Profil Informan 4 Profil Informan 5
80
lebih luas. Tabel 4.23 berikut akan menunjukan kondisi dampak informan yang
diklasifikasikan dari beberapa kategori. 1.
Dampak Psikis Masyarakat Kampung Sawah
Flemming Stohl, seperti dikemukakan dalam BAB II halaman 30 menyatakan bahwa tindakan terorisme merupakan tindakan yang menimbulkan
ketakutan dalam individu, kelompok, atau masyarakat. Sedangkan, taktik terorisme dalam menjalankan aksi-aksinya dengan cara pengeboman, serangan bunuh diri,
pembajakan, penculikan bahkan penyanderaan. Apabila hal ini terjadi di masyarakat, maka akan timbul suasana teror bagi masyarakat. Dengan begitu, tindakan terorisme
yang mampu mengancam kenyamanan terhadap diri seseorang dapat menimbulkan rasa takut dan rasa cemas bagi korbannya. Hal ini merupakan satu bentuk kejahatan
terorisme dengan cara yang digunakan teror mental. Teror mental seperti yang dijelaskan pada BAB II halaman 39 bahwa teror dengan menggunakan segala macam
cara yang bisa menimbulkan ketakutan dan kegelisahan tanpa harus menyakiti jasmani korban psikologi korban sebagai sasaran yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan tekanan batin yang luar biasa. Seperti yang dikemukakan oleh Zainab, bahwa ia trauma dari peristiwa
terorisme yang tejadi di rumah kontrakannya. Hal tersebut disebabkan, karena ia tidak menyangka bahwa ada sosok teroris di lingkungan ia tinggal dan akibat
penggerebekan teroris rumah kontrakan dan rumah yang ia tempati hancur.
81
Pernyataan Zainab merupakan dampak psikis dari tindakan terorisme seperti yang dijelaskan di paragraf sebelumnya.
“iya itu apa kaya nya kita traumabanget saya”.
80
Hal tersebut ditambahkan oleh Yuni yang mengatakan bahwa ia trauma dari peristiwa terorisme yang terjadi di lingkungan rumahnya.
“iya masih disitu menunjuk ke arah kanan dari rumah kontrakannya dulu makanya sekarang aku engga mau kesitu lagi
”.
81
Selanjutnya di dukung dari pernyataan S yang mengemukakan bahwa dirinya juga merasa trauma dari peristiwa terorisme. Sebab, ledakan bom dan tembakan
akibat baku tembak antara DENSUS 88 dengan POLRI yang terdengar jelas olehnya. Hal tersebut seperti yang dijelaskan pada BAB II halaman 40, bahwa taktik terorisme
dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu pengeboman. “cuma itu aja psikologisnya aja kayak takut kayak gitu.Iya, terus kalo denger
petasan itu masih takut ”.
82
Selain itu, A juga mengungkapkan perasaannya dari peristiwa terorisme yang tidak ia sangka-sangka sebelumnya bisa terjadi di lingkungan ia tinggal.
“wah saya ngebayangin wajahnya aja gitu kalo udah meninggal. Saya kan maen, pulang malem nongkrong. Ni aja sampe sekarang masih kepikiran dia
aja kalo pulang malem sendiri ”.
83
80
Wawancara Pribadi dengan Informan Zainab, Ciputat 24 Juni 2014.
81
Wawancara Pribadi dengan Informan Yuni, Ciputat 24 Juni 2014.
82
Wawancara Pribadi dengan Informan S, Ciputat 7 Juli 2014.
83
Wawancara Pribadi dengan Informan A, Ciputat 7 Juli 2014.