1999 mengemukakan bahwa jika seorang partner atau manajer selalu mempunyai sebuah masalah dengan akuntan wanitannya,
mungkin isu nyata adalah tentang gaya komunikasi orang tersebut. Meskipun sudah sepuluh tahun mempunyai akuntan wanita di
dalam kantor akuntan publik, masih menjadi masalah utama di dalam penyelesaian pekerjaannya. Akuntan publik juga sering
merasa kesulitan di dalam lingkungan akunting yang mana harus menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga terutama bagi
auditor wanita yang telah menikah. Dalam penelitian Mc Donald et. al 1997 yang dikutip
Trisnaningsih dan Iswati 2003 mengungkapkan bahwa pada bidang-bidang ilmu sosial istilah gender diperkenankan untuk
mengacu pada perbedaan antara pria dan wanita tanpa konotasi yang sepenuhnya bersifat biologis. Oleh karena itu pemahaman
gender dalam penelitian ini mengacu pada perbedaan-perbedaan antara pria dan wanita yang merupakan bentukan sosial yang tetap
melekat walaupun tidak disebabkan oleh perbedaan-perbedaan biologis yang menyangkut jenis kelamin.
Kesetaraan gender di Indonesia juga memiliki eksistensi yang kuat sebagai konsekuensi logis dari ditandatanganinya
konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 29 Juli 1980, tentang
kesepakatan dalam lapangan pekerjaan serta penggajian antara pria
dan wanita. Dan berikutnya pada tanggal 24 Juli 1984, konvensi ini kemudian diartifikasikan dengan undang-undang No.7 tahun1984
tentang pengesahan konvensi mengenai penghapusan diskriminasi terhadap wanita. Peraturan mengenai perlindungan terhadap
diskriminasi kepada para pegawai berdasarkan gender di Indonesia yang diatur dalam undang-undang Republik Indonesia No. 25
tahun 1997, tentunya juga turut mempengaruhi kesetaraan tersebut. Gender menjadi masalah jika ada salahsatu pihak yang dirugikan
atau mengalami ketidakadilan gender. Ketidakadilan gender bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan dan ini perlu dihilangkan dan
menghapuskan nilai-nilai demokratis di dalam pembagian tugas dilihat dari segi gener. Oleh karena itu dalam setiap kegiatan
auditor, indikator gender merupakan aspek penting yang perlu dipantau agar pelaksanaan kinerja auditor tidak timpang.
Menurut Betz 1989 yang dikutip Trisnaningsih dan Iswati 2003 menyatakan bahwa melalui pendekatan sosialisasi gender
Gender Socialization Approach yang menyatakan bahwa pria akan selalu berusaha mencapai keberhasilan yang kompetitif dan
lebih cenderung untuk melanggar aturan-aturan yang ada, karena mereka memandang prestasi sebagai suatu persaingan.
b. Efek Gender dalam Akuntan Publik
Faktor gender dapat berpengaruh terhadap kinerja khususnya pada kantor akuntan di Indonesia. Jika hasil penelitian
menunjukan adanya diskriminasi gender, maka harus diwaspadai apakah disebabkan karena faktor internal atau eksternal dari
individu yang bersangkutan. Jika faktornya dari dalam akuntan wanita internal, maka diharapkan mereka dapat lebih
meningkatkan profesionalnya sehingga mereka dapat menunjukan kemampuan yang tidak berbeda dengan akuntan pria yang akan
menghilangkan keraguan akuntan dalam memberikan tanggung jawab yang lebih tinggi dalam pekerjaan. Akan tetapi, jika
diskriminasi disebabkan karena faktor eksternal, seperti keraguan akan kemampuan auditor wanita hendaknya sikap seperti ini
dihilangkan saja karena baik auditor pria dan wanita mempunyai kemampuan, hak, dan kewajiban yang sama.
Akuntan memberikan informasi bagi pembuatan keputusan publik. Sebagai professional, akuntan dipercaya untuk menyajikan
informasi keuangan, untuk melaksanakan kewajibanya tersebut secara professional, perilaku seorang akuntan harus konsisten
dengan ide-ide dan etika yang tertinggi. Pemeriksaan akuntansi auditing adalah pemeriksaan
obyektif atas laporan keuangan yang disimpan oleh suatu perseroan, persekutuan atau firma, perusahaan perorangan ataupun
badan usaha lainnya. Dengan adanya laporan dari akuntan publik sebagai pihak yang independen, pihak luar di luar perusahaan yang
pertanggungjawabannya diperiksa akuntan publik seperti pemberi
kredit, pemegang saham dapat menilai pertanggungjawaban laporan keuangan untuk mengambil keputusan.
Pendekatan structural menyatakan bahwa perbedaan antara pria dan wanita disebabkan oleh sosialisasi awal terhadap pekerjaan
dan kebutuhan peran lainnya. Sosialisasi awal dipengaruhi oleh imbalan rewards dan biaya yang berhubungan dengan peran
dalam pekerjaan.
2. Tinjauan Umum Atas Audit a. Hakekat dan Pengertian Audit
Auditing merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur
mengenai suatu satuan usaha yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan
melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan Arens dan Lobecke, 1993.
American Accounting Association AAA dalam Louwers, Ramsay, Sinason dan Strawser 2005 mendefinisikan:
”Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence regarding assertions about economic actions
and events to ascertain the degree of correspondence between the assertions and established criteria and communicating the results
to interested users.”
Definisi auditing menurut Badan Pengawas Pasar Modal adalah: ”Pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik untuk
menyatakan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau badan telah disajikan dengan wajar. Pemeriksaan akuntan publik
atas laporan keuangan sesuai dengan norma pemeriksa akuntan mengenai laporan keuangan tersebut”.
Komite Konsep Audit Dasar Commitee on Basic Auditing Concepts 1973 dalam Halim 2003 mendefinisikan auditing
sebagai suatu proses sistematis mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif sehubungan dengan asersi atas tindakan
dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dan menetapkan kriteria serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Mulyadi 1998 mendefinisikan auditing sebagai
suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan
dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Dari sudut Profesi Akuntan Publik, Auditing adalah Pemeriksaan examination secara obyektif atas laporan keuangan
suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara