serta gaji. Secara umum auditor wanita tampak puas terhadap kebanyakan aspek pada lingkungan kerjanya, hanya saja area
yang memberi kepuasan terendah bagi mereka adalah gaji dan kesempatan promosi yang tersedia.
Dalam penelitiannya Luthans 1995 yang dikutip Emilisa 2001 menyatakan bahwa kepuasan kerja memiliki
tiga dimensi. Pertama, bahwa kepuasan kerja tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat diduga. Kedua, kepuasan kerja
sering ditentukan oleh sejauh mana hasil kerja memenuhi atau melebihi harapan seseorang. Ketiga, kepuasan kerja
mencerminkan hubungan dengan berbagai sikap lainnya dari pada individual.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai perbedaan kinerja laki-laki dan wanita pada kantor akuntan publik telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.
Penelitian-penelitian tersebut banyak memberikan masukan serta kontribusi tambahan bagi akuntan publik dalam meningkatkan kinerja
lebih optimal yang berkaitan dengan rekruitmen pegawai, penilaian kinerja, perencanaan kerja, pendidikan profesi dan penetapan staff. Pada
tabel 2.1 berikut ini disajikan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai perbedaan kinerja antara auditor laki-laki dan wanita pada kantor akuntan
publik.
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu
Peneliti Tahun
Judul Penelitian
Variabel Yang Diteliti
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Kesimpulan
Sri Trisnaningsih
2003 Perbedaan
Kinerja Auditor
Dilihat dari 1. Komitmen
Organisasi 2. Komitmen
Profesi Sampel:
Auditor yang bekerja pada
KAP di Jawa Ada kesetaraan
komitmen organisasional,
komitmen
Segi Gender 3. Motivasi 4. Kesempata
n Kerja 5. Kepuasan
Kerja Timur
Metode analisis data
menggunakan Uji Validitas,
Uji Reliabilitas,
Uji Independent
Sampel t Test. profesional,
motivasi dan kesempatan kerja
antara auditor pria dan wanita pada
KAP di Jawa Timur.
Sedangkan untuk kepuasan kerja
menunjukkan adanya perbedaan
antara auditor laki-laki dan
wanita.
Shorea Dwarawati
2005 Analisis
Perbedaan Kinerja
Karyawan KAP
Dilihat dari Segi Gender
Studi Empiris
pada KAP di Daerah
Istimewa Yogyakarta
1. Komitmen Organisasi
2. Komitmen Profesi
3. Motivasi 4. Kesempata
n Kerja 5. Kepuasan
Kerja Sampel:
Auditor yang bekerja pada
KAP di Kota Yogyakarta.
Metode analisis data
menggunakan Uji Validitas,
Uji Reliabilitas,
Uji Independent
Sample t Test. Ada kesetaraan
komitmen profesional,
motivasi dan kepuasan kerja
antara auditor pria dan wanita pada
KAP di Yogyakarta.
Sedangkan untuk komitmen
organisasi, dan kesempatan kerja
menunjukkan adanya perbedaan
antara auditor laki-laki dan
wanita.
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
Secara mendasar pria dan wanita adalah sama. Yang membedakan keduanya adalah bentuk secara lahiriah yaitu jenis kelamin yang mengacu
pada ciri biologis. Bidang akuntan publik merupakan salah satu bidang yang tidak terlepas dari diskriminasi gender, yang pada umumnya terletak
pada kinerjanya. Kinerja tersebut diukur pada komitmen organisasi, komitmen profesi, motivasi, kesempatan kerja, dan kepuasan kerja.
1. Komitmen Organisasional
Komitmen organisasi tercermin pada sikap individu, akan tetap bekerja pada organisasi yang ditunjukkan dengan kerja kerasnya.
Dengan kerja keras tersebut akan tampak kinerja seorang karyawan karena adanya rasa ikut memiliki organisasi. Trisnaningsih 2003,
dengan hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kinerja auditor pria dan auditor wanita dilihat dari
komitmen organisasi. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat ditetapkan hipotesis sebagai berikut:
Ha1: Terdapat perbedaan kinerja antara auditor pria dan wanita yang dilihat dari komitmen organisasi pada kantor akuntan publik.
2. Komitmen Profesional