Kategorisasi skor prokrastinasi Kategorisasi skor Kategorisasi skor pola asuh

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki skor self-regulated learning yang tinggi sebanyak 53 orang, 171 orang responden memiliki skor sedang, dan sebanyak 48 responden memiliki skor self-regulated learning yang rendah dari jumlah responden total sebanyak 272 orang.

4.2.3 Kategorisasi skor pola asuh

 Kategorisasi skor otoriter ayah Kategorisasi skor otoriter ayah akan dijelaskan pada tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4 Klasifikasi Skor Otoriter Ayah Kategori Nilai Jumlah Subjek Persentase Tinggi 58 – 74 44 15,8 Sedang 42 – 57 185 68,0 Rendah 32 – 41 43 16,2 Total 272 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki skor otoriter ayah yang tinggi sebanyak 44 orang, 185 orang responden memiliki skor sedang, dan sebanyak 43 orang memiliki skor otoriter ayah yang rendah dari jumlah responden total sebanyak 272 orang.  Kategorisasi skor demokratis ayah Kategorisasi skor demokratis ayah akan dijelaskan pada tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Klasifikasi Skor Demokratis Ayah Kategori Nilai Jumlah Subjek Persentase Tinggi 59 – 78 46 16,9 Sedang 42 – 58 187 68,8 Rendah 28 – 41 39 14,3 Total 272 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki skor demokratis ayah yang tinggi sebanyak 46 orang, 187 orang responden memiliki skor sedang, dan sebanyak 39 orang memiliki skor demokratis ayah yang rendah dari jumlah responden total sebanyak 272 orang.  Kategorisasi skor permisif ayah Kategorisasi skor permisif ayah akan dijelaskan pada tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6 Klasifikasi Skor Permisif Ayah Kategori Nilai Jumlah Subjek Persentase Tinggi 59 – 70 36 13,2 Sedang 42 – 58 196 72,1 Rendah 24 – 41 40 14,7 Total 272 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki skor permisif ayah yang tinggi sebanyak 36 orang, 196 orang responden memiliki skor sedang, dan sebanyak 40 orang memiliki skor permisif ayah yang rendah dari jumlah responden total sebanyak 272 orang.  Kategorisasi skor otoriter ibu Kategorisasi skor otoriter ibu akan dijelaskan pada tabel 4.7 sebagai berikut: Tabel 4.7 Klasifikasi Skor Otoriter Ibu Kategori Nilai Jumlah Subjek Persentase Tinggi 59 – 73 46 14,1 Sedang 42 – 58 188 69,1 Rendah 28 – 41 38 16,9 Total 272 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki skor otoriter ibu yang tinggi sebanyak 46 orang, 188 orang responden memiliki skor sedang, dan sebanyak 38 orang memiliki skor otoriter ibu yang rendah dari jumlah responden total sebanyak 272 orang.  Kategorisasi skor demokratis ibu Kategorisasi skor demokratis ibu akan dijelaskan pada tabel 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.8 Klasifikasi Skor Demokratis Ibu Kategori Nilai Jumlah Subjek Persentase Tinggi 60 – 66 48 17,6 Sedang 42 – 59 193 71,0 Rendah 15 – 41 31 11,4 Total 272 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki skor demokratis ibu yang tinggi sebanyak 48 orang, 193 orang responden memiliki skor sedang, dan sebanyak 31 orang memiliki skor demokratis ibu yang rendah dari jumlah responden total sebanyak 272 orang.  Kategorisasi skor permisif ibu Kategorisasi skor permisif ibu akan dijelaskan pada tabel 4.9 sebagai berikut: Tabel 4.9 Klasifikasi Skor Permisif Ibu Kategori Nilai Jumlah Subjek Persentase Tinggi 58 – 78 37 13,6 Sedang 43 – 57 185 68,0 Rendah 36 – 42 50 18,4 Total 272 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki skor permisif ibu yang tinggi sebanyak 37 orang, 185 orang responden memiliki skor sedang, dan sebanyak 50 orang memiliki skor permisif ibu yang rendah dari jumlah responden total sebanyak 272 orang.

4.3 Uji Hipotesis

4.3.1 Analisis regresi variabel penelitian

Pada tahapan ini, peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda dengan batuan software SPSS 19. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya pada Bab 3, dalam regresi ada tiga hal yang dilihat. Pertama, melihat apakah IV berpengaruh signifikan terhadap DV. Kedua, melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen varians DV yang dijelaskan oleh IV. Ketiga, melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing IV. Langkah pertama, peneliti menganalisis dampak dari seluruh IV terhadap prokrastinasi. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini. Tabel 4.10 Tabel Anova IV ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 13223.943 18 734.663 17.160 .000 a Residual 10831.639 253 42.813 Total 24055.582 271 a. Predictors: Constant, kelas, otoriterayh, bljr_dgntmn, gender, permisifibu, pncarianbntuan, latihan, permisifayh, pngturan_usha, dmkratis_ibu, demokratis_ayh, brpkirkritis, otoriteribu, mnjemenwktu, pngturandiri, organisasi, elaborasi, Usia b. Dependent Variable: prokrastinasi Dengan melihat tabel di atas p0,05, maka berarti F yang dihasilkan signifikan, yang artinya hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh IV terhadap DV ditolak. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dari pola asuh orang tua otoriter ayah, demokratis ayah, permisif ayah, otoriter ibu, demokratis ibu, dan permisif ibu, self-regulated learning strategi latihan, elaborasi, pengorganisasian, berpikir kritis, pengaturan diri metakognitif, manajemen waktu dan lingkungan belajar, pengaturan usaha, belajar dengan teman dan pencarian bantuan, usia, jenis kelamin, dan kelas terhadap prokrastinasi pada siswa MTs N 3 Pondok Pinang. Namun meskipun sudah ditemukan ada pengaruh IV terhadap DV, perlu dianalisa lebih lanjut mengenai R square untuk mengetahui berapa persen varians DV yang dijelaskan oleh IV. Untuk tujuan tersebut datanya dipresentasikan pada tabel 4.11 sebagai berikut: Tabel 4.11 Tabel R square IV Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .741 a .550 .518 6.54315 a. Predictors: Constant, kelas, otoriterayh, bljr_dgntmn, gender, permisifibu, pncarianbntuan, latihan, permisifayh, pngturan_usha, dmkratis_ibu, demokratis_ayh, brpkirkritis, otoriteribu, mnjemenwktu, pngturandiri, organisasi, elaborasi, Usia b. Dependent Variable: prokrastinasi