Latar Belakang Masalah Dampak Penyergapan Teroris oleh Densus 88 bagi Masyarakat Gg. H. Hasan Blok Gandaria Kelurahan Sawah Ciputat

5 membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya melainkan dengan sesuatu sebab yang benar. Sebagaimana diketahui, terorisme bukanlah kejahatan biasa. Terorisme merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan yang bersifat lintas negara, terorganisasi dan mempunyai jaringan luas, sehingga mengancam perdamaian dan keamanan nasional maupun internasional. Aktivitas terorisme terselenggara karena adanya faktor-faktor yang melingkupinya, seperti masalah kesenjangan sosial ekonomi, ketidakadilan, kemiskinan, dan tekanan-tekanan globalisasi karena tidak efektifnya manajemen publik dimana kelompok teroris itu berasal. 9 Selain itu, Indonesia merupakan salah satu negara yang dianggap memiliki ancaman besar, terutama dengan maraknya aksi teror bom di sejumlah tempat. Terorisme bisa dikatakan sebagai fenomena sosial yang sulit untuk dimengerti, bahkan oleh para teroris itu sendiri. Dengan seiring berjalannya waktu dan kemajuan teknologi, perkembangan terorisme mengakibatkan resiko besar bagi kehancuran alam dan kehidupan umat manusia. 10 Serta merusak generasi muda penerus bangsa, dikarenakan banyak anak-anak yang mengalami trauma psikis terhadap peristiwa terorisme yang terjadi baik berdampak terhadap fisik maupun psikis setiap anak 9 Alberto Abadie, Poverty, Political Freedom, and the Roots of Terrorism, NBER Working Paper No 1085, 2004, h. 3. 10 A.M. Hendropriyono, Terorisme Fundamentalis Kristen, Yahudi, Islam Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2009, h. 3. 6 tersebut. Dalam Undang-Undang Perlindungan Anak Bab III pasal 4 “Menjelaskan bahwa setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi ”. 11 Berdasarkan bab 3 pasal 4 dapat dikatakan bahwa anak berhak untuk tumbuh dan berkembang secara baik. Namun dengan adanya penyergapan teroris tersebut menjadikan salah satu anak yang tinggal dekat dengan lokasi penyergapan menjadi susah berkembang dengan baik dikarenakan mengalami trauma sehingga sulit bergaul, berbicara dan berperilaku di lingkungan sekitar. 12 Masalah terorisme ini juga mendapatkan perhatian besar dalam kebijakan luar negeri Indonesia di level regional khususnya di kawasan ASEAN dan level multilateral melalui forum PBB. 13 Dengan begitu, akibat dari peristiwa-peristiwa pemboman tersebut Indonesia sangat potensial untuk dijadikan sarang terorisme.Seperti yang diungkapkan oleh DR. A.C Manullang sebagai pengamat intelijen dan mantan Direktur Badan Koordinasi Intelijen Negara BAKIN. 14 Terkait dengan sebutan tersebut, belum lama ini pada awal tahun 2014 tepatnya pada malam pergantian tahun terjadi penggerebekan teroris di Kampung Sawah Jl. Ki. Hajar Dewantara, Gang Hj. Hasan, Blok Gandaria RT 04 RW 07 11 Undang-Undang Nomor 23 tentang Perlindungan Anak. 12 Wawancara Pribadi dengan Informan Yuni, Ciputat 24 Juli 2014. 13 Anggih Tangkas Wibowo, “Sosialisasi Hasil Penelitian DIPA 20 November 2013”, artikel diakses pada 13 Januari 2014 dari http:www.politik.lipi.go.idinkegiatan909-sosialisasi-hasil- penelitian-dipa-20-november-2013.html 14 Yostinus Tomi Aryanto, “Indonesia Potensi Sarang Teroris”, Tempo News Room, artikel diakses pada 13 Januari 2014 darihttp:tempo.co.idharianwawancarawaw-Manulang01.html 7 Kelurahan Sawah, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan. Masyarakat dikejutkan karena pada malam pergantian tahun itu berbeda dari malam pergantian tahun sebelumnya. Pada malam pergantian tahun kali ini telah terjadi baku tembak antara teroris dan Densus 88 Polri. Pihak kepolisian sudah mengindikasikan akan adanya ancaman terorisme saat penyelenggaraan pergantian tahun 2013 ke 2014 lalu. Dari hasil penggerebekan di Kampung Sawah Ciputat, tim Densus 88 Polri menemukan sejumlah bom rakitan, 7 buah granat rakitan hitam, 3 granat pipa besi, 2 bom sumbu hitam serta bahan-bahan untuk bom rakitan seperti potasium