Teori perkembangan prokrastinasi Prokrastinasi

reward untuk mengulangi perilaku yang sama pada masa yang akan datang Bijou, dkk, dalam Ghufron Risnawita, 2010. c. Kognitif dan Behavioral-Cognitive Ellis dan Knaus dalam Ghufron Risnawita, 2010 memberikan penjelasan tentang prokrastinasi akademik dari sudut pandang cognitive- behavioral. Prokrastinasi akademik terjadi karena adanya keyakinan irasional yang dimiliki oleh seseorang. Keyakinan irasional tersebut dapat disebabkan oleh suatu kesalahan dalam mempersepsikan tugas sekolah. Menurut Burka dan Yuen dalam Ghufron Risnawita, 2010 seseorang melakukan prokrastinasi karena takut akan gagal fear of the failure yaitu ketakutan yang berlebihan untuk gagal. Seseorang menunda-nunda mengerjakan tugas sekolahnya karena takut jika gagal menyelesaikannya akan mendatangkan penilaian yang negatif akan kemampuannya. Akibatnya seseorang menunda-nunda untuk mengerjakan tugas yang dihadapinya.

2.1.3. Aspek-aspek prokrastinasi

Milgram dalam Ghufron Risnawita, 2010 mengemukakan bahwa terdapat empat aspek dalam perilaku prokrastinasi, antara lain: a. Suatu perilaku yang melibatkan unsur penundaan, baik untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas. b. Menghasilkan akibat-akibat lain yang lebih jauh, misalnya keterlambatan menyelesaikan tugas maupun kegagalan dalam mengerjakan tugas. c. Melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasi sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan, misalnya tugas kantor, tugas sekolah maupun tugas rumah tangga. d. Menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan, misalnya perasaan cemas, perasaan bersalah, marah, panik dan sebagainya. Selanjutnya Tuckman 1991 mengemukakan aspek-aspek prokrastinasi menjadi tiga macam, yang akan diuraikan sebagai berikut: 1. Membuang waktu Seorang prokrastinator biasanya memiliki kecenderungan untuk membuang-buang waktu hingga akhirnya dapat melakukan penundaan. Menurut Tuckman 1991 setiap orang mempunyai kecenderungan untuk melakukan suatu penundaan dalam melakukan suatu tugas ataupun pekerjaan. 2. Task avoidance menghindari tugas Yang dimaksud dengan task avoidance yaitu keadaan dimana seseorang cenderung menghindar dalam mengerjakan tugas dikarenakan mengalami kesulitan ketika melakukan hal yang dianggap tidak menyenangkan. Kemudahan dan kesenangan seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan mempengaruhi seseorang dalam melakukan penundaan atau prokrastinasi. 3. Blaming others menyalahkan orang lain Yang dimaksud dengan blaming others menyalahkan orang lain adalah kecenderungan menyalahkan kejadian eksternal atau orang lain untuk setiap konsekuensi dari prokrastinasi. Seseorang yang melakukan prokrastinasi