Negara Non-Muslim Dimensi-Dimensi Jihad

Muslim untuk beramar ma’ruf dan nahyu anil munkar. 144 Seorang Muslim harus memeranginya dan berusaha mengubah dengan tangannya kalau ia mampu, jika tidak mampu maka hendaklah mengubahnya dengan lisannya dan memberikan penjelasan. Jika tidak mampu mengubah dengan lisan barulah berpindah kepada peringkat terakhir dan terendah yaitu mengubah dengan hati. Dalam demokrasi Barat terdapat filsafat dan perundang-undangan modern diistilahkan dengan hak bagi manusia untuk mengungkapkan, mengkritik dan menentang, dalam Islam hal ini dianggap sebagai kewajiban suci sehingga apabila diabaikan berdosa dan berhak mendapatkan hukuman dari Allah. 145 Baik perjuangan itu dengan metode kooperatif yaitu dengan mendirikan partai Islam dan masuk ke Parlemen ataupun dengan non-kooperatif dengan mendirikan LSM, organisasi kemasyarakatan dll.

3. Negara Non-Muslim

Sebagai seorang mukmin menurut Yusuf Qaradhawi mesti menolak dan mengubahnya apabila ada kekuatan apabila berada di negara non-muslim yang menerapkan aturan yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Dan apabila kaum Muslim dizalimi maka dianjurkan untuk hijrah dan berlari kenegeri lain. 146 Pembicaraan al- Quran yang berulang-ulang mengenai orang-orang yang aniyaya dan congkak di muka bumi seperti Firaun, Haman, Qarun. Pembantu dan Tentaranya, telah memenuhi hati orang Muslim, dengan perasaan benci terhadap mereka, ingkar 144 Qaradhawi, Fatwa-fatwa Kontemporer, h. 899. 145 Yusuf Qaradhawi, Islam Ekstrem: Analisis dan Pemecahannya. Penerjemah Alwi A.M Bandung: Mizan Anggota IKAPI, 1991, Cet. 4, h. 105. 146 Qaradhawi, Fatwa-fatwa Kontemporer, h. 901. terhadap kelakuan mereka, marah terhadap kezaliman mereka, dan mengharapkan kemenangan bagi para korban penganiyaan dan penindasan mereka. Oleh karena itu, Rasulullah bersabda : ”Jihad yang paling utama ialah mengucapkan perkataan yang benar terhadap penguasa zalim.” Dan jikalau meninggal dalam rangka menegakan kebenaran di hadapan penguasa zalim, maka matinya dinilai sebagai jenis mati syahid dijalan Allah : ”Penghulu para syuhada ialah Hamzah, kemudian orang yang menghadap kepada penguasa yang zalim lantas ia menyuruhnya berbuat makruf dan mencegahnya dari kemunkaran, kemudian ia dibunuhnya.” Namun Yusuf Qaradhawi mengenai jiihad di negara Kafir memberikan ketentuan dalam beberapa kondisi yang membolehkan menggunakan asas fleksiblitas untuk melonggarkan kaedah dasar yang berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Seperti pada dasarnya bekerjasama dengan orang zalimKafir adalah haram dan menolak negara yang zalim adalah wajib, Maka pada kondisi tertentu kaedah dasar mengalami asas fleksibilitas dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut 147 :

1. Mengurangi Kezaliman : Sesuai dengan Kemampuan.