nitrat, arang hitam, dan black powder. Dalam penggerebekan teroris di Ciputat itu, tim Densus 88 Polri dan Polda Metro Jaya melumpuhkan 6 teroris, termasuk Dayat Kacamata yang disebut- sebut sebagai pemimpin penyerangan anggota Polri di Cirendeu dan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Agustus 2013 lalu. 15 Peristiwa terorisme di Kampung Sawah ini bukan pertama kali terjadi di Ciputat. Pada Maret 2010, tim dari Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Tangerang Selatan. Saat itu terjadi penggerebekan di sebuah rumah, toko penyedia jasa warung internet warnet Multiplus di Pamulang dan sebuah rumah di Gang Asem, Jl Setiabudi. Penyergapan saat itu menyebabkan 3 orang tewas ditembak karena dianggap melawan dan hendak melarikan diri saat ditangkap. Polisi juga menyatakan orang yang tewas dalam penggerebekan itu, salah satunya terduga teroris yang bernama Dulmatin, yang 15 Mei Amelia R, “Penggrebekan Teroris di Ciputat”, artikel diakses pada 13 Januari 2014 dari http:news.detik.comread20140102113054245640810kado-tahun-baru-polri-penggerebekan- teroris-di-ciputat 8 merupakan dalang dari peristiwa bom Bali 2002 lalu. Selanjutnya, pada September 2012, Densus 88 telah meringkus 2 terduga teroris di kawasan pemukiman Bintaro Sektor IX.Keduanya diduga kuat anggota kelompok teroris jaringan Muhammad Toriq, yang sebelumnya menyerahkan diri di kawasan Tambora, Jakarta Barat. Mereka dianggap bertanggung jawab atas ledakan bom di Beji, Depok, Jawa Barat. 16 Tidak berhenti di tahun 2012, pada 7 Mei 2013 lalu tim Densus 88 kembali datang ke Pamulang. Penggerebekan teroris ini terjadi lagi di kawasan Ciputat pasalnya dalam sebuah rumah milik Sigit Indrajit beliau hendak melakukan aksi bom bunuh diri.Penangkapannya berawal dari penggerebekan di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.Kemudian, Densus 88 juga menangkap seorang terduga teroris yang diduga terlibat dalam jaringan kelompok Abu Roban. Penangkapan itu dilakukan di kawasan Pondok Aren pada 8 Mei 2013 lalu. Seorang terduga teroris itu ditangkap bersamaan dengan penggerebekan teroris di Bandung, Jawa Barat. 17 Adapun penyergapan yang dilakukan di Kampung Sawah adalah yang terbesar. Sebanyak 6 orang dilumpuhkan tewas dan sejumlah senjata api, peluru dan bom juga ikut di sita. Polisi juga menemukan di rumah kontrakan tempat persembunyian keenam teroris uang ratusan juta rupiah yang diduga fai dana yang dikumpulkan untuk membiayai misi. Dari bukti uang tersebut diduga pula kelompok ini adalah perampok BRI di Panongan, Kabupaten Tangerang, pada tanggal 24 Desember 2013. Berdasarkan kasus diatas menimbulkan rasa cemas dan trauma 16 Dimas Siregar, “Tangerang Selatan Favorit Persembunyian Teroris?”, Tempo.Co, artikel diakses pada 21 Maret 2014 dari https:id.berita.yahoo.comtangerang-selatan-favorit-persembunyian- teroris-002045456.html 17 Ibid. 9 tersendiri bagi masyarakat yang tinggal di Gang H. Hasan, Blok Gandaria, Kelurahan Sawah, Ciputat. 18 Sebab, terorisme menjadi akar dari permasalahan yang kerap membuat suasana mencekam bagi masyarakat.Data tersebut didukung dari hasil observasi peneliti saat berkunjung ke tempat penyergapan teroris pada malam tahun baru 2014. Peneliti merasakan bahwa trauma masyarakat akan kejadian itu belum hilang dari benak mereka. Pernyataan tersebut didapatkan dari wawancara peneliti dengan salah satu informan saat peneliti berkunjung ke lokasi tersebut. Dengan demikian, peneliti memilih tema terorisme karena beberapa alasan. Pertama, isu yang terjadi pada kejadian di Kampung Sawah ini merupakan isu baru. Dengan begitu, menutup kemungkinan ada yang meneliti dengan tema penelitian tersebut khususnya di Prodi Kesejahteraan Sosial. Kedua, terorisme merupakan masalah yang penting untuk dikaji. Sebab, dengan adanya penelitian ini membuka pikiran terhadap pembaca, maupun masyarakat lain bahwa tindakan terorisme adalah tindakan yang sangat membahayakan bagi keamanan serta ketahanan negara ini. Sudah saatnya masyarakat mengetahui dan dengan penelitian ini dapat memberikan inspirasi serta peluang bagi para pekerja sosial untuk menangani peristiwa ini terlebih bagi masyarakat yang terdampak. 