Dampak Ekonomi Masyarakat Kampung Sawah

88 Sebab, perilaku yang ditunjukan oleh salah satu teroris ini seperti individu pada umumnya bahkan ia dikenal sebagai sosok yang baik dan senang bersedekah. Akan tetapi, dari perbuatan itu semua tersirat maksud lain terhadap warga yang tinggal berdekatan dengan teroris Dayat karena, selain tujuan politik yang ingin dicapai penyebab seseorang menjadi teroris adanya sasaran yang pada umumnya adalah masayarakat sipil seperti yang dipaparkan dalam BAB II halaman 47. “Abisnya orangnya bae, sedekahnya itu yang engga putus-putus”. 92 “Soalnya semasa idupnya dayat ya kemari mulu.Asal pulang nguli, dibawain apa juga itu ke saya telor gitu ”. 93 “Dia tuh sama warga sini sopan banget mba, baik banget. Ramah juga ya baiklah pokoknya, perilakunya baik sama yang punya rumah juga baik suka ngasih sesuatu ”. 94 “orang dia mah juga orang baik, biasa aja gitu, pake kaca mata terus ngasih sedekah juga kalo bayar kontrakan ”. 95 Kehadiran Dayat teroris Ciputat yang bersembunyi di Kampung Sawah Gang H. Hasan, Blok Gandaria RT 04 RW 07, mampu membuat warga yang tinggal berdekatan dengannya tidak menaruh curiga sedikutpun terhadapnya.Perilaku Dayat alias Daeng ini mendapatkan perhatian khusus bagi penduduk Gang H. Hasan, Blok Gandaria.Sebab, sikap baiknya itu sudah melekat di benak mereka.Namun, setelah penggerebekan teroris yang terjadi tepat pada malam tahun baru 2014 meninggalkan dampak sosial bagi warga yang tinggal berdekatan dengan rumah kontrakan Dayat dan kelima rekan-rekannya yaitu menimbulkan perubahan sikap dari masyarakat dan hal tersebut timbul dari kecemasan setiap individu yang sedang mengalami ancaman 92 Wawancara Pribadi dengan Yuni,Ciputat 24 Juni 2014. 93 Wawancara Pribadi dengan Zainab,Ciputat 24 Juni 2014. 94 Wawancara Pribadi dengan S,Ciputat 7 Juli 2014. 95 Wawancara Pribadi dengan A,Ciputat 7 Juli 2014. 89 atau bahaya.Seperti yang dijelaskan oleh Wolpe dalam BAB II halaman 54, bahwa tanda dan gejala yang muncul dari diri individu merupakan hal yang terjadi pada umumnya apabila individu mengalami gangguan kecemasan.Salah satu tanda dan gejala dari gangguan kecemasan yaitu perilaku.Perilaku adalah keadaan diri yang tidak terkendali seperti gelisah, gugup, dan kewaspadaan yang berlebihan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan yaitu S. Ia menjadi lebih waspada dari sebelumnya yang cenderung cuek terhadap sekitarnya. “kansaya cuek pura-pura engga ngeliat aja kalo ada dia. Kalo sama orang cuek engga mau ambil pusing gitu. Selagi dia baik sama kita ya kita baik sama dia ”. 96 Higgins dan Molden dalam BAB II halaman 56 berpendapat bahwa tiap-tiap orang dapat memiliki kombinasi pengharapan, ingatan dan sikap yang unik berdasarkan sejarah sosial mereka dan pernyataan tersebut sama halnya yang terjadi pada S bahwa setelah peristiwa tersebut perilaku S terhadap orang yang baru ia kenal lebih waspada sebelum ia mengetahui bahwa orang yang selama ini ia kenal baik adalah teroris. “Sekarang, ya engga lah beda. Beda banget nada tegas.Kan kita belajar dari pengalaman, karena pengalamannya kaya gitu ya jadi kita harus selektip. Padahal dia orang baik-baik gitu tapi pas lewat kita curiga, wah jangan-jangan dia teroris nih padahalkan bukan tertawa yang bergamis, yang berjenggot kita udah nuduhnya ya kaya gitu ”. 97 Selain itu, ketiga informan lainnya juga berpendapat bahwa setelah terungkapnya teroris di lingkugan mereka, perilaku mereka terhadap warga lain menjadi tidak biasa. Zainab yang lebih memilih untuk tidak menemui orang yang 96 Wawancara Pribadi dengan S, Ciputat 7 Juli 2014. 97 Wawancara Pribadi dengan S, Ciputat 7 Juli 2014 90 tidak ia kenal. Sedangkan, Yuni memilih untuk menjauh ketika ada seseorang yang baru ia kenal menemuinya tanpa alasan yang jelas. Begitupun dengan A, tanpa berpikir panjang ia akan melaporkan kepada ketua RT setempat apabila ia mendapati seseorang yang mencurigakan di lingkungan ia tinggal. “Kaga mau pisan saya nemuin orang, pak camat, bu camat, polisi kali dah tuh datang. Kaga mao saya nemuin, diem aja saya mah didalem rumah nangis aja udah bisanya. Cuma ngobrol aja tapi dia kan kenal itu mah. Iya, kalo yang engga kenal mah engga saya jawab, saya konciin pintu ”. 