UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
86
Tabel 4.25 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita
Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza Berdasarkan Alasan Memakai NAPZA di PSPP
“Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014
No Keadaan Sewaktu
Pulang Alasan Memakai NAPZA
Total Faktor
Individu Faktor
Lingkungan Sosial
Faktor NAPZA
f f
f f
1 2
Pulang Selesai Pengobatan
Pulang Tidak Selesai Pengobatan
22 10
27,5 25
55 29
68,8 72,5
3 1
2,7 2,5
80 40
100 100
x
2
=0,241 df=2
p=0,886 Berdasarkan tabel 4.25 dapat diketahui bahwa dari 80 orang penderita
gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang selesai pengobatan, terdapat 22 orang 27,5 dengan alasan faktor individu, 55 orang 68,8 alasan
faktor lingkungan sosial , 3 orang 3,8 dengan alsan faktor NAPZA . Dari 40 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang tidak
selesai pengobatan terdapat 10 orang 25 dengan alasan faktor individu, 29 orang 72,5 dengan alasan faktor lingkungan sosial, dan 1 orang 2,5 dengan
alasan faktor NAPZA. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara keadaan swwaktu pulang berdasarkan alasan memakai NAPZA.
4.3.17 Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Lama Pemakaian NAPZA
Distribusi proporsi keadaan sewaktu pulang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan lama pemakaian NAPZA di Panti Sosial
Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
87
Tabel 4.26 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita
Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza Berdasarkan Lama Pemakaian NAPZA di
PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014
No Keadaan Sewaktu
Pulang Lama Pemakaian Zat
tahun Total
≤ 5 6-10
10 f
f f
f
1 2
Pulang Selesai Pengobatan
Pulang Tidak Selesai Pengobatan
47 24
58,8 60
27 14
33,8 35
6 2
7,4 5
80 40
100 100
Berdasarkan tabel 4.26 dapat diketahui bahwa dari 80 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang selesai pengobatan,
terdapat 47 orang 58,8 dengan pemakaian zat ≤ 5 tahun, 27 orang 33,8
dengan pemakaian zat 6-10 tahun, dan 6 orang 7,4 dengan pemakaian zat 10 tahun. Dari 40 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang
pulang tidak selesai pengobatan terdapat 24 orang 60 dengan pemakaian zat ≤ 5 tahun, 14 orang 35 dengan pemakaian zat 6-10 tahun, dan 2 orang 5
dengan pemakaian zat 10 tahun. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara keadaan sewaktu pulang berdasakan lama pemakaian NAPZA.
4.3.18 Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Pengobatan
Distribusi proporsi keadaan sewaktu pulang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA berdasarkan pengobatan di Panti Sosial Pamardi Putra
“Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
88
Tabel 4.27 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita
Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA Berdasarkan Pengobatan di
PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014
No Keadaan Sewaktu
Pulang Jenis Pengobatan
Total Psikoterapi Farmakoterapi
dan Psikoterapi
f f
f
1 2
Pulang Selesai Pengobatan
Pulang Tidak Selesai Pengobatan
24 13
30 32,5
56 27
70 67,5
80 40
100 100
x
2
=0,078 df=1
p=0,78 Berdasarkan tabel 4.27 dapat diketahui bahwa dari 80 orang penderita
gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang selesai pengobatan, terdapat 24 orang 30 dengan jenis pengobatan psikoterapi dan 56 orang 70
dengan jenis pengobatan farmakoterapi dan psikoterapi. Dari 40 orang penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang pulang tidak selesai pengobatan
terdapat 13 orang 32,5 dengan jenis pengobatan psikoterapi dan 27 orang 67,5 dengan jenis pengobatan farmakoterapi dan psikoterapi.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara keadaan sewaktu
pulang berdasarkan pengobatan.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
89
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Deskriptif Distribusi Proporsi Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA