menyukai guru yang mengajar menggunakan teknik the power of two, sebanyak 52,9 siswa menyatakan selalu, 47,1 menyatakan sering, dan
tidak ada siswa yang menyatakan kadang-kadang atau tidak pernah. Berdasarkan analisis tersebut, menunjukkan bahwa penggunaan teknik
the power of two mendapat respons yang positif dari siswa. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik the power of two dapat memberikan
siswa kemudahan dalam mengungkapkan tanggapannya karena teknik ini membantu siswa membangun rasa percaya diri atas jawaban atau tanggapan
yang hendak disampaikan dan siswa terangsang untuk berbicara dengan lebih lancar karena siswa mendapatkan ilmu dari diri sendiri dan teman
pasangannya.
F. Intepretasi Data
Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan teknik the power of two sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa
dalam memberikan tanggapan khususnya tanggapan mengenai kemenarikan novel remaja. Hal ini terbukti dari hasil rata-rata pretest sebesar 58,29 yang
kemudian meningkat menjadi 74,82 setelah diterapkan pembelajaran menggunakan teknik the power of two.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran, tingkah laku siswa menunjukkan peningkatan respons yang
positif. Sebelumnya siswa terlihat kurang antusias saat memberikan tanggapan, terlihat gerogi, malu, malas-malasan, bahasa yang digunakan tidak
beraturan, dan masih banyak yang terlihat sibuk menggambar, tetapi setelah menggunakan teknik the power of two, mereka terlihat antusias, percaya diri
dan lancar dalam menanggapi serta berkomentar mengenai kemenarikan kutipan novel remaja yang dibaca.
Selain itu, hasil penghitungan angket juga menunjukan respons siswa yang sangat positif pada penggunaan teknik the power of two dalam
pembahasan memberikan tanggapan kemenarikan kutipan novel remaja di kelas VIII A. Hal ini terbukti dengan persentase pemilihan jawaban dari 10
butir soal, 37,6 menyatakan selalu, 57,1 menyatakan sering, 5,3 menyatakan kadang-kadang, dan 0 yang menyatakan tidak pernah. Itu
artinya 90 siswa memberikan tanggapan yang sangat positif dan 10 lainnya menunjukan kurang positif atau kurang tertarik pada penggunaan
teknik the power of two.
G. Pembahasan Penelitian
Pembahasan penelitian ini akan mendeskripsikan mengenai penelitian yang telah dilakukan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap
kemampuan memberikan tanggapan dengan menggunakan teknik the power of two terjadi perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
digunakannya teknik the power of two. Pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif teknik the power of two
membuat siswa mendominasi aktifitas belajar. Hal ini terjadi karena strategi pembelajaran aktif teknik the power of two merupakan pembelajaran yang
digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat arti penting serta manfaat sinergi dari dua orang. Berdasarkan pemaparan
sebelumnya, teknik the power of two merupakan pembelajaran yang efektif karena dalam belajar berkelompok hanya terdiri dari dua siswa saja
berpasangan. Teknik the power of two tidak hanya memberi kesempatan kepada siswa berpasangan berdu-dua dalam kelompok kecil, tetapi teknik
the power of two juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara mandiri terlebih dahulu, dimana setiap siswa menghubungkan materi
barunya dengan materi atau pemahaman yang telah dimilikinya. Hal tersebut menjadikan siswa memiliki tanggung jawab secara individu sekaligus
kelompok. Pembelajaran pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional. Siswa hanya menerima penjelasan dari guru dan mencatat materi yang telah diberikan oleh guru. Pada siswa diminta menanggapi
kutipan novel hanya siswa tertentu saja yang berani menanggapi. Siswa yang
lainnya terlihat mengobrol dengan temannya dan menggambar. Sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa cenderung pasif.
Berdasarkan tes kemampuan memberikan tanggapan dari kelas eksperimen diketahui bahwa terdapat 13 siswa yang mendapat nilai lebih dari
atau sama dengan nilai KKM Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70 dan diperoleh presentase sebesar 76,4. Ini
berarti 75 tujuan pembelajaran yang direncanakan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar telah tercapai dengan baik, sedangkan pada kelas
kontrol hanya terdapat 5 siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan nilai KKM, sehingga diperoleh presentase 29,4. Ini berarti hampir
30 tujuan pembelajaran yang direncanakan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar belum tercapai dengan baik.
Selain itu, uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini juga menunjukan adanya signifikansi penggunaan strategi pembelajaran aktif
teknik the power of two terhadap kemampuan memberikan tanggapan. Hal ini ditunjukan dalam hasil uji hipotesis yang diperoleh yakni t
hitung
10,66 t
tabel
2,12
.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh teknik the power of two terhadap kemampuan memberikan tanggapan siswa kelas VIII. Itu artinya
hadirnya sebuah teknik dalam pembelajaran sangat penting untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Guru lebih bisa memilih teknik yang cocok
dalam setiap materi pelajaran.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Setelah dilakukan pembahasan dari penelitian pada siswa kelas VIII SMP Islam Al Syukro Universal Ciputat, dapat ditarik simpulan secara umum
bahwa terdapat pengaruh teknik the power of two terhadap kemampuan memberikan tanggapan kelas VIII semester II di SMP Islam Al Syukro
Universal, tahun ajaran 20122013. Hal itu dapat dilihat dari nilai rata-rata posttest siswa yang lebih tinggi dari nilai pretest siswa. Nilai rata-rata posttest
yang diperoleh yakni 74,82 sedangkan nilai rata-rata pretest yang diperoleh siswa yaitu 58,29.
Perbedaan rata-rata pretest kemampuan memberikan tanggapan siswa pada kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran
aktif teknik the power of two lebih tinggi dari rata-rata posttest kemampuan memberikan
tanggapan siswa
pada kelas
kontrol yang
dalam pembelajarannya menggunakan metode konvensional. Perolehan nilai rata-
rata posttest kemampuan siswa dalam memberikan tanggapan pada kelas eksperimen adalah sebesar 74,82 dengan ketuntasan belajar 76,4 sedangkan
perolehan nilai rata-rata posttest kemampuan siswa dalam memberikan tanggapan pada kelas kontrol adalah sebesar 60,70 dengan ketuntasan belajar
29,4. Selain itu, pengaruh penggunaan teknik the power of two terlihat saat
dilakukan perhitungan dengan uji hipotesis yang menunjukan adanya perbedaan signifikan antara nilai posttest dan nilai pretest siswa. Dari uji
hipotesis terlihat t
hitung
10,66 t
tabel
2,12 sehingga menunjukkan perbedaan
signifikan antara nilai pretest dan posttest. Berdasarkan hipotesis yang diajukan oleh peneliti maka H
1
diterima, yakni terdapat pengaruh strategi pembelajaran aktif active learning teknik the
power of two terhadap kemampuan memberikan tanggapan siswa kelas VIII di SMP Islam Al Syukro Universal Tahun Ajaran 20122013.