Dengan melihat tabel di atas p0,05, maka berarti F yang dihasilkan signifikan, yang artinya hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh IV
terhadap DV ditolak. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dari pola asuh orang tua otoriter ayah, demokratis ayah, permisif ayah, otoriter
ibu, demokratis ibu, dan permisif ibu, self-regulated learning strategi latihan, elaborasi, pengorganisasian, berpikir kritis, pengaturan diri metakognitif,
manajemen waktu dan lingkungan belajar, pengaturan usaha, belajar dengan teman dan pencarian bantuan, usia, jenis kelamin, dan kelas terhadap
prokrastinasi pada siswa MTs N 3 Pondok Pinang. Namun meskipun sudah ditemukan ada pengaruh IV terhadap DV, perlu dianalisa lebih lanjut mengenai R
square untuk mengetahui berapa persen varians DV yang dijelaskan oleh IV. Untuk tujuan tersebut datanya dipresentasikan pada tabel 4.11 sebagai berikut:
Tabel 4.11 Tabel R
square IV
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.741
a
.550 .518
6.54315 a. Predictors: Constant, kelas, otoriterayh, bljr_dgntmn, gender,
permisifibu, pncarianbntuan, latihan, permisifayh, pngturan_usha, dmkratis_ibu, demokratis_ayh, brpkirkritis, otoriteribu, mnjemenwktu,
pngturandiri, organisasi, elaborasi, Usia b. Dependent Variable: prokrastinasi
Dari tabel di atas, dapat kita lihat bahwa perolehan R square pada IV sebesar 0.55 atau 55 . Artinya proporsi varians dari prokrastinasi yang
dijelaskan oleh semua IV adalah sebesar 55 . Sedangkan 45 sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi dari setiap IV. Jika nilai t 1.96 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti bahwa IV tersebut
memiliki dampak yang signifikan terhadap prokrastinasi. Adapun penyajiannya akan ditampilkan pada Tabel 4.12 berikut ini :
Tabel 4.12 Tabel Koefisien Regresi IV
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
94.563 13.997
6.756 .000
otoriterayh -.152
.070 -.125
-2.190 .029
demokratis_ayh -.145
.062 -.132
-2.335 .020
permisifayh .112
.055 .101
2.033 .043
Otoriteribu .114
.065 .103
1.773 .077
dmkratis_ibu .080
.064 .074
1.256 .210
Permisifibu .053
.077 .039
.692 .489
Latihan -.066
.076 -.048
-.875 .382
Elaborasi -.019
.079 -.017
-.237 .812
organisasi -.159
.077 -.144
-2.052 .041
Brpkirkritis .097
.070 .085
1.379 .169
pngturandiri -.053
.076 -.048
-.693 .489
mnjemenwktu -.330
.074 -.276
-4.488 .000
pngturan_usha -.279
.062 -.239
-4.516 .000
bljr_dgntmn -.036
.062 -.029
-.586 .558
pncarianbntuan .268
.061 .203
4.404 .000
Usia -2.331
.913 -.237
-2.552 .011
Gender 1.062
.859 .056
1.236 .218
Kelas 4.802
1.088 .422
4.412 .000
a. Dependent Variable: prokrastinasi
Berdasarkan koefisien regresi pada Tabel 4.12 Tabel koefisien IV dapat disampaikan bahwa persamaan regresi adalah sebagai berikut :
Prokrastinasi = 94.563 – 0.152 otoriter ayah – 0.145 demokratis ayah + 0.112 permisif ayah + 0.114 otoriter ibu + 0.080 demokratis ibu + 0.053 permisif
ibu – 0.066 latihan – 0.019 elaborasi – 0.159 pengorganisasian + 0.097 berpikir kritis - 0.053 pengaturan diri metakognitif – 0.330
manajemen waktu dan lingkungan belajar – 0.279 pengaturan usaha – 0.036 belajar dengan teman – 0.268 pencarian bantuan
Keterangan: Tanda menunjukkan variabel signifikan
Dari Tabel 4.12 di atas, untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan, cukup melihat pada nilai signifikan pada kolom ke-6. Jika
signifikan 0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan signifikan juga pengaruhnya terhadap prokrastinasi, begitupun sebaliknya. Dari hasil tabel di atas,
IV yang signifikan terhadap prokrastinasi adalah otoriter ayah, demokratis ayah, permisif ayah, pengorganisasian, manajemen waktu dan lingkungan belajar,
pengaturan usaha dan pencarian bantuan. Adapun penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing IV adalah sebagai berikut :
1. Dimensi Otoriter Ayah : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar – 0.152 dan
signifikan sebesar 0.029, yang berarti bahwa dimensi otoriter ayah secara negatif mempengaruhi prokrastinasi dan signifikan. Jadi, semakin tinggi
otoriter ayah maka semakin rendah pula prokrastinasi.
