Model-Model Respon Aksi Terorisme

39 melemparkan bom atau granat, menembakan peluncur roket serta penabrakan muatan bom terhadap sasaran. b. Serangan Bunuh Diri KamikazelSuicide Attack, merupakan aksi teror improvisasi yang menggabungkan metode pembunuhan dan pemboman yang bertujuan menimbulkan korban jiwa dari pihak subjek maupun objek aksi teror. Motif bunuh diri pelaku teror memiliki tujuan: 1 Penghilangan jejak aksi teror. 2 Ekspresi kejiwaan pelaku teror. 3 Ekploitasi pengaruh massa. c. Pembajakan, merupakan upaya penyanderaan terhadap warga sipil dengan memanfaatkan fasilitas transportasi umum, terutama pesawat terbang, kendaraan darat termasuk kereta api dan kapal penumpang. Metode pembajakan sempat popular pada dasawarsa 1970-1980 oleh kelompok teroris yang berafiliasi dengan PLO. d. Pembunuhan, taktik ini merupakan aksi terorisme yang tertua, dimana menjadi upaya penciptaan teror secara fisik melalui penghilangan kehidupan. Merujuk pada target sasaran maka teror pembunuhan dapat dibedakan menjadi: 1 Pembunuhan politik yakni upaya penghilangan nyawa terhadap seorang tokoh penting prominen seperti kepala Negara, pejabat pemerintahan, tokoh politik atau pemuka masyarakat yang mampu mengubah opini atau kebijakan publik. 2 Genosidapembantaian masal yakni upaya penghilangan nyawa sekelompok orang, yang cenderung dilakukan oleh kelompok mayoritas terhadap minoritas sehubungan upaya pembersihan golongan etnis, agama maupun politik. 40 e. Penghadangan, biasanya dilanjutkan dengan penyanderaan seperti biasa terjadi di kawasan Negara-negara Arab Maghribi dan gurun sub-sahara Mali, Niger, Mauritania dan Aljazair terhadap sejumlah warga Barat. f. Penculikan, biasanya diikuti tuntutan tembusan uang atau tuntutan politik lainnya. g. Penyanderaan, merupakan metode yang merujuk pada konsep tawanan perang Prisoner of War, dimana penyanderaan adalah upaya penawaran secara disengaja untuk memperoleh penebusan seperti dana, konpensasi politik maupun pertukaran tawanan, biasanya berhadapan langsung dengan aparat, menahan sandera ditempat umum. h. Perampokan, biasanya sasarannya adalah Bank atau mobil lapis baja yang membawa uang banyak, untuk membiayai kegiatan terornya. Dikalangan para teroris hal ini disebut Fa’I atau harta benda milik orang yang dianggap kafir yang diyakini sah dirampas dalam kondisi perang. Namun, kemudian aksi perampokan maupun penjarahan sebagai bentuk perampokan secara massa dimanfaatkan pula sebagai teror pemicu Chaos. i. Ancamanintimidasi, merupakan bagian dari teror psikologi dengan cara menyebarkan pesan tersirat maupun tersurat yang mengandung ancaman pemicu ketakutan, keresahan dan keputusasaan terhadap target teror seseorang atau sekelompok orang di daerah yang dianggap lawan sehingga pada akhirnya menyerah atau menuruti keinginan pelaku teror. Intimidasi