98 “Kalau tujuannya baik saya terima kalau aneh gitu keliatannya apa enggak penampilannya serem saya menjauh.Saya juga kan tiap hari tutup pintu aja takut ada yang nemuin apa kesini sama lebih hati-hati aja ”. 99 “Iyaaa, saya langsung lapor ke RT kalo ngeliat yang aneh-aneh”. 100 Menurut Wyer dan Srull dalam BAB II halaman 57 menjelaskan bahwa setiap individu memiliki kerangka mental untuk menangkap informasi sosial atau pengalaman-pengalaman yang pernah terjadi.Seperti halnya masyarakat Kampung Sawah menangkap berbagai informasi bahkan turut merasakan peristiwa terorisme di lingkungannya pada malam pergantian tahun 2014 lalu. Berdasarkan informasi dan apa yang mereka alami, terbentuklah pengalaman-pengalaman baru di kehidupan mereka. Informasi dan pengalaman tersebut ada yang bersifat posotif dan adan pula yang bersifat negatif.Sedangkan, informasi dan pengalaman dari peristiwa terorisme ini berdampak negatif bagi mereka. Salah satu informan menilai bahwa akibat dari pengalamannya tersebut mempengaruhinya cara ia menilai seseorang.Menurut S ketika ia melihat individu lain yang baru ia kenal dari penampilan individu tersebut 98 Wawancara Pribadi dengan Zainab, Ciputat 24 Juni 2014. 99 Wawancara Pribadi dengan Yuni, Ciputat 24 Juni 2014. 100 Wawancara Pribadi dengan A, Ciputat 7 Juli 2014. 91 “berjenggot, berkumis, dan cara berpakaiannya” maka individu yang ia lihat adalah teroris. “ya dari penampilan baju gitu. Baju aja sih, sama yang kumisan terus ama yang jenggot-jenggotan. Ya soalnya yang kayak gitu kayak teroris sih ”. 101 Hal tersebut diungkapkannya karena, S menilai individu dengan ciri-ciri tersebut akibat dari pengalaman yang pernah terjadi padanya. Sebab, awal sebelum ia menilai individu lain seperti itu, sosok Dayat teroris adalah seorang yang ia kenal baik dan bukan mencirikan seperti teroris. “yang disini sih engga kayak gitu, orang penampilannya kaya kuli bangunan. Biasa aja gitu, engga yang aneh-aneh gayanya.Mikirnya ya pasti ada bom, ya pasti ada senjata ”. 102 Dengan begitu, peran pekerja sosial dapat ikut serta dan ambil bagian dari masalah terorisme ini. Peran serta fungsi pekerja sosial dalam menangani masyarakat yang terkena dampak dari penyergapan teroris oleh Densus 88 yaitu; pekerja sosial dapat berperan sebagai Perantara Broker. Sebab menangani kasus seperti ini pekerja sosial dapat berperan aktif untuk menghubungkan antara masyarakat Kampung Sawah dengan lembaga-lembaga yang terkait dengan dampak yang dialami oleh masyarakat tersebut. Kemudian menjadi perantara anatara masyarakat dengan pemerintah baik pemerintah lokal maupun pemerintah pusat. Lalu, pekerja sosial dapat berperan sebagai Pendidik Educator sebab, fungsi dari pekerja sosial di Kampung Sawah dapat memberikan pemahaman-pemahaman baru yang sebelumnya mereka tidak ketahui. Selain itu, pekerja sosial dapat melatih ibu-ibu maupun karang 101 Wawancara Pribadi d engan S, Ciputat 7 Juli 2014. 102 Wawancara Pribadi dengan S, Ciputat 7 Juli 2014. 92 taruna di Kampung Sawah untuk membentuk kegiatan selain kegiatan yang sudah mereka jalankan agar dampak yang mereka rasakan dapat berkurang dan hilang. 