Instrumen Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

dari prokrastinasi. Sebelas item dari 35 item merupakan item-item unfavorable, yakni item 6, 8, 11, 13, 17, 25, 27, 29, 30, 33 dan 34. Adapun blue print skala prokrastinasi dijelaskan dalam tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Blue Print Skala Prokrastinasi No Dimensi Indikator Item Jumlah Favorable Unfavorable 1. Membuang waktu  Menunda untuk memulai mengerjakan tugas  Menunda atau mengulur waktu dalam menyelesaikan pekerjaan 2,5,26,28,3 2 1,3, 7,18,22 6,25,27,29 5 9 2. Task avoidance  Menghindari tugas karena dianggap tidak menyenangkan  Menganggap suatu pekerjaan sulit dan kurang penting untuk dikerjakan 4,10, 12,15,21 14,23,31,35 8, 11, 17 13,30,33,34 8 8 3. Blaming others  Menganggap orang lain yang menyebabkan suatu pekerjaan menjadi sulit  Mencari alasan lain untuk melakukan prokrastinasi 16,19,20,27 9 4 1 Jumlah 24 11 35 b. Skala Pola asuh Skala pola asuh yang digunakan dalam penelitian diadaptasi dari Parental Authority Questionnaire PAQ yang dikembangkan oleh Buri dalam Riberio, 2009. PAQ didesain berdasarkan pengukuran tiga pola pengasuhan Baumrind yaitu pola asuh otoriter, demokratis dan permisif dalam Riberio, 2009. PAQ terdiri atas 30 item dimana masing-masing subskala memiliki 10 item yang digunakan untuk mengukur pola asuh ayah dan ibu. Parental Authority Questionnaire PAQ yang diadaptasi peneliti memiliki 4 alternatif jawaban SS = Sangat Setuju, S = Setuju, TS = Tidak setuju, dan STS = Sangat Tidak Setuju. Adapun blue print skala pola asuh orang tua dijelaskan dalam tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2 Blue Print Skala Pola Asuh Orang tua No Dimensi Indikator Item Jumlah Favorable Unfavorable 1. Otoriter  Orang tua bersifat membatasi, menghukum dan hanya sedikit melakukan komunikasi verbal  Mendesak anak untuk mengikuti petunjuk dan usaha orang tua 7,12,18,25 2,3,9,26,29 16 4 7 2. Demokratis  Mendorong anak untuk bebas tetapi tetap memberikan batasan dan mengendalikan tindakan anak  Pembuatan aturan dalam keluarga ditetapkan 8,22,27 11,20,23,30 15 4,5 4 6 berdasarkan kesepakatan bersama 3. Permisif  Orang tua bersikap serba bebas membolehkan  Tidak memberikan pengawasan dan pengarahan pada tingkah laku anak 6,14,19,24 13,17,21 1,10 28 6 4 Jumlah 23 7 30 c. Skala Self-regulated learning Skala Self-regulated learning yang digunakan dalam penelitian diadaptasi dari Motivated Strategies for Learning Questionnaire MSLQ yang dikembangkan oleh Pintrich, Smith, Garcia McKeachie dalam Artino, 2009. MSLQ terdiri atas 81 item dengan dua skala yakni Motivation scale Intrinsic Extrinsic Goal Orientation, Task Value, Control of Learning Beliefs, Self-Efficacy for Learning Performance, Test Anxiety, dan Learning Strategies Scale Rehearsal, Elaboration, Organization, Critical Thinking, Metacognitive Self- Regulation, TimeStudy Environmental Management, Effort Regulation, Peer Learning, Help Seeking. Respon dari jawaban responden di cantumkan pada 4 alternatif jawaban SS = Sangat Setuju, S = Setuju, TS = Tidak setuju, dan STS = Sangat Tidak Setuju. Beberapa item dari MSLQ ada yang bermakna negatif dan harus dibalik sebelum skor dihitung. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bagian kedua dari MSLQ yaitu Learning Strategies Scale. Adapun dimensi dalam skala kedua dari MSLQ tersebut adalah: strategi latihan, elaborasi, pengorganisasian, berpikir kritis, pengaturan diri metakognitif, manajemen waktu dan lingkungan belajar, pengaturan usaha, belajar dengan teman, dan pencarian bantuan. Adapun blue print skala self-regulated learning dijelaskan dalam tabel 3.3 berikut ini: Tabel 3.3 Blue Print Skala Self-Regulated Learning No Dimensi Indikator Item Jumlah Favorable Unfavorable 1. Latihan  Mengulang materi pelajaran dan menulis catatan  Aktif menghadiri kelas 8, 15, 28, 42 3 1 2. Elaborasi  Membangun hubungan internal antara hal yang harus dipelajari  Menggunakan informasi dari berbagai sumber untuk memahami materi 31, 33, 38 22,36,50 3 3 3. Pengorganisasian Mengelompokan, memilih ide utama dari materi pelajaran Menyusun dan memperhatikan judul, diagram, tabel, gambar dan grafik dalam memahami materi 1, 11,32 18 3 1 4. Berpikir kritis  Selalu tertarik tentang hal yang baru diketahui dan memikirkan kemungkinan alternatif  Mengembangkan ide- ide yang dimiliki 7, 40 16,20,35 2 3 5. Pengaturan diri metakognitif  Menyusun strategi dan rencana dalam proses belajar  Mengontrol dan mengevaluasi proses belajar yang telah dijalankan 5, 10, 23, 24,30, 45, 47, 48 13,25 26 2 9 3 6. Manajemen waktu dan lingkungan belajar  Membuat jadwal waktu untuk belajar  Mengatur tempat khusus untuk belajar 12, 39, 42 4,34 21, 46, 49 6 2 7. Pengaturan usaha Pengaturan self- management Komitmen untuk menyelesaikan tugas 17, 43 6,29 2 2 8. Belajar dengan teman Pertukaran ide dan informasi dengan teman Bekerja sama dengan teman dalam menyelesaikan tugas 3, 19 14 2 1 9. Pencarian bantuan Meminta bantuan teman Meminta bantuan guru 37, 44 27 9 3 1 Jumlah 42 8 50 Pada masing-masing skala tersebut ada pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Pengukuran tersebut didasarkan pada skala Likert dengan empat alternatif jawaban, yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS dan sangat tidak setuju STS. Untuk perhitungan skor pada tiap-tiap alternatif jawaban dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.4 Nilai Skor Jawaban Kode Favorable Unfavorable STS sangat tidak setuju 1 4 TS tidak setuju 2 3 S setuju 3 2 SS sangat setuju 4 1

