Teknik Pengumpulan Data Hipotesis Statistik

37 Berdasarkan kriteria indeks kesukaran soal, maka diperoleh 10 soal mudah, dan 3 soal sedang. Perhitungan lengkap lihat lampiran 9 halaman 99.

3. Uji Daya Pembeda

Uji daya pembeda bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan kemampuan siswa. Untuk mengetahui daya pembeda soal, digunakan rumus : 10 Keterangan : DP = daya pembeda pada tiapsoal BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab yang menjawab soal itu dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah PA = = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Dengan klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah: 11 Tabel 3.4 Kriteria daya pembeda Daya pembeda soal Kriteria 00,0 – 0,20 Jelek 10 Ibid h.213 11 Ibid, h.218 38 0,20 – 0,40 Cukup 0,40 – 0,70 Baik 0,70 – 1,00 Baik sekali Berdasarkan kriteria indeks daya pembeda soal, diperoleh 3 soal dengan kriteria baik sekali, soal baik, 8 soal dengan kriteria baik, 2 soal cukup, dan 2 soal jelek. Perhitungan lengkap lihat lampiran 8 halaman 97.

4. Uji Reliabilitas

Tingkat reliabilitas suatu instrument menunjukkan berapa kali pun data itu diambil akan tetap sama. Reliabilitas juga menunjukkan adanya tingkat keterandalan suatu tes. 12 Untuk mengetahui keajegan atau konsistensi tes yang digunakan sebagai instrumen, menggunakan rumus KR 20 yaitu : 13 r 11 = [ ] [ ∑ ] Keterangan: r 11 =koefesien reliabilitas tes K = banyaknya butir item valid 1 = bilangan konstanta ∑ = jumlah varians skor dari tiap-tiap butir item = varians total Sedangkan untuk menghitung varians skor digunakan rumus: ∑ ∑ Keterangan : n = banyaknya sampel = frekuensi ke-i = skor butir ke-i 12 Ibid h. 90 13 Ibid h. 100-101 39 = nomer soal Adapun kriteria pengujiannya 14 : Tabel 3.5 Kriteria reliabilitas soal Reliabititas Kriteria 0,80 - 1,00 Sangat tinggi 0,60 – 0,80 Tinggi 0,40 – 0,60 Sedang 0,20 -0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat rendah Perhitungan reabilitas dilakukan terhadap 13 soal yang valid. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai reabilitas sebesar 0,7855, maka instrumen tes tersebut dapat dikatakan mempunai tingkat reabilitas tinggi. Perhitungan lengkap lihat lampiran 10 pada halaman 101.

G. Tekhnik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata dengan uji-t karena varian populasi tidak diketahui, uji-t bisa dilakukan apabila dipenuhi normalitas, dan homogenitas varians.

1. Uji Prasyarat Analisis

a Uji normalitas Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan adalah uji Liliefors, dengan langkah langkah sebagai berikut : 1 Tentukan rumusan hipotesis 14 Ibid 86 40 2 Urutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar 3 Hitung nilai Zi dari masing-masing data dengan rumus : Zi = ̅ Keterangan : Zi = Skor baku Xi = Skor data ̅ = Nilai rata-rata S = Simpangan baku 4 Menentukan besar peluang untuk masing-masing nilai zi berdasarkan tabel zi sebut saja fzi dengan aturan : Jika zi 0 , maka fzi = 0.5 + nilai tabel Jika zi 0 , maka fzi =1 – 0.5 + nilai tabel Atau dengan microsoft excel dengan fungsi =normsdist, kemudian dilanjutkan dengan kolom dari tiap zi. 15 5 Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2. Z3, ... Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika proporsi dinyatakan dengan Szi maka : = 6 Hitung selisih F dan s kemudian tentukan nilai mutlaknya 7 Ambil nilai maksimum dari nilai-nilai mutlak selisih tersebut 8 Berikan interpretasi dengan membandingkan dengan . adalah nilai yang diambildari tabel nilai kritis uji liliefors. 9 Tentukan kriteria pengujiannya : Jika maka diterima Jika maka ditolak 15 Kadir,Sstatitiska: Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Jakarta: Rosmata Sampurna, 2010 h.109 41 b Uji homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan varians sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji fisher F, dengan langkah-langkah sebagai berikut; 1. Hipotesis = = = ≠ 2. Bagi data menjadi dua kelompok 3. Cari masing-masing kelompok nilai simapangan bakunya 4. Tentukankan F hitung dengan rumus; F = 1 2 = Dimana S² = ∑ ∑ 5. Tentukan kriteria pengujian: a. Jika F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen. b. Jika F hitung ≥ F tabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen.

2. Uji Hipotesis

Untuk hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan rumus “T” test. Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut; a. Menentukan hipotesis Ho : µ 1 ≤ µ 2 Ha : µ 1 µ 2 Keterangan : Ho = hipotesis nihil Ha = hipotesis alternative 42 µ 1 = hasil belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT µ 2 = hasil belajar dengan pembelajaran konvensional b. Menentukan α Tarafsignifikan yang digunakan adalah 0,05. c. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis Kriterianya :t hitung t tabel , maka Ho diterima t hitung t tabel , maka Ho ditolak. d. Menentukan t hitung Jika berdasarkan uji kesamaan varians, ditunjukkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka untuk pengujian hipotesis digunakan rumus: T hitung = ̅ ̅ √ dengan s g = √ Keterangan: ̅ 1 = rata-rata skor kelompok eksperimen ̅ 2 = rata-rata skor kelompok kontrol Sg = varians gabungan kelompok eksperimen dan kontrol S² 1 = varians kelompok eksperimen S² 2 = varians kelompok kontrol n 1 = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen n 2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol e. Melakukan pengambilan kesimpulan Jika operasi perhitungan pada langkah sebelumnya dinyatakan; t hitung t tabel , maka Ho diterima t hitung t tabel , maka Ho ditolak.

