36
r
xy
r
tabel
, maka soal tersebut valid dan jika r
xy
r
tabel
, maka soal tersebut tidak valid.
Dari hasil perhitungan validitas instrumen tes, maka dari 15 soal diperoleh 13 butir soal yang valid yaitu butir soal nomor
1,2,3,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15. Sebanyak 2 butir soal yang tidak valid yaitu soal nomor 4, dan 5. Perhitungan lengkap lihat lampiran
6 halaman 96.
2. Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal
Uji tingkat kesukaran butir soal bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang sesuai dengan kriteria perangkat soal yang
diharuskan untuk mengukur tingkat kesukaran. Untuk menghitung indeks kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut
:
8
P =
Keterangan: P = indeks kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran IK yang digunakan adalah :
9
Tabel 3.3 Indeks kesukaran instrument tes
P Keterangan
0,00 P ≤ 0,30 0,30 P ≤ 0,70
0,70 P ≤ 1,00 Soal kategori sulit
Soal kategori sedang Soal kategori mudah
8
Suharsimi, Arikunto, 2006, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, h.208
9
Ibid h. 210
37
Berdasarkan kriteria indeks kesukaran soal, maka diperoleh 10 soal mudah, dan 3 soal sedang. Perhitungan lengkap lihat
lampiran 9 halaman 99.
3. Uji Daya Pembeda
Uji daya pembeda bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan kemampuan siswa. Untuk mengetahui
daya pembeda soal, digunakan rumus :
10
Keterangan : DP = daya pembeda pada tiapsoal
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah
PA = = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab
benar PB =
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Dengan klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah:
11
Tabel 3.4 Kriteria daya pembeda
Daya pembeda soal Kriteria
00,0 – 0,20
Jelek
10
Ibid h.213
11
Ibid, h.218