Yusuf Qaradhawi dan Syaikh Hasan al-Banna Yusuf Qaradhawi dan Syaikh Mahmud Syaltut

mengatakan bahwa pemikirannya itu tidak terikat pada salah satu tokoh atau mazhab tertentu walaupun dari sekian pemikiran tokoh atau mazhab tersebut sedikit banyak telah mempengaruhi pemikirannya.

1. Yusuf Qaradhawi dan Syaikh Hasan al-Banna

Dalam banyak kesempatan, Qaradhawi mengatakan hahwa beliau tidak pemah terpengaruh dengan seorang manusia yang pernah hidup lebih dan keterpengaruhannya oleh Hasan al-Banna. Beliau sering kali menjadikan perkataan Hasan al-Banna sebagai contoh dalam mengemukakan suatu masalah. Kecintaan Yusuf Qaradhawi ini ditampakkan dengan memberi penjelasan secara rinci kepada buku al-Ushul ‘Isyriin. Yusuf Qaradhawi juga memuji Imam Hasan al-Banna dalam sebuah syair. Dan beliau mempersembahkan kumpulan syairnya yang berjudul al- Muslimun Qadimun untuk Hasan al-Banna. Yusuf Qaradhawi berkata, “saya tidak pernah memuji seorang pun dalam sebuah untaian syair kecuali kepada Hasan al- Banna”. 31 Namun demikian, Yusuf Qaradhawi tidak memposisikan diri sebagai seorang yang mencintai yang karena cintanya telah menjadikannya tidak lagi memiliki indefendensi dalam pendapat dan pandangannya, atau tidak mampu berbeda dengan yang di cintainya dalam beberapa pandangan. Perbedaan pandangan antara Yusuf Qaradhawi dengan Hasan al-Banna yang paling jelas adalah dalam masalah “multi partai dalam negara Islam”, Pandangan al-Banna menolak berdirinya partai-partai dalam satu Negara Islam. Namun Yusuf Qaradhawi menyatakan boleh dengan syarat 31 Ibid., h. 293. yang beliau jelaskan secara rinci. 32 Setelah menerangkan pandangannya, Qardhawi menyatakan penghargaan yang besar kepadanya tanpa fanatisme buta. Yusuf Qaradhawi juga banyak berbeda pendapat dengan Hasan al-Banna.

2. Yusuf Qaradhawi dan Syaikh Mahmud Syaltut

Selain al-Banna, salah seorang yang mempengaruhi pemikiran Yusuf Qardhawi adalah Mahmud Syaltut, Syaikh Jami al-Azhar. Yusuf Qaradhawi juga menghimpun pemikiran-pemikiran Syaltut, baik dalam bidang fikih maupun dalam tafsir al-Qur’an. Walau demikian, rasa cinta Yusuf Qaradhawi kepada Syaltut tidak menghalanginya untuk berbeda pendapat dengannya dalam beberapa masalah seperti yang terlihat dalam bukunya al-Halal wal-Haram fil-Islam. Yusuf Qaradhawi mengatakan, Barang siapa yang menyembah Syaikh Syaltut maka hendaknya dia tahu bahwa Syaikh Syaltut akan mati, dan barang siapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak akan pernah mati. Syaikh Syaltut juga tidak memerintahkan seorang pun untuk bertaklid kepadanya. 33

3. Yusuf Qaradhawidan Syaikh Muhammad al-Ghazali