Profil Informan 3 Profil Kampung Sawah

79 Temuan selanjutnya yaitu tidak ada peran pekerja sosial di Kampung sawah pasca penyergapan teroris. Dalam membantu masyarakat yang mengalami trauma dilakukan oleh pihak dari kepolisian Republik Indonesia dan pakar psikologi. Dengan adanya penelitian ini, di harapkan pekerja-pekerja sosial dapat ikut andil dan menjadi kajian baru bagi pekerja sosial dalam masalah terorisme. Selain itu, temuan penting dalam penelitian ini yaitu berdampak buruk bagi anak-anak. Sebab, salah satu anak dari informan dalam penelitian ini yang berusia 4 tahun mengalami trauma dan anak tersebut menjadi anti sosial, tidak mau bersekolah, berbicara dan bergaul dengan lingkungannya.

B. Analisis Data

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisis dampak terorisme bagi masyarakat Kampung Sawah Jl. Ki Hajar Dewantara, Gang H. Hasan, Blok Gandaria RT 04 RW 07, Kelurahan Sawah, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan terhadap keenam informan, peneliti akan mulai menganalisa sesuai dengan tujuan dan kajian teori yang telah peneliti sajikan pada BAB II. Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui dampak akibat peristiwa terorisme yang terjadi di lingkungan tersebut.Pada BAB II halaman 1 dikemukakan berbagai pengertian terorisme.Salah satu diantaranya menyebutkan bahwa terorisme adalah tindakan yang disengaja untuk menimbulkan ketakutan dalam individu, kelompok, atau masyarakat dengan maksud untuk mempengaruhi khalayak yang 80 lebih luas. Tabel 4.23 berikut akan menunjukan kondisi dampak informan yang diklasifikasikan dari beberapa kategori. 1. Dampak Psikis Masyarakat Kampung Sawah Flemming Stohl, seperti dikemukakan dalam BAB II halaman 30 menyatakan bahwa tindakan terorisme merupakan tindakan yang menimbulkan ketakutan dalam individu, kelompok, atau masyarakat. Sedangkan, taktik terorisme dalam menjalankan aksi-aksinya dengan cara pengeboman, serangan bunuh diri, pembajakan, penculikan bahkan penyanderaan. Apabila hal ini terjadi di masyarakat, maka akan timbul suasana teror bagi masyarakat. Dengan begitu, tindakan terorisme yang mampu mengancam kenyamanan terhadap diri seseorang dapat menimbulkan rasa takut dan rasa cemas bagi korbannya. Hal ini merupakan satu bentuk kejahatan terorisme dengan cara yang digunakan teror mental. Teror mental seperti yang dijelaskan pada BAB II halaman 39 bahwa teror dengan menggunakan segala macam cara yang bisa menimbulkan ketakutan dan kegelisahan tanpa harus menyakiti jasmani korban psikologi korban sebagai sasaran yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan tekanan batin yang luar biasa. Seperti yang dikemukakan oleh Zainab, bahwa ia trauma dari peristiwa terorisme yang tejadi di rumah kontrakannya. Hal tersebut disebabkan, karena ia tidak menyangka bahwa ada sosok teroris di lingkungan ia tinggal dan akibat penggerebekan teroris rumah kontrakan dan rumah yang ia tempati hancur.