93 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di masyarakat Gang. H. Hasan, Blok Gandaria, Kelurahan Sawah, Ciputat dampak yang ditimbulkan dari penyergapan teroris pada malam pergantihan tahun 2014 sebagai berikut: 1. Dampak Psikis Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa informan dalam penelitian inimengalami dampak psikis. Dampak psikis tersebut meliputi; perasaan takut, cemas dan trauma apabila kedatangan warga yang baru dikenal, adanya perasaan takut ketika mendengar suara ledakan yang berasal dari ledakan “petasan”, timbul perasaan cemas atau kekhawatiran bahwa peristiwa yang sama akan terulang kembali, dan ketika mengingat pihak-pihak yang terkait dari peristiwa tersebut kembali mengingatkan mereka pada kejadian malam tahun baru 2014 lalu. 2. Dampak Ekonomi Dapat disimpulkan bahwa 2 dari 6 informan dalam penelitian ini mengalami kerugian materil. Sebab, mereka bertempat tinggal berdekatan dengan tempat persembunyian Dayat Kacamata “teroris” dan saat 94 penyergapan teroris dengan Densus 88 dan Polri. Jumlah rumah kontrakan berkurang menjadi 2 dari jumlah kontrakan sebelumnya yaitu yang berjumlah 3 pintu. Sedangkan, bagi informan kedua ia mengalami kerugian materil sebab pendapatan dalam pekerjaannya berkurang setelahpenggerebekan teroris di Gang H. Hasan, Blok Gandaria, Kelurahan Sawah, Ciputat. 3. Dampak Sosial Dalam penelitian ini, selain dampak psikis dan ekonomi yang disebabkan akibat peristiwa penyergapan teroris di Gang H. Hasan, Blok Gandaria, Kelurahan Sawah, Ciputat juga menimbulkan dampak sosial, yaitu: 1. Masyarakat menjadi lebih waspada dan tertutup jika bertemu dengan orang baru di lingkungannya. 2. Selain itu, dari hasil temuan dilapangan peneliti mendapatkan data akibat peristiwa terorisme yang terjadi di Kampung Sawah bahwa setelah peristiwa malam tahun baru itu hingga detik ini Kampung Sawah khususnya Gang H. Hasan, Blok Gandaria dikenal dengan julukan “Gang Teroris”. 3. Pemberitaan kasus terorisme di Kampung Sawah ini bukan lagi diketahui penduduk Indonesia akan tetapi, berita ini sudah menjadi berita Internasional. Artinya Kampung Sawah menjadi catatan lokasi selanjutnya dari tindakan terorisme di Indonesia. 95 4. Media juga berperan dalam pemberitaan ini, sebab peneliti menemukan setelah peristiwa ini terjadi di Kampung Sawah ketika kita mencari profil Kampung Sawah di pencarian internet atau Google, maka yang akan tampil mayoritas dari hasil pencarian tersebut adalah tentang terorisme yang terjadi pada malam tahun baru 2014 lalu.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran yang dibagi kedalam tiga kategori yaitu, saran praktis, saran akademis dan saran sosial. 1. Saran Praktis - Kepolisian Republik Indonesia Dalam penyergapan teroris, diharapkan pihak kepolisian untuk mempertimbangkan dengan kondisi lingkungan di sekitar lokasi penyergapan. Sebab, kata kunci: rehabilitasi nama baik, perlindungan sosial - Praktik Pekerja Sosial Memberikian pengajaran praktek kepada pekerja sosial mengenai permasalah terorisme yang ada di Indonesia sehingga menambah pengembangan intervensi assessment pekerja sosial terhadap permasalahn terorisme. 96 - Pemerintah Lokal Memberikian pengetahuan mengenai permasalah terorisme yang ada di Indonesia sehingga akan membantu pemerintah lokal membuat perencanaan dan program yang baik dalam mengatasi permasalahan terorisme yang sedang marak diperbincangkan. 2. Saran Akademis - Untuk kedepannya, diharapkan akan lebih banyak lagi penelitian tentang terorisme khususnya dalam bidang kesejahteraan sosial, karena penelitian tentang terorisme dalam bidang kesejahteraan sosial masih sangat sedikit dan belum banyak diteliti. - Kajian tentang terorisme seharusnya dapat diajarkan di dalam akademis khususnya di bidang kesejahteraan sosial. Hal ini bertujuan untuk dapat memberikan pengetahuan dan pencegahan lebih dini terhadap terorisme di kalangan mahasiswa. 3. Saran Sosial - Semua pihak termasuk masyarakat diharapkan dapat saling berkoordinasi dalam mencegah terjadinya terorisme. Dibentuknya suatu wadah di tiap unit desa seperti paguyuban dan komunitas untuk meminimalisir terjadinya aktivitas terorisme di masyarakat. - Masyarakat disarankan untuk lebih waspada dan selektif terhadap setiap anggota masyarakat dilingkungannya. Hal-hal yang berbentuk administratif seperti KTP, KK, SIM, dan tanda pengenal lainnya harus 97 ditertibkan sesegera mungkin untuk mencegah terjadinya tindakan terorisme.