAN SANKSI PIDANA DALAM PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA (NAPZA)

0 0 10

Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

0 1 33

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Gangguan Jiwa - Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

0 0 26

BAB 1 PENDAHULUAN - Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

0 0 8

KARAKTERISTIK PENDERITA GANGGUAN JIWA PENYALAHGUNAAN NAPZA (NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF) DI PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA “INSYAF” SUMATERA UTARA TAHUN 2014

0 0 21

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

0 0 21