Perilaku Auditor Sesuai dengan Tuntutan Organisasi

dengan fakta atau kondisi yang sebenarnya, tanpa dipengaruhi, prasangka, interpretasi maupun kepentingan - kepentingan pribadi auditor atau pihak – pihak yang berkepentingan dengan hasil audit adalah diantaranya sebagai berikut: a Dapat mempertahankan kriteria atau kebijakan – kebijakan yang masih relevan atau berlaku. b Bersikap tegas dalam mengemukakan hal – hal yang menurut pertimbangan dan keyakinan perlu dilakukan. c Tidak dapat diintimidasi serta tidak tunduk karena tekanan orang lain, bersikap tenang dan mampu mengendalikan diri. 6 Auditor wajib menyimpan rahasia jabatan, negara, rahasia pihak yang diaudit dan hanya dapat mengemukakannya kepada pemerintah dan atau pejabat yang berwenang adalah diantaranya sebagai berikut: a Dokumen tertulis seperti surat menyurat, notulen rapat dan lain – lain. b Informasi secara lisan dan atau rekaman – rekaman suara. c Saling mengingatkan untuk senantiasa mematuhi kode etik.

b. Perilaku Auditor dalam Interaksi Sesama Auditor

1 Auditor berkewajiban saling memiliki rasa kebersamaan atau kekeluargaan diantara sesama auditor adalah diantaranya sebagai berikut: a Saling berkomunikasi informasi yang dianggap penting mengenai obyek atau pihak yang pernah diauditnya kepada auditor yang lain akan menjalankan tugas terhadap obyek yang sama. b Tidak mengatasnamakan sesama auditor untuk tujuan yang bersifat pribadi. c Tidak berselisih pendapat dihadapan pihak yang diaudit. d Tidak menjelek – jelekkan sesama auditor dihadapan pihak yang diaudit. e Tidak mempermalukan sesama auditor dihadapan yang diaudit. f Tidak mengadu domba mengenai perilaku sesama auditor.

c. Perilaku Auditor dalam Interaksi dengan Pihak yang Diaudit

1 Setiap auditor harus senantiasa menjaga penampilannya sesuai dengan tugas auditor adalah diantaranya sebagai berikut: a Berpakaian sederhana, sopan, rapi sesuai dengan kelaziman. b Gaya bicara yang wajar, tidak berbelit – belit dan menguasai pokok permasalahan. c Nada suara yang wajar, sopan dan tidak berkesan emosional. d Cara duduk yang sopan. 2 Setiap auditor harus mampu menjalin iteraksi yang yang sehat dengan pihak yang diaudit adalah diantaranya sebagai berikut: a Mampu berkomunikasi secara persuasif tidak represif atau agresif dengan pihak yang diaudit. b Memperlakukan pihak yang diaudit sebagai subyek dan bukan sebagai obyek. c Dapat dan mampu atau mengerti terhadap tugas – tugas atau kesibukan yang diaudit, namun harus tetap menjaga kelancaran dan ketepatan dalam pelaksanaan tugas audit. 3 Setiap auditor harus mampu menciptakan iklim kerja yang sehat dengan pihak yang diaudit adalah diantaranya sebagai berikut: a Auditor harus selalu independen dan obyektif. b Tidak memanfaatkan pelaksanaan tugas untuk kepentingan diluar kedinasan. c Tidak berbelit – belit atau mengada – ada dalam mencari informasi atau data. d Dapat menumbuhkan dan membina sikap positif. 4 Setiap auditor wajib menggalang kerjasama yang sehat dengan pihak yang diaudit adalah diantaranya sebagai berikut: a Tidak mencari informasi atau data dari pihak yang tidak berkompeten mengenai masalah yang diauditnya. b Tidak membicarakan segi – segi negatif pihak yang diaudit dengan pihak yang berkepentingan atau tidak berkepentingan. c Saling mempercayai atau menghargai dan dapat berkerjasama dengan pihak yang diaudit sesuai dengan tujuan audit. d Bersifat mendidik terhadap yang diaudit dan mau membantu, mendorong, dan membina pihak yang diaudit bila ada permasalahan yang timbul dalam pekerjaannya. e Tidak memberikan perintah – perintah yang sifatnya pribadi terhadap pihak yang diaudit.

4. Variabel Kinerja a. Komitmen Organisasional

Definisi organisasi menurut Edgar seperti yang dikutip Sutarto dalam “Dasar – dasar organisasi” 1998:35 adalah: “Koordinasi yang rasional dari aktifitas – aktifitas sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan yang jelas, melalui pembagian kerja dan fungsi dan melalui jenjang wewenang dan tanggung jawab”. Organisai disini adalah kantor akuntan publik tempat dimana auditor bekerja. Faktor yang dapat menimbulkan organisasi antara lain orang – orang, kerjasama dan tujuan tertentu. Berbagai

Dokumen yang terkait

Perbedaan Kinerja Auditor Dilihat Dari Sisi Gender Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Medan

2 46 71

Pengaruh gender kompleksitas tugas, dan kompetensi auditor terhadap audit judgment : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

2 10 99

Analisis pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit dengan ukuran kantor akuntan publik segabai variabel moderating: studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta

0 5 148

analisis aplikasi prosedur analitik dalam audit umum atas laporan keuangan oleh kantor akuntan publik : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

0 29 124

Pengaruh pengalaman auditor terhadap keahlian auditor dalam mengaudit perusahaan : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

0 5 92

Analisis pengaruh perencanaan audit dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja akuntan publik : Studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta

0 4 92

PENGARUH HUMAN CAPITAL TERHADAP KINERJA AUDITOR (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA)

0 8 28

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya).

0 1 153

PENGARUH HUMAN CAPITAL TERHADAP KINERJA AUDITOR (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA)

0 0 31

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya)

0 1 16