18 Wawancara Pribadi dengan Informan Zainab, Ciputat, 19 Febuari 2014. 10 Ketiga, kasus teroris di Ciputat ini merupakan kasus dengan jumlah teroris terbanyak pada kasus terorisme sebelumnya yang mencapai 6 teroris tewas saat Densus 88 melakukan penyergapan teroris di sebuah rumah kontrakan Kampung Sawah, Ciputat. Sedangkan, kasus sebelumnya menewaskan teroris tidak lebih dari 3 teroris. Seperti penyergapan di sebuah rumah toko penyedia jasa warung internet warnet Multiplus di Pamulang dan sebuah rumah di Gang Asem, Jl Setiabudi yang menewaskan 3 terduga teroris pada September 2012 tertangkapnya 2 terduga teroris di kawasan pemukiman Bintaro Sektor IX, pada 7 Mei 2013 kembali terjadi kasus bom bunuh diri di sebuah rumah milik Sigit Indrajit, dan peristiwa tersebut bersamaan dengan penangkapan teroris di Pondok Aren, yang diduga dalam jaringan kelompok Abu Roban. Dengan demikian, banyaknya teroris yang tertembak usai penggerebekan yang dilakukan oleh tim Densus 88 dan Polri di Gang H. Hasan Blok Gandaria, Kelurahan Sawah, Ciputat merupakan kasus dengan jumlah teroris terbanyak dari kasus terorisme sebelumnya dan peristiwa ini sudah menjadi perbincangan dan pemberitaan lintas internasional. Keempat, alasan lain peneliti memilih tema terorisme dalam penelitian ini, karena pada penggerebekan teroris di Kampung Sawah terjadi tepat pada malam pergantian tahun baru, padahari rabu tanggal 1 Januari 2014 pukul 00:00 WIB. Ini merupakan hal yang menarik bagi peneliti untuk melakukan penelitian di lokasi tepat warga menjadi korban dari para teroris yang bersembunyi di lingkungan mereka. Sebab, pada umumnyamalam pergantian tahun yang biasanya dirayakan dengan 11 bersenang-senang tetapi untuk kali pertamanya pada malam tahun 2014 lalu menjadi sejarah penting bagi warga Gang H. Hasan blok Gandaria, Kelurahan Sawah, Ciputat. Kelima, peneliti ingin mengetahui lebih dalam dampak apa saja yang ditimbulkan dari penyergapan teroris oleh Densus 88 bagi masyarakat Gang H. Hasan, Blok Gandaria, Kelurahan Sawah, Ciputat. Sebab, pasca penggerebekan teroris di Kampung Sawah, Ciputat ada 20 rumah lain yang berdekatan dengan rumah kontrakan tempat dimana Dayat “gembong teroris” Ciputat bersembunyi dengan kelima rekannya. Aksi para teroris yang terus membumi di tengah-tengah masyarakat dapat menimbulkan bahaya tersendiri bagi bangsa ini.Bukan hanya kerusakan fisik, tetapi dapat menimbulkan trauma psikis, dampak ekonomi maupun sosial. Maka, alasan keempat ini yang menjadikan dasar penelitian bagi peneliti karena apakah dampak yang disebutkan sebelumnya juga dirasakan masyarakat Kampung Sawah khususnya yang bermukim di Gang H. Hasan blok Gandaria RT 04 RW 07, Ciputat. Dengan demikian, berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “Dampak Penyergapan Teroris oleh Densus 88 Bagi Masyarakat Gang H. Hasan, Blok Gandaria, Kelurahan Sawah, Ciputat ”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan dan dibahas pada penulisan skripsi ini lebih terarah dan tidak meluas. Maka peneliti membatasi penelitian ini hanya di wilayah 12 Kampung Sawah Gang H. Hasan, Blok Gandaria RT 04 RW 07, Kelurahan Sawah, Ciputat. Fokus penelitian ini hanya satu pembahasan yaitu mencari dampak yang ditimbulkan dari penyergapan teroris pada malam pergantin tahun baru 2014 bagi masyarakat Kampung Sawah Gang H. Hasan, Blok Gandaria RT 04 RW 07, Kelurahan Sawah, Ciputat. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah yang akan menjadi acuan dalam penelitian ini, yaitu bagaimana dampak penyergapan teroris oleh Densus 88 Bagi masyarakat Gang H. Hasan, Blok Gandaria, Kelurahan Sawah, Ciputat? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam dampak yang ditimbulkan dari peristiwa penyergapan teroris pada malam pergantian tahun baru 2014 bagi masyarakat Gang H. Hasan, Blok Gandaria, Kelurahan Sawah, Ciputat terhadap peristiwa terorisme. 13

