52
dapat  pula  dijadikan  sebagai  mekanisme  untuk  melakukan  pertahanan  diri  yang mengancam dan berbahaya.
2. Tanda dan Gejala Kecemasan
Menurut  Wolpe  seperti  dikutip  dalam  buku  Blackburn  dan  Davidson,  tanda dan  gejala  fisiologis  maupun  psikologis  merupakan  tanda  dan  gelaja  utama
kecemasan,  menggambarkan berbagai  fungsi  yang dapat  dipengaruhi oleh gangguan kecemasan.Tanda  dan  gejala  ini  harus  muncul  sebagai  syarat  diagnosis  bahwa
seseorang  memang  berada  dalam  keadaan  kecemasan.  Tanda  dan  gejala  kecemasan ini adalah:
a. Suasana hati : yaitu keadaan yang menunjukan ketidaktenangan psikis seperti
mudah  marah,  perasaan  sangat  tegang,  adanya  perasaan  sedih,  mudah  merasa terganggu.
b. Pikiran  :  yaitu  keadaan  pikiran  yang  tidak  menentu,  seperti  khawatir,  sukar
konsentrasi,  pikiran  kosong,  membesar-besarkan  ancaman,  memandang  diri sangat  sensitif,  merasa  tidak  berdaya.  Sering  menangis,  dan  selalu  merasa
kurang  istirahat.  Adanya  pikiran-pikiran  yang  tidak  objektif  terhadap  situasi yang mengancam, sulit mengingat dan mengambil keputusan.
c. Motivasi  :  dorongan  yang  kuat  untuk  mencapai  sesuatu,  seperti  menghindari
situasi  yang menimbulkan kecemasan, ketergantungan tinggi,  ingin  melarikan diri. Adanya perubahan pola tidur dan makan yang ekstrim.
53
d. Perilaku  :  yaitu  keadaan  diri  yang  tidak  terkendali  seperti  gelisah,  gugup,
kewaspadaan yang berlebihan. e.
Gejala  biologis  :  reaksi-reaksi  biologis  yang  muncul  tidak  terkendali,  seperti gerakan  otomatis  meningkat,  berkeringat,  gemetar,  berdebar-debar,  mual,
mulut  kering,  gangguan  pencemaran,  sakit  kepala  atau  gejala  penyakit lainnya.
66
3. Pandangan Teori Tentang Kecemasan
Teori Psiko Analisa
Menurut Freud kecemasan adalah reaksi individu terhadap ancaman-ancaman rasa  takut  dan  pengrusakan  dari  luar  yang  tak  siap  ditanggulanginya,  sehingga  ego
kewalahan  menghadapi  stimulasi  berlebihan  yang  tidak  dapat  dikendalikannya. Apabila  ego  tidak  dapat  menanggulangi  kecemasan  secara  rasional  akan  timbul
mekanisme pertahanan diri.
Freud  dalam  buku  Primusanto,  membagi  kecemasan  menjadi  tiga  yaitu kecemasan realitas sebagai rasa takut akan bahaya-bahaya nyata dari dunia luar, serta
dua kecemasan lain berasal dari kecemasan ini yaitu kecemasan neurotis berupa rasa takut  terhadap  hukuman  bila  insting  dipuaskan,  dan  kecemasan  moral  berupa  rasa
takut  terhadap  suara  hati.  Bagi  Freud,  kecemasan  adalah  “suatu  yang  dirasakan”,
66
Ibid, h. 41.