menjalankan sistem, usaha bagi hasil mengusahakan pertambangan, dan mengelola sektor-sektor vital bagi masyarakat umum. Untuk permasalahan ini Yusuf Qaradhawi
mengutip Beberapa wasiat Umar yang penting, tentang kewajiban pemerintah atau negara untuk membantu orang yang lemah dan miskin
160
: Pertama : Negara Islam harus memperhatikan mereka yang memiliki harta yang sedikit dan berpenghasilan
kecil, negara harus memberikan kesempatan berusaha kepada mereka agar dapat menutupi kebutuhan dirinya, walaupun hal itu dilakukan dengan membatasi peluang
golongan kaya. Kedua apabila sumber penghasilannya musnah,setiap pribadi sesuai dengan
haknya akan menggantungkan hidupnya kepada negara Islam. Orang seperti ini boleh langsung mengadu kepada penguasa untuk memperoleh haknya maupun
tanggungannya dari Baitul Maal. Penguasa tidak mempunyai pilihan selain memenuhi hak tersebut.
Ketiga kebijaksanaan yang baik adalah menyediakan lapangan kerja dan memberikan kesempatan kepada mereka yang mampu berusaha dari kalangan kaum
miskin. Disamping itu mengembangkan sumber pendapatan golongan yang berpendapatan rendah agar mereka sanggup hidup dengan hasil usaha sendiri tanpa
bantuan negara.
5. Jihad Sosial
Yusuf Qaradhawi juga memiliki kepedulian yang kental dalam masalah- masalah sosial. Beliau sering kali mengkritik keras pergerakan-pergerakan Islam
yang hanya menyibukan dalam masalah-masalah politik yang seringkali menguras
160
Ibid., h. 146-147.
energi demikian besar, ataupun bahkan mungkin semua energi yang ada. Kritik itu disampaikan Qaradhawi bagi gerakan Islam yang melalaikan sisi –sisi aktivitas sosial
yang banyak digarap oleh musuh-musuh gerakan dan sering dipergunakan sebagai sarana untuk menyesatkan kaum Muslimin serta usaha-usaha mereka untuk mencabut
kaum Muslimin dari akar-akar akidah dan identitas keislamannya yang benar. Mereka mempergunakan kegiatan sosial, atau bantuan suka rela, dengan mendirikan sekolah-
sekolah, rumah sakit-rumah sakit dan yayasan-yayasan sosial yang beragam bentuknya.
161
Yang paling jahat lanjutnya, dalam mempergunakan kegiatan sosial sebagai sarana penyesatan adalah para misionaris Kristen. Mereka masuk ke wilayah-wilayah
Islam di Asia dan Afrika yang penduduknya dilanda kemiskinan, penyakit dan kebodohan. Bahkan, mereka merencanakan untuk mengkristenkan semua kaum
Muslimin di seluruh dunia, hal ini dinyatakan dalam muktamar para misionaris di Colorado Amerika. Oleh karena itu, mereka menyediakan dana untuk proyek itu
sekitar seribu juta dollar. Lalu mereka mendirikan sebuah Akadcmi Zwimer yang khusus untuk para spesialis pemurtadan kaum Muslimin menurut negeri, bahasa,
madzhab dan orientasi mereka masing-masing. Yusuf Qaradhawi menegaskan bahwa melakukan kegiatan amal sosial di
wilayah aman dan tidak mendapatkan tantangan yang berat dari kaum misionaris, komunis, sekuler maka amal itu merupakan kebajikan dan merupakan usaha yang
patut disyukuri dan dinilai sangat baik oleh Islam, tetapi tidak dapat dipandang
161
Ishom Talimah, Manhaj Fikih Yusuf Qaradhawi, Jakarta : Pustaka Kautsar, 2001, cet. 1, h. 315.
sebagai jihad fisabilillah. Berbeda dengan daerah yang mendapat tantangan perusakan aqidah dari kekuasaan kaum misionaris, komunis, dan sekuler termasuk Jihad Fi
Sabilillah . Misalnya dengan mendirikan sekolah di sekolah-sekolah Islam itu anak-
anak kaum Muslimin belajar menuntut ilmu Yang di butuhkan untuk kehidupan dunia dan akhirat. Dengan mengikuti pendidikan disekolah-sekolah Islam mereka akan
terhindar dari doktrin racun yang akan menghancurkan pikiran, mental dan moral; yang sengaja disiapkan oleh musuh-musuh Islam melalui pelajaran,metode
belajar,dan pandangan hidup para pendidikan atau guru-guru yang menjiwai dan mengarahkan semua pelajaran.
Begitu juga dengan Mendirikan rumah sakit Islam pun amal Jihad Fi Sabilillah
jika didasarkan pada tujuan memberi perawatan dan pengobatan kepada kaum Muslimin, dan menyelamatkan mereka dari pengelabuan dan penyesatan
aqidah yang dilakukan orang didalam rumah-rumah sakit yang didirikan oleh kaum misionaris.
162
Selain itu juga, Mendirikan lembaga-lembaga Islam di dalam negeri Islam sendiri untuk membina dan mengarahkan pandangan dan pikiran kaum pemuda
kepada ajaran-ajaran Islam yang benar. Termasuk didalamnya upaya membentengi akidah mereka dari ateisme, menjaga pikiran mereka dari penyelewengan, mencegah
kemungkinan terperosok kedalam dekadensi moral kemerosotan Akhlak, menyiapkan mereka sebagai kader-kader pembela Islam dan syariatnya serta
162
Yusuf Qaradhawi, Fatwa-Fatwa Mutakhir, Terjemah H.M.H Al-Hamid Al-Husaini Jakarta:Pustaka Hidayah, 1996, Cet.3, h. 374.
menyiagakan mereka untuk menghadapi musuh-musuh Islam.
163
Dan yang lainnya adalah, Menerbitkan surat kabar majalah, dan media cetak lainnya untuk menghadapi pers dan media cetak yang merusak dan menyesatkan
pikiran umat. Misi yang diemban harus jelas, yaitu menegakan Kalimatullah setinggi- tingginya, mengumandangkan kebenaran Allah, menangkal kebohongan dan
pengelabuan yang meyesatkan pikiran serta menyampaikan ajaran Islam yang semurni-murninya kepada kaum Muslim.
164
Yang terakhir adalah, Menerbitkan dan meyebarluaskan buku-buku Islam dalam arti yang sebanr-benarnya membentangkan ajaran dan pikiran pikiran Islami
dengan sebaik-baiknya, atau menjelaskan sebagian dari risalah Islam mengungkapkan inti pandangan dan ajaran yang menjadi kandungannya, memaparkan betapa
indahnya ajaran kebenaran Islam dan membongkar kebatilan yang diteriakan oleh musuh-musuh Islam menyebarluaskan buku-buku.
165
C. Relevansi Penafsiran Jihad Yusuf Qaradhawi dengan Dinamika Problematika Bangsa Indonesia.
Qaradhawi adalah sosok ulama kontemporer, Beliau begitu fasih berbicara mengenai isu gender, politik, ekonomi, globalisasi, sejarah, dan masalah
kemasyarakatan lainnya. Gaya bicaranya mengesankan seorang yang moderat dan modern. Pemikiran dan fatwa-fatwanya sangat berpengaruh di Indonesia, diantara
pemikirannya yaitu mengenai konsepsi Jihad yang komprerehensif sebagai upaya untuk membangkitkan kembali peradaban Islam.
163
Ibid h. 379.
164
Ibid h. 379.
165
Ibid h. 379.