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Praktis - Menambah pengetahuan tentang terorisme dan kaitannya di bidang sosial. - Dengan mengetahui dampak masyarakat terhadap sosok teroris diharapkan dapat dijadikan bahan analisis bagi pemerintah, DENSUS 88 dan POLRI. b. Manfaat Akademis - Menambah referensi terkait dengan terorisme di bidang kesejahteraan sosial. - Diharapkan dapat menambah kontribusi keilmuan yang dapat dijadikan dokumentasi Perguruan Tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai bahan rujukan bagi para mahasiswa yang berkontribusi pada studi sosial dalam dimensi terorisme di bidang kesejahteraan sosial. c. Manfaat Sosial Penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk lebih terbuka dan peduli terhadap lingkungannya.Dengan kepedulian dan kemauan untuk mencari tahu serta melaporkan hal-hal yang dianggap tidak wajar kepada pihak yang berwajib baik ketua RT ataupun pihak kepolisian demi terwujudnya wilayah yang bebas teroris.

D. Metodelogi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan- penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau 14 dengan cara-cara kuantifikasi. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal terpenting suatu barang atau jasa. Hal terpenting suatu barang atau jasa yang berupa kejadian, fenomena, dan gejala sosial adalah makna di balik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi pengembangan konsep teori. Penelitian kualitatif dapat didesain untuk memberikan sumbangannya terhadap teori, praktis, kebijakan, masalah-masalah sosial, dan tindakan. 19 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan studi kasus. Dalam tradisi penelitian kualitatif, proses dan ilmu pengetahuan tidak sesederhana penelitian kualitatif, karena sebelum hasil-hasil penelitian kualitatif ditentukan atau ditemukan, tahapan penelitian kualitatif melampaui berbagai tahapan berpikir kritis-ilmiah, dimana sang peneliti berpikir secara induktif yaitu menangkap berbagai fakta dan fenomena-fenomena sosial melalui teorisasi berdasarkan apa yang diamati itu. 20 Studi kasus adalah metode penelitian yang menggunakan berbagai sumber data sebanyak mungkin data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Penelaah berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai macam instrumen pengumpulan data. Oleh karena itu, peneliti dapat menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipan, 19 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2012, h. 25. 20 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Edisi kedua Cetakan ke-5, Jakarta: Prenada Media Group, h.6. 15 dokumentasi-dokumentasi, rekaman, bukti-bukti fisik dan lainnya. Menurut Mulyana 2001:201, studi kasus peneliti berupaya secara seksama dan dengan berbagai cara mengkaji sejumlah besar variabel mengenai suatu kasus khusus. Dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian, peneliti bertujuan memberikan uraian yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. Karena itu, studi kasus mempunyai cirri-ciri: a. Partikularistik. Artinya studi kasus terfokus pada situasi, peristiwa, program atau fenomena tertentu. b. Deskriptif. Hasil akhir metode ini adalah deskripsi detail dari topik yang diteliti. c. Heuristik. Metode studi kasus membantu khalayak memahami apa yang sedang diteliti. Interpretasi baru, perspektif baru, makna baru merupakan tujuan dari studi kasus. d. Induktif. Studi kasus berangkat dari fakta-fakta di lapangan, kemudian menyimpulkan ke dalam tataran konsep atau teori. 21

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif. Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mencari dampak masyarakat Kampung Sawah Gang H. Hasan, Blok Gandaria, Keluarhan Sawah, Ciputat. Penelitian deskriptif bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang 21 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jilid 1,Jakarta: Prenada Media Group, 2006, h.65-66.