Zakat Jaminan Ikatan Kekeluargaan dan Zakat.

keluarga, atau dengan istilah lain jaminan antar satu rumpun keluarga sehingga setiap keluarga harus saling menjamin dan mencukupi. 155 • ?:MŒ-8 œtU t f6S57 5 ;= 77 \_ QÀ= , -.Q= , G` ; ”Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros.” QS al-Isra: 26. Ayat ini menggarisbawahi adanya hak bagi keluarga yang tidak mampu terhadap yang mampu. Dalam mazhab Abu Hanifah memberi nafkah kepada anak dan cucu, atau ayah dan datuk merupakan kewajiban walaupun mereka bukan Muslim. Para ahli hukum menetapkan bahwa yang dimaksud dengan nafkah mencakup sandang, pangan, papan dan perabotnya, pelayan bagi yang memerlukannya, mengawinkan anak bila tiba saatnya, serta belanja untuk istri dan siapa saja yang menjadi tanggungannya.

b. Zakat

Menurut Yusuf Qaradhawi agama Islam memiliki berbagai kelebihan yang membuktikan bahwa ia benar-benar berasal dari sisi Allah dan merupakan risalah Rabbaniyah terakhir yang abadi. Diantaranya adalah kemampuannya mendahului zaman. Lalu, dengan penuh perhatian, berusaha menyelesaikan masalah kemiskinan dan mengayomi kaum miskin tanpa didahului oleh revolusi atau gerakan menuntut hak-hak kaum miskin. 156 Perhatian Islam terhadap kaum miskin tidak bersifat sesaat tetapi prinsipil. Tidaklah mengherankan kalau zakat yang disyariatkan Allah sebagai 155 Ibid., h. 73. 156 Ibid., h. 91 penjamin hak fakir miskin dalam harta umat dan negara merupakan pilar pokok Islam ketiga, salah satu tiang dan syiarnya yang agung. Dalam salah satu Hadist populer dari Ibnu Umar yang dirawikan oleh Bukhari Muslim Rasulullah bersabda : H3dP2 3Qی HIJ2 X93= 0+ Bh9 ,2 H 3Fﺵ iBﺥ .- I+ 54ﺏ I+ ,2 3_Q+ :B2 12 [\ 3?9 ”Islam dibangun diatas lima tiang pokok, yaitu kesaksian bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad Rasulullah, medirikan sholat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan anik haji bagi yang sanggup.”HR. Bukhari-Muslim Lebih dari itu lanjutnya Qardhawi menjelaskan bahwa zakat bertujuan mengangkat kehidupan kaum miskin kepada kehidupan yang layak dan menjadikan mereka orang yang berpunya. Zakat bertujuan mempersempit jarak antar kaum kaya dan golongan miskin. Para pelopor dan pendukung jaminan sosial modern tidak akan sampai pada tingkat ini. 157 Hal ini dikemukakan Mr. Daniel S Gerard seperti yang dikutip Qaradhawi menjelaskan bahwa jaminan sosial ini berbeda dengan berbagai sistem managemen bantuan untuk kaum miskin dari masa sebelum nya tidak hanya diberikan kepada kaum miskin. Mereka yang berpenghasilan cukup misalnya boleh juga menikmatinya jika memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Jaminan ini mempunyai sumber dan tempat penyaluran tertentu yang bersifat tetap. Dengan demikian, tidak akan muncul perasaan malu atau terhina dikalangan mereka yang meminta pertolongan. Disamping itu berbagai hak sipil kaum miskin yang sering dilecehkan karena kedudukan mereka sebagai penerima bantuan. 157 Ibid., h. 92. Karena Zakat diwajibkan pada setiap harta yang aktif atau siap dikembangkan, yang sudah mencapai nishab dan sudah mencapai satu tahun serta bersih dari hutang. Ini berlaku pada binatang ternak, emas, perak dan harta dagangan. Ada pun pada tanaman dan buah-buahan wajib ketika panen, dan pada tambang dan barang temuan purbakala maka wajib ketika menemukan. Islam tidak menetapkan nishab itu suatu jumlah yang besar, agar ummat ikut serta dalam menunaikan zakat dan menjadikan prosentase yang wajib dizakati sederhana. Yaitu 2,5 pada emas, perak dan barang perdagangan, 5 untuk tanaman yang disiram memakai alat, 10 untuk yang disiram tanpa alat, dan 20 untuk rikaz barang temuan purbakala dan tambang. Semakin besar kepayahan seseorang maka semakin ringan kadar zakatnya. 158 Jadi kesimpulannya bahwa mengentaskan kemiskinan melalui jalan bekerja, membantu kerabat, mengeluarkan zakat merupakan jihad di jalan Allah, hal ini sesuai dengan Hadist Rasulullah SAW, : ”Jika dia keluar untuk berusaha mencari penghidupan anak-anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Allah. Jika dia keluar untuk berusaha mencari penghidupan ayah ibu yang sudah tua, maka dia di jalan Allah. Jika dia keluar untuk berusaha menghidupi dirinya agar menjadi shaleh, maka dia di jalan Allah. Dan jika dia keluar untuk riya dan bermegah-megahan, maka dia di jalan setan.” Allah SWT berfirman dalam surat al-Anfal ayat 72 : 158 Qaradhawi, Norma dan etika ekonomi Islam, h. 89. eV [i. - 2 D 01 2 5 0  4 „6Ÿ89 : ;= 9ZIG e B 1 4C „› q = Ž– ? -62 ™„ S i „Q =1 i ¡ 5TY ?T¢y t -62 ™„ ? ;V LZIG c£5 : ; D 8 =MJ k Z5Ge }_ ?:M, U¤ Sc o N¥ o R“1 š{ S V J , RZ-6F G¦`; ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan, mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. dan terhadap orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, Maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. akan tetapi jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam urusan pembelaan agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada Perjanjian antara kamu dengan mereka. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.”

3. Kewajiban Pemerintah