Kategori Terorisme Terorisme 1. Definisi Terorisme

35 teroris untuk mengkategorikan penyebab kekerasan.Dalam sejumlah besar kasus itu adalah jelas bahwa masalah utama adalah kesenjangan dalam ekonomi. Dengan demikian, dalam buku Howell menjelaskan bahwa bukan hanya masalah yang timbul dari faktor politik maupun pemahaman agama yang berbeda saja yang dapat menyebabkan terjadi tindakan terorisme.Akan tetapi, tindakan terorisme atau lahirnya teroris dilihat dari faktor kesenjangan ekonomi pada diri teroris.

4. Model-Model Respon Aksi Terorisme

Pemerintah bisa memiliki respon yang berbeda-beda terhadap aksi terorisme di dalam negaranya. Macam-macam respon itu akan menghasilkan implikasi yang berbeda-beda menurut Gutteridge dan William dalam buku Budi Hardiman, sebagai berikut: a. Membiarkan. Jika suatu pemerintahan membiarkan aksi teroritis atau tidak menunjukan ketegasan yang dapat dibaca oleh rakyatnya, terbukalah peluang bagi rakyat untuk memulai bertindak sendiri dengan membentuk organisasi- organisasi paramiliter. Gerakan dari rakyat ini dapat dilihat sebagai melemahkan sistem Negara dalam menjamin keamanan rakyatnya. Kontra- teror dari rakyat akan menghasilkan teror baru, maka rantai kekerasan pun terbentuk. b. Menekan aksi terorisme dengan kebijakan totaliter. Menstabilkan atau memperkuat kontrol atas totalitas politis dengan membentuk sistem satu partai, mendirikan spionase, cek rutin dokumen-dokumen personal, kontrol atas kebebasan berpergian, kontrol atas media massa dan komunikasi massa, 36 penyaringan anggota-anggota partai, menyusun hukum yang memungkinkan untuk menjaring musuh-musuh politis, dan sebagainya. c. Kontra-teror terhadap teroris internasional plus demokrasi. Melakukan penyerangan terhadap basis-basis organisasi teroris atas nama demokrasi. d. Pendekatan lunak terhadap teroris. Memenuhi keinginan kaum teroris, seperti bisa terjadi dalam aksi pembajakan pesawat. Di lain pihak suatu negosiasi dengan teroris dapat dicurigai oleh publik demokratis sebagai politik arkanum. e. Pendekatan garis keras. Mengisolasi sel-sel kaum teroris, organisasi, pasokan logistik, dan pemimpin mereka. Hukum terhadap pelaku teror diperkeras. Intrumen-instrumen anti teroris dipercanggih dengan presisi yang tinggi. 44

5. Bentuk Kejahatan Terorisme

Dalam jurnal Muladi yang di kutip oleh Eddy Faisal dalam tesisnya yang menjelaskan kekerasan adalah pondasi terorisme, bahkan dapat dikatakan terorisme merupakan puncak dari aksi kekerasan Terrorism Is The Apex of Violence. Hal ini dikarenakan terorisme dapat menciptakan kekerasan ikutan Collateral Damage terhadap pihak ketiga yakni masyarakat umum yang seringkali bukan menjadi sasaran gerakan mereka. Dilihat dari cara-cara yang digunakan: 1. Teror Fisik, yaitu teror untuk menimbulkan ketakutan, kegelisahan melalui sasaran fisik jasmani dalam bentuk pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, penyanderaan, penyiksaan dan 44 Budi Hardiman, dkk, Terorisme Definisi, Aksi, dan Regulasi, h. 7-8. 37 sebagainya, sehingga nyata-nyata dapat dilihat secara fisik akibat tindakan teror. 2. Teror Mental, yaitu teror dengan menggunakan segala macam cara yang bisa menimbulkan ketakutan dan kegelisahan tanpa harus menyakiti jasmani korban psikologi korban sebagai sasaran yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan tekanan batin yang luar biasa akibatnya bisa gila, bunuh diri, putus asa dan sebagainya. Dilihat dari skala sasaran teror: 1. Teror Nasional, yaitu teror yang ditunjukan kepada pihak-pihak yang ada pada suatu wilayah dan kekuasaan Negara tertentu, yang dapat berupa: pemberontakan bersenjata, pengacauan stabilitas nasional dan gangguan keamanan nasional. 2. Teror Internasional. Tindakan teror yang ditujukan kepada bangsa atau Negara lain diluar kawasan Negara yang didiami oleh teroris, dengan bentuk: a. Dari Pihak yang kuat kepada pihak yang lemah. Dalam bentuk penjajahan, invansi, intervensi, agresi dan perang terbuka. b. Dari Pihak yang Lemah kepada Pihak yang Kuat. Dalam bentuk pembajakan, gangguan keamanan internasional, sabotase, tindakan nekat dan berani mati, pasukan bunuh diri dan sebagainya. 45 Dengan demikian, bentuk kejahatan terorisme dapat didefinisikan sebagai bentuk kekerasan karena kekerasan dengan terorisme sangat erat hubugannya. Bentuk lain dari kejahatan terorisme adalah teror. Teror yang sering terjadi yaitu teror fisik 45 Eddy Faisal, “Dampak Aksi Teroris Terhadap Masyarakat Indonesia Dalam Perspektif Ketahan Nasional”, Jakarta:Program Pascasarjana Program Studi Kajian Ketahanan Nasional Kekhususan Kajian Stratejik Intelejen Universitas Indonesia, 2004, h.41-45.