Lama Pemakaian Zat Berdasarkan Jenis Zat Jenis Pengobatan Berdasarkan Jenis Zat Yang Dipakai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 111

5.2.5 Lama Pemakaian Zat Berdasarkan Jenis Zat

Gambar 5.17 Distribusi Proporsi Lama Pemakaian Zat Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang memakai zat multiple dengan lama pemakaian ≤ tahun sebesar 52,1, lama pemakaian 6-10 tahun sebesar 38, dan lama pemakaian 10 tahun sebesar 9,9. Penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang memakai zat non multiple dengan lama pemakaian zat ≤ 5 tahun sebesar 69,4, lama pemakaian 6-10 tahun sebesar 28,6, dan lama pemakaian 10 tahun sebesar 2. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh proporsi lama 52,1 69,4 38 28,6 9,9 2 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Multiple Non Multiple P rop or si JENIS ZAT YANG DIPAKAI LAMA PEMAKAIAN ZAT BERDASARKAN JENIS ZAT YANG DIPAKAI 5 tahun 6-10 tahun 10 tahun Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 112 pemakaian zat di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf yang tertinggi pada pemakaian ≤ 5 tahun. Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chisquare menunjukkan p=0,087 berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama pemakaian z\at dan jenis zat yang dipakai.

5.2.6 Jenis Pengobatan Berdasarkan Jenis Zat Yang Dipakai

Gambar 5.18 Distribusi Proporsi Pengobatan Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang memakai zat multiple mendapatkan pengobatan psikoterapi sebesar 22,5, pengobatan farmakoterapi dan psikoterapi sebesar 77,5. Penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang memakai 22,5 42,9 77,5 57,1 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Multiple Non Multiple P rop or si Jenis Zat yang Dipakai PENGOBATAN BERDASARKAN JENIS ZAT YANG DIPAKAI Psikoterapi Farmakoterapi dan Psikoterapi Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 113 zat non multiple mendapatkan pengobatan psikoterapi sebesar 42,9 dan pengobatan farmakoterapi dan psikoterapi sebesar 57,1. Semua penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA mendapatkan pengobatan psikoterapi yaitu terapi kelompok community therapy di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara. Terapi ini dilakukan setiap hari selama residen berada dipanti rehabilitasi PSPP “Insyaf”. Terapi tersebut meliputi morning meeting and briefing,case loading, evening wrap up, confrontation and encounter group, static group, sharing circle,dynamiv group, religious class, dan personal accountability group evaluation. Terapi morning meeting and briefing bertujuan memberikan perubahan untuk residen dapat mengungkapkan perasaannya, meningkatkan kepercayaan dirinya, belajar bersikap jujur dan bertanggung jawab. Evening Wrap up Therapy bertujuan mengetahui perasaannya pada hari itu, dan residen lain memiliki kesempatan untuk memberikan sran kepada residen lain yang suasana hatinya sedang tidak enak, memunculkan rasa empati diantara residen, dan mengidentifikasi perasaan setiap residen. Apabila ada permasalahan bisa segera diatasi. Case Load therapy dilakukan tanpa melibatkan staff ataupun konselor panti sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara, dimana residen merencanakan suatu kegiatan untuk hari yang akan datang dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan masing-masing pribadi diantara residen ,memunculkan suatu tanggung jawab terhadap apa yang direncanakan, dan membiasakan hidup sederhana. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 114 Confrontation Group Therapy bertujuan membahas perilaku negative yang ada pada diri residen yang mengungkapkan masalahnya baik yang terjadi dalam fasilitas maupun diluar dan dicarikan solusinya. Pada Encounter Group Therapy dilakukan agar residen mengungkapkan perasaan marah, kesal, kecewa, terhadap residen yang lain yang mungkin terjadi saat rehabilitasi. Static Group Therapy dilakukan bersama pendampingan dari konselor dalam upaya perubahan perilaku residen dimana pada kegiatan ini membahas berbagai permasalahan kehidupan yang lalu dan membentuk komitmen diri dari residen. Sharing Circle bertujuan agar residen mampu mengungkapkan isu yang terjadi pada diri sendiri dan memberikan masukan pada residen yang lain sehingga terbentuk umpan balik yang positif. Selanjutnya pada dynamic group therapy bertujuan untuk membangun kehidupan kelompok yang dinamin dengan materi kegiatan permainan atau hal bersifat humor. Kegiatan ini membawa perubahan agar residen bisa mengatasi rasa jenuh terhadap kehidupan komunitas dan membangun kepercayaan diri di komunitas. Pada Religious Class Therapy bertujuan meningkatkan nilai-nilai keagaamaan,kepercayaan diri, dan sadar akan perbuatan yang dilakukan residen. Pada Personal Accountibility Group Evaluation bertujuan melatih kepekaan terhadap komunitas dengan menyadari kekurangannya dan memanfaatkan secara positif kelebihan yang dimilikinya. Pada Pengobatan Farmakoterapi untuk residen yang masih mengalami gangguan jiwa non-psikosa dimana masih memiliki kesadaran terhadap gangguan yang terjadi pada dirinya. Beberapa Farmakoterapi yang diberikan bagi penderita Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 115 gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA adalah obat anti depresan dan obat anti insomnia. Hal ini menunjukkan bahwa pengobatan farmakoterapi dan psikoterapi diberikan pada penderita gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA yang menggunakan zat multiple maupun non multiple karena zat NAPZA memberikan pengaruh terhadap sistem saraf pusat. Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chisquare menunjukkan p=0,03 berarti ada perbedaan yang bermakna antara pengobatan dan jenis zat yang dipakai.

5.2.7 Lama Perawatan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Dokumen yang terkait

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

15 116 82

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA pada Residen di Panti Sosial Parmadi Putra “Insyaf” Sumatera Utara.

3 79 133

Pengaruh Dukungan Orang Tua dan Teman Sebaya terhadap Perkembangan Pemulihan Penyalahgunaan Narkotika pada Remaja di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

1 69 138

Karakteristik Penderita Penyalahguna Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif Rawat Inap di Panti Rehabilitasi Narkoba Soteiria Medan Juni 2002- Desember 2003

0 13 100

KEBIJAKAN SANKSI PIDANA DALAM PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA (NAPZA)

0 0 10

Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

0 1 33

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Gangguan Jiwa - Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

0 0 26

BAB 1 PENDAHULUAN - Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

0 0 8

KARAKTERISTIK PENDERITA GANGGUAN JIWA PENYALAHGUNAAN NAPZA (NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF) DI PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA “INSYAF” SUMATERA UTARA TAHUN 2014

0 0 21

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

0 0 21