Jaminan Ikatan Kekeluargaan Jaminan Ikatan Kekeluargaan dan Zakat.

”.....dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah...” al-Muzzammil : 20

2. Jaminan Ikatan Kekeluargaan dan Zakat.

Islam menuntut setiap individu memerangi kemiskinan dengan senjata yang dimilikinya, yaitu bekerja dan berusaha. Islam melarang nasib orang-orang yang lemah seperti para janda yang ditinggal suami tanpa harta benda, anak kecil dan orang tua renta yang tidak berdaya, orang zimmi, sakit atau cacat mereka yang tertimpa bencana alam, haruskah mereka dibiarkan saja tergilas roda kehidupan hingga hancur.

a. Jaminan Ikatan Kekeluargaan

Menurut Yusuf Qaradhawi, Islam bertekad menyelamatkan dan mengangkat mereka dari lembah kemiskinan serta mencegah mereka dari tindakan mengemis dan meminta-minta. 154 Dalam kaitan ini Islam membuat peraturan yang berkaitan dengan solidaritas antar anggota keluarga. Islam menjadikan seluruh karib kerabat saling menopang dan menunjang. Yang kuat menolong yang lemah, yang kaya membantu yang miskin, dan yang mampu mengulurkan tangan kepada yang tidak mampu. Dengan prinsip ini hubungan antar famili dipererat, kesadaran saling membantu pun menjadi makin tinggi. Hal ini disebabkan oleh terjalinnya hubungan silaturahim yang kuat dan ikatan kekeluargaan yang kental Boleh jadi karena satu dan lain hal seseorang tidak mampu memperoleh kecukupan untuk kebutuhan pokoknya, maka lanjut Qaradhawi, dalam hal ini Al-Quran datang dengan konsep kewajiban memberi nafkah kepada 154 Qaradhawi, Konsepsi Islam Mengentaskan Kemiskinan, h. 75. keluarga, atau dengan istilah lain jaminan antar satu rumpun keluarga sehingga setiap keluarga harus saling menjamin dan mencukupi. 155 • ?:MŒ-8 œtU t f6S57 5 ;= 77 \_ QÀ= , -.Q= , G` ; ”Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros.” QS al-Isra: 26. Ayat ini menggarisbawahi adanya hak bagi keluarga yang tidak mampu terhadap yang mampu. Dalam mazhab Abu Hanifah memberi nafkah kepada anak dan cucu, atau ayah dan datuk merupakan kewajiban walaupun mereka bukan Muslim. Para ahli hukum menetapkan bahwa yang dimaksud dengan nafkah mencakup sandang, pangan, papan dan perabotnya, pelayan bagi yang memerlukannya, mengawinkan anak bila tiba saatnya, serta belanja untuk istri dan siapa saja yang menjadi tanggungannya.

b. Zakat