H. Hipotesis Statistik

43 Secara statistik hipotesis dinyatakan sebagai berikut: Ho : µ 1 ≤ µ 2 Ha : µ 1 µ 2 Keterangan : Ho = rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen sama dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol hipotesis nihil Ha = rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen berbeda dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol hipotesis alternative µ 1 = rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT µ 2 = rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan dengan pembelajaran konvensional 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada sub bab ini dijelaskan gambaran umum dari data yang telah diperoleh. Data-data yang dideskripsikan disini adalah data hasil posttest dari kedua kelas. Posttest dilakukan dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together Gambaran umum tentang data-data ini yang telah diperoleh meliputi nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata, median, modus, dan standar deviasi. Deskripsi data dalam penelitian ini adalah menggunakan data nilai terbesar, nilai terkecil, rata-rata, distribusi frekuensi data, histogram dan poligon dari masing-masing kelas. Data dari masing-masing kelas akan diuraikan sebagai berikut :

1. Data Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen

Untuk penyajian data yang lebih jelas guna mengetahui hasil perhitungan rata-rata dan penyebaran data di kelas eksperimen, maka penulis memaparkan data statistik tes hasil belajar yang diperoleh 30 siswa pada kelas eksperimen, pada tabel berikut: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen Statistik Kelas Eksperimen Nilai Terendah 65 Nilai Tertinggi 100 Banyak Sampel 30 Median Me 84,8 Modus Mo 85,6 Mean ̅ 82,46 Varians 108,579 Simpangan baku s 10,4 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil tes kelas eksperimen mempunyai nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 100 dengan mean 82,46. Sedangkan median dari hasil tes tersebut adalah 84,8, modus dari hasil belajar tersebut adalah 85,6 dan simpangan baku 10,4. Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen Nilai Interval f i f relatif f k- fk- fk+ fk+ 65-70 7 23,33333 7 23,3 30 100 71-76 2 6,666667 9 30 23 76,67 77-82 1 3,333333 10 33,3 21 70 83-88 13 43,33333 23 76,7 20 66,67 89-94 2 6,666667 25 83,3 7 23,33 95-100 5 16,66667 30 100 5 16,67 ∑ 30 100 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa kelas eksperimen terdapat yang berjumlah 30 orang siswa dapat diinterpretasikan sebanyak 10 siswa atau 33,3 yang memperoleh data di bawah interval rata- rata. Sedangkan siswa yang memiliki nilai di atas interval rata-rata adalah 7 orang siswa atau 23,3 , dan siswa yang berada pada interval rata-rata adalah sebanyak 13 orang atau 43,3. Secara visual hasil belajar matematika kelas eksperimen tersebut dapat dilihat pada grafik histogram dan poligon berikut: Gambar 4.1 : Histogram dan Poligon Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen

2. Data Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol

Untuk penyajian data yang lebih jelas guna mengetahui hasil perhitungan rata-rata dan penyebaran data di kelas kontrol, maka penulis memaparkan data statistik tes hasil belajar yang diperoleh 30 siswa pada kelas kontrol, pada tabel berikut: 2 4 6 8 10 12 14 65-70 71-76 77-82 83-88 89-94 95-100 Fr e ku e n si Interval nilai Histogram dan Poligon Nilai Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kelas Kontrol Statistik Kelas Kontrol Nilai Terendah 60 Nilai Tertinggi 95 Banyak Sampel 30 Median Me 73,3 Modus Mo 78,5 Mean ̅ 74,56 Varians 98,34 Simpangan baku s 9,916 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil tes kelas kontrol mempunyai nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 95 dengan mean 74,56. Sedangkan median hasil tes tersebut adalah 73,3, sedangkan modus pada data tersebut adalah 78,5 dan simpangan baku 9,916. Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut : Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol Nilai Interval f i f relatif f k- fk- fk+ fk+ 60-65 9 30 9 30 30 100 66-71 2 6,666667 11 36,66667 21 70 72-77 8 26,66667 19 63,33333 19 63,33333 78-83 6 20 25 83,33333 11 36,66667 84-89 2 6,666667 27 90 5 16,66667 90-95 3 10 30 100 3 10 ∑ 30 100 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa kelas kontrol terdapat yang berjumlah 30 orang siswa dapat diinterpretasikan terdapat 11 siswa atau 36,67 yang memperoleh nilai dibawah interval rata-rata. Sedangkan siswa yang memiliki nilai di atas interval rata-rata adalah 11 orang siswa atau 36,67 , dan siswa yang berada pada interval rata-rata adalah sebanyak 8 orang atau 26,7 . Gambaran visual distribusi frekuensi hasil belajar kelas eksperimen tersebut dapat dilihat pada grafik histogram dan poligon berikut:

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Pengaruh penggunaan alat peraga batang napier terhadap pemahaman konsep perkalian siswa kelas III SD Muhammadiyah 12 Pamulang

11 82 255

“Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Terhadap Penguasaan Konsep IPA Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang

2 15 208

Penerapan Media Lagu untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Kelas II SD Muhammadiyah 12 Pamulang

1 25 0

PERBEDAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 101772 TANJUNG SELAMAT.

0 2 25

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI DI SD MUHAMMADIYAH 12 MEDAN.

0 3 35

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 2 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 1 12

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR PECAHAN SISWA KELAS III SD NEGERI KOWANGAN TEMANGGUNG.

0 1 141

PERBEDAAN PEMBELAJARAN NHT DAN TPS DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 5 SD

0 0 10