Kewajiban Pemerintah Dimensi-Dimensi Jihad

eV [i. - 2 D 01 2 5 0  4 „6Ÿ89 : ;= 9ZIG e B 1 4C „› q = Ž– ? -62 ™„ S i „Q =1 i ¡ 5TY ?T¢y t -62 ™„ ? ;V LZIG c£5 : ; D 8 =MJ k Z5Ge }_ ?:M, U¤ Sc o N¥ o R“1 š{ S V J , RZ-6F G¦`; ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan, mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. dan terhadap orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, Maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. akan tetapi jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam urusan pembelaan agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada Perjanjian antara kamu dengan mereka. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.”

3. Kewajiban Pemerintah

Dalam Islam salah satu tugas utama negara adalah menciptakan keadilan dikalangan masyarakat, mengajak berbuat kebaikan, serta menegakan amr makruf nahyi munkar . Bukanlah suatu keadilan dan kebaikan bila kaum dhuafa serta kaum miskin dibiarkan terlantar tanpa sandang, pangan, papan. Padahal, mereka hidup ditengah masyarakat berada yang memiliki kelebihan harta dan mampu membantu mereka. Qaradhawi menegaskan bagi setiap orang harus tersedia tingkat kehidupan yang sesuai dengan kondisinya. Dengan demikian, ia mampu melaksanakan berbagai kewajiban yang dibebankan Allah dan berbagai tugas lainnya, ia tidak menjadi gelandangan. Dalam masyarakat Islam seorang tidak boleh dibiarkan walaupun ia ahlu dzimmah non Muslim yang hidup dalam masyarakat Islam kelaparan, tanpa pakaian, hidup menggelandang, tidak memiliki tempat tinggal, atau kehilangan kesempatan membina keluarga. 159 Menurut Yusuf Qaradhawi negara harus menggunakan berbagai sarana untuk menghapuskan kemiskinan dan menjamin kehidupan yang layak bagi warganya. Dengan demikian, terciptalah solidaritas Islam dalam suatu masyarakat. Berbagai sarana dan cara ini berbeda sesuai dengan situasi, kondisi, dan lingkungan masing-masing. Hal ini terpulang kepada ijtihad para ahli dan aparat penguasa dalam masyarakat Islam. Dalam sistem Islam sumber-sumber dana utama pemerintah untuk menghapuskan kemiskinan dan mengangkat kehidupan kaum miskin tidak hanya terbatas pada zakat. Semua dana yang terhimpun di Baitul Mal yang berasal dari berbagia sumber, juga harus didayagunakan untuk menghapuskan kemiskinan. Ketika perolehan zakat tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka yang memerlukan, harta kekayaan pemerintah Muslim yang terhimpun di Baitul Mal dapat dipergunakan. Begitu juga jaminan ini tidak terbatas pada kaum miskin dari kalangan umat Islam. Kalangan non Muslim yang hidup didalam negara Islam juga berhak memperoleh jaminan dan bantuan Baitul Mal. Harta Baitul Mal yang dimiliki pemerintah Muslim terkumpul dengan berbagai cara. Misalnya dengan menjalankan usaha sendiri, menyewakan sesuatu, 159 Ibid., h.108. menjalankan sistem, usaha bagi hasil mengusahakan pertambangan, dan mengelola sektor-sektor vital bagi masyarakat umum. Untuk permasalahan ini Yusuf Qaradhawi mengutip Beberapa wasiat Umar yang penting, tentang kewajiban pemerintah atau negara untuk membantu orang yang lemah dan miskin 160 : Pertama : Negara Islam harus memperhatikan mereka yang memiliki harta yang sedikit dan berpenghasilan kecil, negara harus memberikan kesempatan berusaha kepada mereka agar dapat menutupi kebutuhan dirinya, walaupun hal itu dilakukan dengan membatasi peluang golongan kaya. Kedua apabila sumber penghasilannya musnah,setiap pribadi sesuai dengan haknya akan menggantungkan hidupnya kepada negara Islam. Orang seperti ini boleh langsung mengadu kepada penguasa untuk memperoleh haknya maupun tanggungannya dari Baitul Maal. Penguasa tidak mempunyai pilihan selain memenuhi hak tersebut. Ketiga kebijaksanaan yang baik adalah menyediakan lapangan kerja dan memberikan kesempatan kepada mereka yang mampu berusaha dari kalangan kaum miskin. Disamping itu mengembangkan sumber pendapatan golongan yang berpendapatan rendah agar mereka sanggup hidup dengan hasil usaha sendiri tanpa bantuan negara.

5. Jihad Sosial