2. Dimensi Demokratis Ayah : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar – 0.145
dan signifikan sebesar 0.020, yang berarti bahwa dimensi demokratis ayah secara negatif mempengaruhi prokrastinasi dan signifikan. Jadi, semakin tinggi
demokratis ayah maka semakin rendah pula prokrastinasi.
3. Dimensi Permisif Ayah : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.112 dan
signifikan sebesar 0.043, yang berarti bahwa dimensi permisif ayah secara positif mempengaruhi prokrastinasi dan signifikan. Jadi, semakin tinggi
permisif ayah maka semakin tinggi pula prokrastinasi.
4. Dimensi Otoriter Ibu : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.114 dan
signifikan sebesar 0.077, yang berarti bahwa dimensi otoriter ibu secara positif mempengaruhi prokrastinasi tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi
otoriter ibu maka semakin tinggi pula prokrastinasi.
5. Dimensi Demokratis Ibu : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.080 dan
signifikan sebesar 0.210, yang berarti bahwa dimensi demokratis ibu secara positif mempengaruhi prokrastinasi tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi
demokratis ibu maka semakin tinggi pula prokrastinasi.
6. Dimensi Permisif Ibu : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.053 dan
signifikan sebesar 0.489, yang berarti bahwa dimensi permisif ibu secara positif mempengaruhi prokrastinasi tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi
permisif ibu maka semakin tinggi pula prokrastinasi.
7. Dimensi Strategi Latihan : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.066
dan signifikan sebesar 0.382, yang berarti bahwa dimensi strategi latihan secara negatif mempengaruhi prokrastinasi tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin
tinggi strategi latihan maka semakin rendah pula prokrastinasi.
8. Dimensi Strategi Elaborasi : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar - 0.019
dan signifikan sebesar 0.812, yang berarti bahwa dimensi strategi elaborasi
secara negatif mempengaruhi prokrastinasi tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi strategi elaborasi maka semakin rendah pula prokrastinasi.
9. Dimensi Strategi Pengorganisasian : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar
-0.159 dan signifikan sebesar 0.041, yang berarti bahwa dimensi strategi pengorganisasian secara negatif mempengaruhi prokrastinasi dan signifikan.
Jadi, semakin tinggi strategi pengorganisasian maka semakin rendah pula prokrastinasi.
10. Dimensi Strategi Berpikir Kritis : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar
0.097 dan signifikan sebesar 0.169, yang berarti bahwa dimensi strategi berpikir kritis secara positif mempengaruhi prokrastinasi tetapi tidak
signifikan. Jadi, semakin tinggi strategi berpikir kritis maka semakin tinggi pula prokrastinasi.
11. Dimensi Strategi Pengaturan Diri Metakognitif : Diperoleh nilai koefisien
regresi sebesar –0.053 dan signifikan sebesar 0.489, yang berarti bahwa dimensi strategi pengaturan diri metakognitif secara negatif mempengaruhi
prokrastinasi tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi strategi pengaturan diri metakognitif maka semakin rendah pula prokrastinasi.
12. Dimensi Strategi Manajemen Waktu dan Lingkungan Belajar : Diperoleh
nilai koefisien regresi sebesar – 0.330 dan signifikan sebesar 0.000, yang berarti bahwa strategi dimensi manajemen waktu dan lingkungan belajar
secara negatif mempengaruhi prokrastinasi dan signifikan. Jadi, semakin
tinggi strategi manajemen waktu dan lingkungan belajar maka semakin rendah pula prokrastinasi.