3.5 Pengujian Validitas Alat Ukur

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Confirmatory Factor Analysis CFA dengan software Lisrel 8.7 Joreskog dan Sorbom, 1994. Adapun kriteriauntuk menentukan apakah model “fit” kesesuaian antara model penelitian atau model pengukuran dengan data empiris yaitu dalam Wijanto, 2008:  Analisis model pengukuran dilakukan dengan memeriksa t-value dari standardized loading factor λ dari variabel-variabel teramati dalam model, dimana t 1,96.  Uji kecocokan keseluruhan model pengukuran dilakukan dengan memeriksa nilai dari p-value 0,05; nilai Chi-square diharapkan kecil, Goodness of Fit Indeces GFI 0,09; Root Mean Square Error of Approximation RMSEA 0,08.

3.5.1 Uji validitas skala prokrastinasi

Penelitian ini bisa diuji secara empiris, jika memang pernyataan itu benar maka modelnya akan fit. Pada variabel prokrastinasi, peneliti melakukan analisis dengan menggunakan CFA dua tingkat second order2ndorder CFA. Pertama diteorikan bahwa ada tiga faktor komponen prokrastinasi yang masing-masing diukur oleh item yang telah ditetapkan tiga faktor tersebut adalah: membuang waktu, task avoidance dan blaming others. Kemudian diteorikan juga bahwa ketiga faktor ini adalah mengukur satu faktor saja yang bersifat lebih umum general factor, yaitu prokrastinasi. Setelah didapat item-item yang valid, kemudian dilakukan analisis dua tingkat second order2ndorder CFA, yang menghasilkan gambar berikut ini: