komitmen organisasi pada kantor akuntan publik. Hasil uji levene’s untuk variabel komitmen organisasi menunjukkan nilai p sebesar
0,920 yang lebih besar dari batas toleransi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel komitmen organisasi untuk auditor pria dan
auditor wanita memiliki variance yang sama.
b. Perbedaan kinerja auditor pria dan wanita pada kantor akuntan publik dilihat dari komitmen profesi.
Dari 90 auditor bekerja pada kantor akuntan publik di Jakarta yang dijadikan sampel, 65 responden pria, dan 25 responden wanita
telah memberikan penilaian pada faktor komitmen profesi seperti ditunjukkan pada tabel 4.13 sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji Independent-Sample t Test Yang Diproksikan Pada
Komitmen Profesi
Gender Mean
Perbedaan Mean
t Hitung Sig 2
tiled
Keterangan
Pria 66.9231
-1.7969 -1.021
0.310 Tdk
signifikan Wanita
68.7200 Levene’s
Test 9.116
0.003 Variance tdk
sama
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.13 diatas menunjukkan bahwa auditor pria memiliki
nilai rata-rata komitmen profesi lebih rendah yaitu sebesar 66,9231 , dibandingkan dengan auditor wanita yang memiliki rata-rata
komitmen profesi sebesar 68,7200 atau terjadi perbedaan sebesar - 1,7969.
Namun demikian hasil ini tidak didukung oleh hasil uji statistik dimana perbedaan tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan.
Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar -1,021 dengan sig 2-
tailed sebesar 0,310 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian Ho diterima atau Ha ditolak. Hal ini membuktikan tidak adanya
perbedaan kinerja antara auditor pria dan wanita yang dilihat dari komitmen profesi pada kantor akuntan publik. Hasil uji levene’s untuk
variabel komitmen profesi menunjukkan nilai p sebesar 0,003 yang lebih kecil dari batas toleransi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data
variabel komitmen organisasi untuk auditor pria dan auditor wanita memiliki variance yang tidak sama.
c. Perbedaan kinerja auditor pria dan wanita pada kantor akuntan publik dilihat dari motivasi.
Dari 90 auditor bekerja pada kantor akuntan publik di Jakarta yang dijadikan sampel, 65 responden pria, dan 25 responden wanita
telah memberikan penilaian pada faktor motivasi seperti ditunjukkan pada tabel 4.14 sebagai berikut:
Tabel 4.14 Hasil Uji Independent-Sample t Test Yang Diproksikan Pada
Komitmen Motivasi
Gender Mean
Perbedaan Mean
t Hitung Sig 2
tiled
Keterangan
Pria 38.2308
-0.1292 -0.097
0.923 Tdk
signifikan Wanita
38.3600 Levene’s
Test 0.151
0.699 Variance
sama
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.14 diatas menunjukkan bahwa auditor pria memiliki nilai rata-rata motivasi lebih rendah yaitu sebesar 38,2308,
dibandingkan dengan auditor wanita yang memiliki rata-rata motivasi sebesar 38,3600 atau terjadi perbedaan sebesar -0,1292.
Namun demikian hasil ini tidak didukung oleh hasil uji statistik dimana perbedaan tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan.
Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar -0,097 dengan sig 2-
tailed sebesar 0,923 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian Ho diterima atau Ha ditolak. Hal ini membuktikan tidak adanya
perbedaan kinerja antara auditor pria dan wanita yang dilihat dari motivasi pada kantor akuntan publik. Hasil uji levene’s untuk variabel
motivasi menunjukkan nilai p sebesar 0,699 yang lebih besar dari batas toleransi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel
komitmen organisasi untuk auditor pria dan auditor wanita memiliki variance yang sama.
d. Perbedaan kinerja auditor pria dan wanita pada kantor akuntan publik dilihat dari kesempatan kerja.
Dari 90 auditor bekerja pada kantor akuntan publik di Jakarta yang dijadikan sampel, 65 responden pria, dan 25 responden wanita
telah memberikan penilaian pada faktor kesempatan kerja seperti ditunjukkan pada tabel 4.15 sebagai berikut:
Tabel 4.15 Hasil Uji Independent-Sample t Test Yang Diproksikan Pada
Kesempatan Kerja
Gender Mean
Perbedaan Mean
t Hitung Sig 2
tiled
Keterangan
Pria 14.8154
-0.2646 -0.380
0.705 Tdk
signifikan Wanita
15.0800 Levene’s
Test 0.303
0.583 Variance
sama
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.15 diatas menunjukkan bahwa auditor pria memiliki
nilai rata-rata kesempatan kerja lebih rendah yaitu sebesar 14,8154, dibandingkan dengan auditor wanita yang memiliki rata-rata
kesempatan kerja sebesar 15,0800 atau terjadi perbedaan sebesar - 0,2646.
Namun demikian hasil ini tidak didukung oleh hasil uji statistik dimana perbedaan tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan.
Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar -0,380 dengan sig 2-
tailed sebesar 0,705 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian Ho diterima atau Ha ditolak. Hal ini membuktikan tidak adanya
perbedaan kinerja antara auditor pria dan wanita yang dilihat dari kesempatan kerja pada kantor akuntan publik. Hasil uji levene’s untuk
variabel kesempatan kerja menunjukkan nilai p sebesar 0,583 yang lebih besar dari batas toleransi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data
variabel kesempatan kerja untuk auditor pria dan auditor wanita memiliki variance yang sama.
e. Perbedaan kinerja auditor pria dan wanita pada kantor akuntan publik dilihat dari kepuasan kerja.
Dari 90 auditor bekerja pada kantor akuntan publik di Jakarta yang dijadikan sampel, 65 responden pria, dan 25 responden wanita
telah memberikan penilaian pada faktor kepuasan kerja seperti ditunjukkan pada tabel 4.16 sebagai berikut:
Tabel 4.16 Hasil Uji Independent-Sample t Test Yang Diproksikan Pada
Kepuasan Kerja
Gender Mean
Perbedaan Mean
t Hitung Sig 2
tiled
Keterangan
Pria 14.6154
-0.1046 -0.139
0.890 Tdk
signifikan Wanita
14.7200 Levene’s
Test 0.066
0.798 Variance
sama
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.16 diatas menunjukkan bahwa auditor pria memiliki
nilai rata-rata kepuasan kerja lebih rendah yaitu sebesar 14,6154, dibandingkan dengan auditor wanita yang memiliki rata-rata kepuasan
kerja sebesar 14,7200 atau terjadi perbedaan sebesar -0,1046. Namun demikian hasil ini tidak didukung oleh hasil uji statistik
dimana perbedaan tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar -0,139 dengan sig 2-
tailed sebesar 0,890 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian Ho diterima atau Ha ditolak. Hal ini membuktikan tidak adanya
perbedaan kinerja antara auditor pria dan wanita yang dilihat dari kepuasan kerja pada kantor akuntan publik. Hasil uji levene’s untuk