Profil Informan 6 Profil Kampung Sawah

81 Pernyataan Zainab merupakan dampak psikis dari tindakan terorisme seperti yang dijelaskan di paragraf sebelumnya. “iya itu apa kaya nya kita traumabanget saya”. 80 Hal tersebut ditambahkan oleh Yuni yang mengatakan bahwa ia trauma dari peristiwa terorisme yang terjadi di lingkungan rumahnya. “iya masih disitu menunjuk ke arah kanan dari rumah kontrakannya dulu makanya sekarang aku engga mau kesitu lagi ”. 81 Selanjutnya di dukung dari pernyataan S yang mengemukakan bahwa dirinya juga merasa trauma dari peristiwa terorisme. Sebab, ledakan bom dan tembakan akibat baku tembak antara DENSUS 88 dengan POLRI yang terdengar jelas olehnya. Hal tersebut seperti yang dijelaskan pada BAB II halaman 40, bahwa taktik terorisme dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu pengeboman. “cuma itu aja psikologisnya aja kayak takut kayak gitu.Iya, terus kalo denger petasan itu masih takut ”. 82 Selain itu, A juga mengungkapkan perasaannya dari peristiwa terorisme yang tidak ia sangka-sangka sebelumnya bisa terjadi di lingkungan ia tinggal. “wah saya ngebayangin wajahnya aja gitu kalo udah meninggal. Saya kan maen, pulang malem nongkrong. Ni aja sampe sekarang masih kepikiran dia aja kalo pulang malem sendiri ”. 83 80 Wawancara Pribadi dengan Informan Zainab, Ciputat 24 Juni 2014. 81 Wawancara Pribadi dengan Informan Yuni, Ciputat 24 Juni 2014. 82 Wawancara Pribadi dengan Informan S, Ciputat 7 Juli 2014. 83 Wawancara Pribadi dengan Informan A, Ciputat 7 Juli 2014. 82 Dari pernyataan keempat informan dijelaskan bahwa peristiwa terorisme menimbulkan perasaan takut dan trauma. Bagi Freud kecemasan adalah “suatu yang dirasakan”, seperti yang dijelaskan di BAB II halaman 52. Pada kasus seperti diatas terkait dengan teori Freud yang menjelaskan bahwa sesuatu yang dirasakan oleh diri seseorang dapat menimbulkan rasa cemas.Perasaan takut atau cemas dapat ditimbulkan dari pengalaman, fisiologis dan tingkah laku. Hal ini juga dirasakan oleh keempat informan, sebab pengalaman yang terjadi pada mereka merupakan pengalaman yang tidak akan pernah lupa dari ingatan mereka. Blackburn dan Davidson, dalam BAB II halaman 51 menjelaskan bahwa kecemasan merupakan mekanisme pertahanan diri oleh individu yang merasa terancam atau dalam kondisi berbahaya. Seperti yang dikemukakan oleh S bahwa dirinya merasa ancaman tersebut dari peristiwa terorisme belum berakhir dan ancaman itu akan datang kembali padanya. “saya takutnya gini, temennya itu kan pasti dia punya temen banyak kan. Kan suami saya kan sering di tv kan sering diwawancara, takutnya dia ngincer suami saya sama orang-orang sekitar sini takutnya itu aja sih. Kan dia pinter, “wah penduduk keluarganya nih yang ngasih tau” takutnya dia dendam, apalagi kan suami saya yang suka diwawancara sama itu kan wartawan yang live itu kan tv one. Takutnya entar suami saya diambil sama dia, terus ada ada serangan lagi gitu ”. 84 Namun berbeda dengan Yuni, meskipun ia trauma dengan peristiwa terorisme di lingkungannya Yuni dapat melepaskan trauma dalam dirinya ketika ia mengingat bahwa masih ada hal penting selain terbayang-terbayang kejadian pada saat malam tahun baru 2014 lalu. Demi menghidupi keluarganya Yuni bersikap seperti tidak 84 Wawancara Pribadi dengan S, Ciputat 7 Juli 2014.