4 Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi peserta didik dan bukan hanya mengembangkan
kemampuan kognitif saja melainkan mengembangkan kemampuan afektif juga psikomotorik.
Prinsip-prinsip di atas pada dasarnya menekankan pada strategi pembelajaran untuk mengaktifkan peserta didik dalam belajar. Seorang
guru harus mampu mengemas strategi pembelajaran aktif untuk menyampaikan materi yang mampu mengembangkan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik.
2. Hakikat Pembelajaran Aktif Active Learning
a. Pengertian Pembelajaran aktif
Pembelajaran aktif sudah menjadi bagian penting dari proses pembelajaran di sekolah. Di berbagai sekolah, guru disarankan untuk
mengemas pembelajaran dengan strategi-strategi pembelajaran aktif yang disesuaikan dengan karakter peserta didik.
Menurut Hakiim, pembelajaran aktif adalah kegiatan mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan mata
pelajaran yang dipelajarinya.
21
Siswa diberikan kesempatan untuk lebih aktif mempelajari materi pelajaran, sehingga pengetahuan atau informasi
yang diperoleh akan lebih lama diingat dan disimpan. Selain itu, siswa juga mampu memecahkan masalah yang dihadapi dan mampu menarik
kesimpulan dari materi yang mereka pelajari. Di sini guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja.
Pembelajaran aktif sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Peserta didik yang pasif atau hanya menerima pelajaran
dari guru ada kecenderungan untuk melupakan apa yang telah dipelajari.
21
Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2009, h. 54.
Oleh sebab itu, diperlukan perangkat untuk mengikat informasi baru tersebut dan mengikatnya dalam otak. Belajar yang hanya mengandalkan
indra pendengaran mempunyai beberapa kelemahan. Filosof Cina, Konfusius mengatakan:
“ Apa yang saya dengar, saya lupa” “Apa yang saya lihat, saya ingat”
“Apa yang saya lakukan, saya paham”
22
Pernyataan di atas menekankan pentingnya belajar aktif agar pembelajaran yang seseorang lakukan di sekolah tidak menjadi suatu hal
yang sia-sia. Ungkapan tersebut sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya
penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran karena mereka lebih banyak mendengar dari pada mempraktekannya. Secara singkat, bahwa
pembelajaran aktif cenderung lebih membuat peserta didik lebih mengingat materi pelajaran, sedangkan pembelajaran pasif membuat
peserta didik mudah melupakan materi pelajaran. Pembelajaran aktif menurut Arifin adalah pembelajaran yang
menuntut keaktifan peserta didik dan guru.
23
Di dalam proses pembelajaran yang dituntut untuk aktif bukan hanya siswa melainkan guru
juga harus aktif karena keduanya memiliki peran masing-masing yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Misalnya, peran aktif siswa
dalam memberikan umpan balik terhadap materi yang disampaikan guru. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi
yang telah diajarkan. Orlich mengungkapkan active learning encompasses a wide range of
teaching strategies, all of which engage the learner in the actual
22
Melvin Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Aktif, terjemahan dari Active Learning 101 Strategies to Teach Any Subject oleh Raisul Muttaqien, Bandung: Nusa Media, 2006, Cet.
III, h. 23.
23
Arifin, Op. Cit., h. 17.
instruction that takes place.
24
Menurut pengertian ini, belajar aktif meliputi berbagai strategi pengajaran, yang semuanya melibatkan pelajar
dalam instruksi yang sebenarnya terjadi. Pembelajaran aktif membutuhkan strategi yang mampu melibatkan keaktifan guru dan siswa guna mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
aktif adalah pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif dan memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses
pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar.
b. Karakteristik Pembelajaran Aktif