UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46
Menurut Data Rekapitulasi data Morbiditas pasien rawat jalan dan rawat inap di Rumah sakit Indonesia tahun 2010, gangguan jiwa penyalahgunaan
NAPZA terdapat pada laki-laki 2 kali lebih banyak dari perempuan.
2.5.2 Distribusi dan frekuensi Menurut Tempat
Selama tiga tahun berturut dari 2011, 2012, 2013, jumlah penyalahgunaan NAPZA terdapat paling banyak di Jawa Timur. Kasus-kasus penyalahgunaan
NAPZA umumnya terjadi di kota-kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Bandung, Medan, dll.
Penyalahgunaan NAPZA tidak hanya marak di perkotaan, tetapi juga di pedesaan. Jika kita melihat faktor penyebab dari penyalahgunaan NAPZA dimana
kondisi individualis, mobilitas dan aktivitas orang tua yang tinggi sehingga kurang komunikasi dengan anak, dan gaya hidup life style dimana tempat
hiburan yang menjadi lokasi strategis untuk peredaran NAPZA juga lebih banyak didaerah perkotaan, dan diikuti dengan rasa kesepian tinggi, maka daerah
perkotaan lebih berisiko untuk terjadi penyalahgunaan NAPZA. Dimana gangguan jiwa juga lebih sering terjadi didaerah perkotaan.
2.5.3 Penyebab atau Determinan
Adapun penyebab atau determinan gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA adala sebagai berikut:
1. Faktor Individu
Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik,
psikologik maupun sosial yang pesat. Perubahan yang cepat kadang-
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47
kadang menimbulkan ketegangan, keresahan, kebingungan, perasaan tertekan, rasa tidak aman dan tidak jarang menjadi depresi Ardiani, 2011
Jenis Kelamin Juga memberikan kontribusi dalam mempengaruhi terjadinya gangguan penyalahgunaan NAPZA. Ada kecenderungan bahwa
laki-laki harus selalu berprestasi dan menerima tanggung jawab dalam keluarga. Tekanan tersebut menimbulkan ketegangan dan untuk
mengatasinya seseorang akan memberontak yang salah satunya dengan menggunakan NAPZA Badan Narkotika Nasional
. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, mudah merasa bosan
dan jenuh, keinginan untuk mengikuti mode life style juga termasuk dalam faktor individu.
2. Faktor Lingkungan Sosial
a. Lingkungan keluarga Hubungan ayah dan ibu yang retak, komunikasi yang kurang efektif
antara orang tua dan anak, orang tua yang serba membolehkan permisif, kurangnya rasa hormat antar anggota keluarga, dan adanya
orangtua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahguna NAPZA. b. Lingkungan sekolah
Sekolah yang kurang disiplin, sekolah yang terletak dekat dengan tempat hiburan dan penjual NAPZA, sekolah yang kurang memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif, dan adanya murid pengguna NAPZA.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
48
c. Lingkungan Teman Sebaya Adanya kebutuhan akan pergaulan teman sebaya mendorong remaja
untuk dapat diterima sepenuhnya dalam kelompoknya. Penggunaan NAPZA sering dijadikan syarat atau tuntutan agar diterima di
kelompok untuk membuktikan rasa solidaritas pertemanan. d. Lingkungan MasyarakatSosial
Lemahnya pengegakan hukum, situasi politik, sosial, dan ekonomi yang kurang mendukung justru mendorong untuk mencari kesenangan
dalam penyalahgunaan NAPZA.
3. Faktor NAPZA