UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
93
menyalahgunakan NAPZA tidak hanya dapat disebabkan oleh satu faktor, namun banyak faktor yang kompleks.
e. Pekerjaan
Gambar 5.4 Distribusi proporsi penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA Berdasarkan Pekerjaan di Panti Sosial Pamardi Putra
“Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014
Berdasarkan Gambar 5.4 diatas dapat dilihat bahwa proporsi penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA tertinggi berada pada pekerjaan sebagai
pelajarMahasiswa sebesar 36, diikuti dengan Wiraswasta sebesar 32, Tidak Bekerja sebesar 13, Buruh sebesar 8, PNS, TNI, Polri sebesar 7, dan lain-
lain yaitu fotografer, penyanyi kafe sebesar 5. Hal ini sejalan dengan penelitian Heriyanti tahun 2003 di Pusat Pendidikan
Masyarakat Anti Narkoba di Sibolangit dengan desain penelitian case series bahwa proporsi status pekerjaan tertinggi penyalahguna NAPZA terdapat pada
pelajarMahasiswa yaitu 64,3.
36
32 13
8 7
5
PEKERJAAN
PelajarMahasiswa WiraswastaPedagang
Tidak Bekerja BuruhKaryawan Swasta
PNSTNIPOLRI Dll
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
94
f. Status Perkawinan
Gambar 5.5 Distribusi proporsi
penderita gangguan
jiwa penyalahgunaanNAPZA Berdasarkan Status Perkawinan di
Panti Sosial
Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014
Berdasarkan Gambar 5.5 diatas dapat dilihat bahwa proporsi penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA tertinggi berada pada Status Perkawinan
yaitu Belum Menikah sebesar 77, diikuti dengan status pernikahan menikah sebesar 21, dan JandaDuda sebesar 2.
Hal ini sejalandengan penelitian Saragih tahun 2009 di panti rehabiltitasi Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict dengan desain penelitian case
series bahwa proporsi pendidikan tertinggi untuk penyalahgunaan NAPZA terdapat pada Status perkawinan belum menikah sebesar 77.
77 21
2
STATUS PERKAWINAN
Belum Menikah Menikah
Duda
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
95
g. Gejala Awal
Gambar 5.6 Distribusi proporsi penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA Berdasarkan Gejala Awal di Panti Sosial Pamardi
Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014
Berdasarkan gambar 5.6 diatas dapat diketahui bahwa distribusi proporsi penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan gejala awal adalah
50 mengalami gangguan perilaku dan 50 mengalami gangguan pikiran dan perilaku.
Gangguan pikiran dan perilaku yang terjadi akibat aktivitas NAPZA didalam tubuh yang mempengaruhi sistem saraf pusat. Hilangnya pemusatan
konsentrasi, halusinasi gangguan makan, euforia berlebihan, gangguan makan, gangguan suasana hati. Aktivitas NAPZA didalam otak tersebut juga mendorong
seseorang memiliki gangguan perilaku seperti perubahan kebiasaan tidur dimana siang hari dimanfaatkan untuk tidur dan malam hari dimanfaatkan untuk
begadang, kemarahan yang tidak terkendali dan menjadi kebaisaan, adanya
50 50
GEJALA AWAL
Gangguan Perilaku Gangguan Pikiran dan
Perilaku
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
96
perubahan tingkah laku seperti bertindak kasar, tidak sopan, mudah curiga dan banyak menyimpan rahasia tertutup, melakukan pembangkangan terhadap
disiplin di sekolah, keluarga dan masyarakat, sering berbohong, prestasi disekolah turun drastis, sering bolos, mengeluh karena menganggap tidak
memiliki kebebasan dikeluarga, pulang kerumah dalam keadaan mabuk, bicara
tanpa makna dan jalan sempoyongan. h. Jenis Zat yang Dipakai
Gambar 5.7 Distribusi proporsi penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA Berdasarkan Jenis Zat yang dipakai di Panti Sosial
Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014
Berdasarkan diagram diatas, dapat dilihat bahwa proporsi jenis zat yang dipakai tertinggi adalah jenis serbuk dengan jenis sabu sebanyak 35.
35 30,8
12,5 10,8
5,8 2,5
1,7 0,9
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
P rop
or si
Jenis Zat yang Dipakai
JENIS ZAT YANG DIPAKAI
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
97
Penggunaan zat ini akan menimbulkan gangguan jiwa seperti gangguan tidur, gangguan makan, gangguan mood dimana mengalami perasaan melayang,
semangat dan gembira luar biasa namun bersifat sementara yang kemudian akan berangsur-angsur membangkitkan kegelisahan luar biasa. Penggunaan sabu
jangka panjang akan menyebabkan rusaknya ujung saraf dan otak Dalami, dkk 2011.
Distribusi proporsi penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan kombinasi zat yang dipakai adalah sabu, ganja, dan alkohol sebanyak
30,8, lalu diikuti dengan kombinasi sabu dan ganja sebanyak 21,1 dan sabu dan ganja dan ekstasi sebanyak 12,5.
Dampak penyalahgunaan Sabu dari sisi kejiwaan dapat menimbulkan halusinasi, gangguan pikiran yang menyebabkan pembicaraan melantur, gangguan
tidur insomnia, penyimpangan seks, dan gangguan makan Rozak Sayuti,2006
Dampak Penyalahgunaan Ganja dari sisi kejiwaan yaitu gangguan perhatian dimana hilangnya konsentrasi, rasa gelisah dan panik tanpa sebab,
Perubahan suasana hati yang cepat yaitu mudah marah, perasaan tidak tenang dan tidak bergairah, dan memiliki kecurigaan berlebihan paranoid. Rozak Sayuti,
2006. Dampak Penyalahgunaan Alkohol memberikan efek awal yaitu bersifat
merangsang dimana peminum merasakan suatu perasaan nyaman yang ekspansif seiring naiknya kadar alkohol dalam darah. Namun setelah kadar alkohol dalam
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
98
darah mencapai puncaknya dan mulai turun, alkohol berfungsi sebagai depresan dimana berbagai emosi negative meningkat Davidson G,2006.
Alkohol dalam jumlah banyak dapat mengganggu proses berfikir kompleks, koordinasi motorik, halusinasi, dan penglihatan juga melemah. Alkohol
juga mampu menghilangkan rasa sakit dan dalam dosis yang lebih bersar bersifat sedatif menyebabkan orang tertidur bahkan kematian Davidson G,2006.
Dampak penyalahgunaan ekstasi dapat dirasakan dalam waktu singkat 4-6 jam yang bekerja berdasarkan gangguan re-uptake dari serotonin diotak yang
memiliki peranan dalam suasana hati, proses berfikir, makan, dan tidur. Ekstasi memiliki kerja serotonergenik dan dopaminergenik pada sistem saraf pusat dan
jika dicampur dengan obat-obatan lain untuk mendapatkan efek euphoria Tjah Rahaja,2002.
Efek yang ditimbulkan dari sisi kejiwaan adalah gangguan pikiran dalam pemusatan konsentrasi, gangguan makan, gangguan ingatan, gangguan perilaku
yang hiperaktif dan mengakibatkan rusaknya saraf otak. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Saragih tahun 2009 di
Sibolangit Centre Rehabilitation For Drug Addict dengan desain penelitian case series yang menunjukkan proporsi jenis zat tertinggi yaitu ganja sebesar 49,1
dan penelitian Sihotang tahun 2004 di Panti Rehabilitasi Narkoba Soiteria dengan desain penelitian case series yang menunjukkan proporsi jenis zat tertinggi yaitu
ganja sebesar 64,3.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
99
i. Alasan Memakai NAPZA