13. Dimensi Strategi Pengaturan Usaha: Diperoleh nilai koefisien regresi
sebesar -0.279 dan signifikan sebesar 0.000, yang berarti bahwa dimensi pengaturan usaha secara negatif mempengaruhi prokrastinasi dan signifikan.
Jadi, semakin tinggi strategi pengaturan usaha maka semakin rendah pula prokrastinasi.
14. Dimensi Strategi Belajar dengan teman : Diperoleh nilai koefisien regresi
sebesar – 0.036 dan signifikan sebesar 0.558, yang berarti bahwa dimensi belajar dengan teman secara negatif mempengaruhi prokrastinasi tetapi tidak
signifikan. Jadi, semakin tinggi strategi belajar dengan teman maka semakin rendah pula prokrastinasi.
15. Dimensi Strategi Pencarian Bantuan : Diperoleh nilai koefisien regresi
sebesar 0.268 dan signifikan sebesar 0.000, yang berarti bahwa dimensi pencarian bantuan secara positif mempengaruhi prokrastinasi dan signifikan.
Jadi, semakin tinggi strategi pencarian bantuan maka semakin tinggi pula prokrastinasi.
16. Dimensi Usia : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar – 2.331 dan
signifikan sebesar 0.011, yang berarti bahwa dimensi usia secara negatif mempengaruhi prokrastinasi dan signifikan. Jadi, semakin tinggi usia maka
semakin rendah pula prokrastinasi.
17 . Dimensi Jenis Kelamin : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 1.062 dan
signifikan sebesar 0.218, yang berarti bahwa dimensi jenis kelamin secara positif mempengaruhi prokrastinasi tetapi tidak signifikan. Jadi, berdasarkan
mayoritas angket yang telah diisi dimana mayoritas jenis kelamin responden adalah perempuan maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi siswa yang
berjenis kelamin perempuan maka akan semakin tinggi prokrastinasi. Walaupun dalam hal ini secara statistik tidak signifikan jenis kelamin tidak
berpengaruh signifikan terhadap prokrastinasi.
18. Dimensi Kelas : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 4.802 dan signifikan
sebesar 0.000, yang berarti bahwa dimensi kelas secara positif mempengaruhi prokrastinasi dan signifikan. Jadi, semakin tinggi kelas maka semakin tinggi
pula prokrastinasi.
4.3.2. Pengujian proporsi varians untuk masing-masing independent variable
Peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varians dari masing-masing independent variable terhadap prokrastinasi. Secara keseluruhan
dapat dilihat proporsi varians seluruh IV terhadap prokrastinasi adalah sebesar 0.922, yang artinya 92,2 dari bervariasinya prokrastinasi dapat dijelaskan
melalui 18 independent variable. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai proporsi varians untuk masing-masing independent variable terhadap prokrastinasi, dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.13 Proporsi Varians untuk Masing-masing
Independent Variabel
Model R Square
Change Statistics R Square
Change F Change df1
df2 Sig.F Change
1 .000
.000 .063
1 270
.803 2
.065 .065
18.740 1
269 .000
3 .071
.006 1.698
1 268
.194 4
.072 .001
.158 1
267 .691
5 .076
.004 1.283
1 266
.258 6
.122 .045
13.723 1
265 .000
7 .189
.067 21.934
1 264
.000 8
.242 .053
18.282 1
263 .000
9 .252
.252 90.830
1 270
.000 10
.253 .002
.581 1
269 .447
11 .264
.011 4.002
1 268
.046 12
.353 .089
36.537 1
267 .000
13 .407
.054 24.367
1 266
.000 14
.407 .000
.125 1
265 .724
15 .459
.051 25.028
1 264
.000 16
.481 .022
11.146 1
263 .001
17 .003
.003 .691
1 270
.407 18
.200 .197
66.359 1
269 .000
Total .922
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Dimensi otoriter ayah memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 0.0 bagi bervariasinya prokrastinasi dengan F change = 0.063, P 0.05 dan df =
1,270; sehingga tidak signifikan. 2.
Dimensi demokratis ayah memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 6.5 bagi bervariasinya prokrastinasi, dengan F change = 18.740, P0.05 dan df =
1,269; sehingga signifikan.