Pembahasan 1. HASIL DAN PEMBAHASAN

pengembangan dan promosi serta mendapatkan penugasan serta dalam penetapan gaji atau kenaikan gaji secara berkala, hanya saja permasalahannya lebih kepada jam kerja yang tidak menentu, karena akuntan publik merupakan salah satu bidang pekerjaan yang paling sulit bagi perempuan atau wanita karena intensitas pekerjaannya.

5. Perbedaan kinerja auditor pria dan wanita pada kantor akuntan publik dilihat dari kepuasan kerja

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak adanya perbedaan antara auditor pria dan wanita yang dilihat dari kepuasan kerja pada kantor akuntan publik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Shorea Dwarawati 2005 akan tetapi berlawanan dengan penelitian Sri Trisnaningsih 2003 yang menyatakan bahwa ada perbedaan kepuasan kerja auditor pria dan wanita pada Kantor Akuntan Publik. Kenyataan ini bermakna bahwa terdapat kesetaraan kinerja auditor pria dan wanita pada kantor akuntan publik dalam hal kepuasan kerja. Hal ini disebabkan karena pimpinan telah memberikan treatmen yang sama terhadap kaum wanita yang bekerja pada kantor akuntan publik. Sehingga beban keja yang harus dipikul oleh wanita akan sama dengan mayoritas kaum pria yang bekerja pada kantor akuntan publik.

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan kinerja antara auditor pria dan wanita dilihat dari segi gender yang diproksikan pada komitmen organisasional, komitmen profesional, motivasi, kesempatan kerja dan kepuasan kerja pada kantor akuntan publik di Jakarta. Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini menyimpulkan bahwa: Terdapat kesetaraan komitmen organisasi antara auditor pria dan wanita yang bekerja pada kantor akuntan publik di Jakarta dengan kata lain bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor pria dan wanita. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sri Trisnaningsih 2003 akan tetapi berlawanan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shorea Dwarawati 2005. Tidak terdapat perbedaan komitmen professional antara auditor pria dan wanita yang bekerja pada kantor akuntan publik di Jakarta, komitmen professional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor pria dan wanita. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sri Trisnaningsih 2003, Shorea Dwarawati 2005. Terdapat kesetaraan komitmen motivasi antara auditor pria dan wanita yang bekerja pada kantor akuntan publik di Jakarta dengan kata lain bahwa motivasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor pria dan wanita. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sri Trisnaningsih 2003, Shorea Dwarawati 2005. Tidak terdapat perbedaan kesempatan kerja antara auditor pria dan wanita yang bekerja pada kantor akuntan publik di Jakarta, kesempatan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor pria dan wanita. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sri Trisnaningsih 2003, tetapi berlawanan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shorea Dwarawati 2005. Sedangkan pada kepuasan kerja diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedan antara auditor Pria dan wanita, hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Trisnaningsih 2003, akan tetapi sejalan atau konsisten dengan penelitian Shorea Dwarawati 2005, I Made Narsa 2006 yang menyatakan bahwa perbedaan yang ada lebih disebabkan karena masalah faktor-faktor psikologis personal-individu. Jadi tidak terdapat perbedaan dalam kesempatan, kepuasan dan peranan bagi perempuan dan laki-laki dalam bidang akuntansi I Made Narsa 2006.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, didapatkan impilikasi. Pertama, bahwa semakin tinggi komitmen baik terhadap organisasi maupun profesi dan semakin patuh terhadap standar profesi, dan dapat termotivasi karena tidak hanya tertuju pada penghasilan semata karena sudah merupakan suatu kebutuhan serta memiliki rasa keterikatan dengan organisasi maka semakin bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas untuk menghasilkan kinerja yang lebih optimal. Kedua, dengan meningkatkan kinerja akuntan publik menjadi hal yang penting kerena akuntan publik merupakan asset penting Kantor Akuntan Publik dimana akuntan tersebut bekerja sebagai indikator keberhasilan Kantor Akuntan Publik. Selain itu diharapkan juga dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait sebagai dasar dalam mempertimbangkan rekruitmen dan pengembangan sumberdaya organisasi baik bagi auditor pria maupun wanita sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor secara optimal dan profesional bagi klienya sehingga kepercayaan masyarakat terhadap akuntan tetap terjaga dan bagi akuntan publik dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi era globalisasi saat ini.

C. Keterbatasan dan Saran 1. Keterbatasan

Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yang kemungkinan dapat menimbulkan bias atau ketidakakuratan pada hasil penelitian ini. Adapun keterbatasan penelitian antara lain: a. Penelitian ini menggunakan metode survei melalui kuesioner, peneliti tidak terlibat langsung dalam aktivitas di organisasi Kantor Akuntan Publik, sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui penggunaan instrumen secara tertulis. b. Hasil penelitian ini hanya dapat dijadikan analisis pada obyek penelitian yang terbatas profesi auditor pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta, sehingga memungkinkan adanya perbedaan hasil dan kesimpulan apabila dilakukan untuk obyek dan profesi yang berbeda. c. Pada pengukuran hasil kerja auditor pria dan auditor wanita pada KAP tidak diukur oleh pimpinan, tetapi diukur lewat jawaban para auditor- auditor KAP sendiri, sehingga kemungkinan terjadi jawaban yang bias mengingat objek cenderung enggan menilai rendah kinerjanya sendiri. Hal ini tidak dilakukan karena peneliti merasa kesulitan satu pimpinan memberikan penilaian terhadap beberapa bawahannya akan merasa keberatan.

2. Saran

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana dalam pengembangan literatur akuntansi keperilakuan. Selain itu diharapkan juga dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait sebagai dasar dalam mempertimbangkan rekruitmen dan pengembangan sumberdaya organisasi sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor secara optimal. Dengan demikian pihak manajer dalam merekrut auditor-auditor KAP sebaiknya untuk tidak bersikap diskriminatif, karena baik auditor pria maupun wanita memiliki kesetaraan dalam komitmen, motivasi, kesempatan kerja, dan kepusan kerja hanya saja pokok permasalahannya terletak pada intensitas jam kerja yang tidak menentu. Melihat analisis dan kesimpulan yang didapat ada beberapa hal dapat disarankan kepada:

Dokumen yang terkait

Perbedaan Kinerja Auditor Dilihat Dari Sisi Gender Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Medan

2 46 71

Pengaruh gender kompleksitas tugas, dan kompetensi auditor terhadap audit judgment : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

2 10 99

Analisis pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit dengan ukuran kantor akuntan publik segabai variabel moderating: studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta

0 5 148

analisis aplikasi prosedur analitik dalam audit umum atas laporan keuangan oleh kantor akuntan publik : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

0 29 124

Pengaruh pengalaman auditor terhadap keahlian auditor dalam mengaudit perusahaan : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

0 5 92

Analisis pengaruh perencanaan audit dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja akuntan publik : Studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta

0 4 92

PENGARUH HUMAN CAPITAL TERHADAP KINERJA AUDITOR (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA)

0 8 28

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya).

0 1 153

PENGARUH HUMAN CAPITAL TERHADAP KINERJA AUDITOR (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA)

0 0 31

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya)

0 1 16