Jihad Perang Dimensi-Dimensi Jihad

muslim serta solusi dari problematika keumatan kontemporer. Pemaknaan jihad dengan makna yang komprehensif akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Jihad Perang

Seperti kebanyakan para tokoh Islam yang berpendapat bahwa jihad di medan peperangan seharusnya dapat dihindari dan tidak perlu terjadi apabila jalan damai dapat dilakukan oleh umat Islam. Selain itu pengaruh yang ditimbulkan dari peperangan berdampak buruk, destruktif dan merusak semua tatanan yang ada, tidak saja materi tapi juga non materi. Yusuf Qaradhawi berpendapat jihad yang dapat ditangguhkan hanyalah jihad dengan senjata atau jihad di medan perang, sementara jihad dengan dakwah dan penerangan, atau jihad dengan al-Qur’an tegak berdiri sejak hari pertama. 108 Jihad di medan perang dapat dilakukan apabila umat Islam dianiaya, apa yang menjadi milik umat Islam dirampas dan dikuasai olehnya, mereka juga merusak dan menyerang daerah umat Islam. Menjadi wajib bagi umat Islam untuk melakukan perlawanan dan memerangi mereka. 109 Seperti yang terjadi pada kasus Palestina dengan Israel. Menurutnya masalah Palestina adalah masalah seluruh kaum Muslimin, dan bukan hanya persoalan orang Palestina atau bangsa Arab semata. Menurutnya jalan damai dengan Israel itu adalah haram, dengan menampilkan nash-nash al-Qur’an dan dengan kacamata fikih realitas yang sangat tidak 108 Yusuf Qaradhawi, Fikih Prioritas Jakarta: Gema Insani Press, 1997, h. 226. 109 Dikutip dan disarikan dari Hudzaifah.org Al-Quds Qadhiyyatu Kulli Muslim, Yusuf Qaradhawi, Maktabah Wahbah, Cairo, Mesir. Artikel Diakses Pada 23 April 2009 dari http:www.denpatrol.comindex.phpdetik.readtahun2007bulan01tgl09time163511idnews 728432idkanal10 memungkinkan untuk dilakukan. 110 Beliau mengkritik Syaikh bin Baz, mufti kerajaan Arab Saudi, yang berpendapat bolehnya berdamai dengan Israel dengan alasan-alasan yang diambil dari al-Qur’an maupun Sunnah. Menurutnya kesalahan Syaikh bin Baz adalah bukan dalam hukum syariah dan dalil-dalil yang beliau ambil. Kesalahannya adalah penempatan hukum pada realitas yang pada saat ini. Aplikasi hukum tersebut kelihatan pincang. Syaikh bin Baz mendasarkan fatwanya pada dua perkara atau di atas dua dalil. Pertama, firman Allah dalam surat al-Anfal ayat 61. ¼ V 2 kJ77J gY g2 k cstu L , :M, ? œt D v{ 77 yv J G H; ”Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”QS al-Anfal : 61 Kedua, gencatan senjata itu adalah boleh secara syara, baik secara mutlak ataupun terbatas. Kedua hal tersebut dilakukan oleh Rasulullah dengan musyrikin Makkah, dengan melakukan perjanjian gencatan senjata selama sepuluh tahun. Rasulullah juga melakukan perjanjian damai tanpa batas waktu. Berdasarkan dua dalil ini, Syaikh bin Baz berpendapat diperbolehkan bagi pemerintah untuk melakukan gencatan senjata dengan pihak manapun jika dia melihat pada mashlahat didalamnya. Dalam pandangan Yusuf Qaradhawi, tidak ada perdebatan apabila musuh condang untuk berdamai. Namun aplikasi ayat ini pada realitas sikap Yahudi terhadap umat Islam tidak benar. Sebab orang-orang Yahudi yang telah mengambil hak umat Islam Palestina dan mengusirnya tidak pernah condang untuk berdamai dengan umat 110 Talimah, Manhaj Fikih Yusuf Qaradhawi, h. 108. Islam. 111 Dan seharusnya ayat yang dipakai oleh Syaikh bin Baz adalah ayat berikut : \Y k 0 , ¹ g , :MŽ QkJ77 ¯P V MJg P¨ S i 5 L Z b . SMJ1 ”k G’ ; ”Janganlah kamu lemah dan minta damai Padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu.” Muhammad: 35 Pada dalil kedua, tentang kebolehan melakukan perdamaian tanpa batas waktu tertentu. Yusuf Qaradhawi mengatakan apa yang dimaksud dengan hudnah gencatan senjata itu pemberhentian perang. Namun yang terjadi pada orang-orang Yahudi hanya sebatas gencatan senjata, dimana perang dihentikan dan manusia tidak saling serang menyerang. 112 Realitas yang terjadi di lapangan, yang terjadi antara orang Yahudi dan Muslim Palestina bukan sekadar penghentian perang, namun lebih jauh dari itu orang-orang Yahudi merampas, mengaku hak milik bangsa Palestina sebagai milik bangsa Yahudi, selama hampir 50 tahun sejak berdirinya negara Israel dan sekitar puluhan tahun sebelum berdirinya negara Israel. Hal ini menurutnya adalah tindakan ilegal secara hukum jika perdamaian dilakukan dan pengakuan hak Israel atas penguasaan tanah umat Islam Palestina. 113 Meskipun Yusuf Qaradhawi menganjurkan perang melawan Israel, namun beliau secara terang-terangan menolak dan mengecam segala bentuk tindakan terorisme, seperti tragedi pemboman gedung WTC Amerika Serikat 11 September 111 Qaradhawi, Fikih Prioritas,h. 109. 112 Talimah, Manhaj Fikih Yusuf Qaradhawi, h. 110. 113 Ibid., h. 110. 2001 dan pemboman Bali dll. 114 Menurutnya, Tindakan terorisme itu tidak bisa dibenarkan Islam sebab terorisme adalah aksi yang dilakukan oleh kelompok yang memakai cara kekerasan kepada orang yang tidak punya masalah dengan mereka. Kekerasan tersebut adalah sarana untuk mengintimidasi, melukai dan memaksa orang lain supaya tunduk kepada kemauannnya. Meskipun dalam persepsi mereka hal tersebut merupakan tindakan yang adil. Menurutnya Islam menolak falsafah yang mengajarkan ”untuk mencapai tujuan, cara apapun dibenarkan”. Islam mewajibkan tujuan dan cara yang ditempuh haruslah benar. Islam tidak membenarkan tujuan yang mulia dicapai dengan cara-cara yang keji. Misalnya Islam tidak membolehkan seorang Muslim menerima uang atau korupsi, yang uang tersebut nantinya digunakan untuk pembangunan Masjid atau mendirikan yayasan sosial. 115 Namun demikian pula, Yusuf Qaradhawi tidak sepakat dengan Barat yang menampakan seolah-olah terorisme hanya dilakukan oleh umat Islam. Seakan-akan terorisme berjenis kelamin Islam, terutama setelah tragedi 11 September 2001. Menurut Yusuf Qaradhawi kekerasan dapat dijumpai di benua Inggris, Jepang, Amerika, India, dan Israel. Dengan demikian mengapa terorisme dikaitkan dengan Islam, tetapi tidak dikaitkan dengan yang lain? menurutnya ini tidak lain hasil propaganda media massa Barat, Amerika, Zionisme. Mereka menyembunyikan 114 Qaradhawi, Kita dan Barat, h. 70. 115 Ibid., h. 67. kebenaran, menyemaikan kebatilan dan melakukan kebohongan publik padahal mereka mengetahui kenyataan sebenarnya. 116

2. Jihad Pendidikan