BAB III TINJAUAN UMUM KONSEPSI JlHAD
A. Pengertian Jihad
Kata jihad berasal dari bahasa Arab, bentuk isim masdar dari fiil ruba’i yang terdiri dari empat huruf asli : jahaada, berdasarkan wazan fi’al dengan pengertian
mufa’alah saling melakukan dari kedua belah pihak.
37
Menurut lbnu Faris w.395 H dalam bukunya Mu jam al-Maqayis fi al-Lughah, seperti dikutip Quraish Shihab,
Semua kata yang terdiri dari huruf j-h-d, pada awalnya mengandang arti kesulitan atau kesukaran dan yang mirip dengannya.” Ada juga yang berpendapat bahwa jihad
berasal dari akar kata juhd yang berarti kemampuan. Ini karena jihad menuntut kemampuan, dan harus dilakukan sebesar kemampuan. Dari kata yang sama tersusun
ucapan jahida bir-rajul yang artinya seseorang sedang mengalami ujian. Terlihat bahwa kata ini mengandung makna ujian dan cobaan, hal ini yang wajar karena jihad
memang merupakan ujian dan cobaan bagi kualitas seseorang.
38
Dalam Ensiklopedi Islam, jihad mempunyai makna dasar berikhtiar keras untuk mencapai tujuan yang terpuji. Dalam konteks Islam, kata jihad memuat banyak
makna, kata ini bisa berarti perjuangan melawan kecenderungan jahat atau pengerahan daya upaya untuk atau demi kepentingan ummah, misalnya, mencoba
mengimankan orang yang ingkar tidak beriman atau bekerja keras memperbaiki
37
Muhammad Chirzin, Jihad Dalam Al-Qur’an Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset, 1997, h II.
38
Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000, Cet. I, h. 284.
moral masyarakat Jihad Pendidikan.
39
Allah mewajibkan jihad yang tujuannya adalah: meninggikan kalimat yang hak dan membebaskan manusia dari perbudakan hawa nafsu, kedzaliman seorang
raja, dan khurafat. Selain itu, jihad bertujuan menegakkan keadilan, memberantas kebatilan, mempertahankan akidah, jiwa, nama baik, dan harta benda. Sebaliknya,
Islam sangat mengharamkan penganiayaan, kezaliman, dan sejenisnya: Islam sangat menghargai kebebasan dan tidak memaksa seseorang untuk memeluk agama ini,
Firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 256 berikut :a b b_
cM - L
: ;
d ef e,
g h- [i
TY ?
i k
-89S . 51 l
mn .
k I7g
K5 c 5o
?: p q \_
r IF 9
cstu S
vv= 9Yw xyv J N
G` ;
”Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam; Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa
yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus.
dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
Jihad dalam Islam bukan bertujuan merampas harta, atau lainnya. Pada hakikatnya, perang merupakan alternatif terakhir dalam dakwah. Perang dalam Islam
bukan untuk menyerang, tetapi untuk mempertahankan diri dari serangan musuh dan menangkis tindakan yang melampaui batas dari musuh.
40
Untuk memperjelas subtansi jihad agar tidak diidentikan dengan aksi mengangkat senjata Al-Quran
membedakan antara konsep qital interaksi bersenjata dengan konsep jihad.
39
Jhon. L. Esposito, Ensiklopedi Islam Jakarta:2000 , cet. 4, h. 41.
40
Muhammad Faiz al-Math, Keistimewaan Islam Jakarta: Gema Insani Press, 1995, h. 127.
Jihad jelasnya menunjuk kepada suatu konsep yang lebih komprehensif, dimana salah satu sisinya adalah berjuang di jalan Allah melalui penggunaan senjata.
Namun, jihad dengan pengertian sempit ini, oleh al-Quran dibatasi pada saat-saat tertentu khususnya dalam rangka mempertahankan diri.
41
Agaknya karena pengertian sisi sempit inilah yang secara keliru dianggap sebagai ciri utama jihad yang
mengundang kontroversi dan pertikaian pendapat.
42
Seperti pandangan dunia Barat yang memandang Islam sebagai teroris, penuh dengan kekerasan dan mengartikan
jihad sebagai holy war perang suci.
43
B.
Jihad dalam al-Quran dan al-Hadits Nabi
Kata jihad dan derivikasinya tersebut 41 kali dalam Al-Quran
44
. Ayat-ayat jihad dalam konteks perjuangan berjumlah 28 ayat sebagai berikut; al-Baqarah2:
218, ali-Imran3:142, an-Nisa4: 95, al-Maidah5: 35,54, al-Anfal8: 72,74,75, at- Taubah9: 16, 19, 20, 24, 41, 44, 73, 81 ,86,88, an-Nahl16:110, al-Hajj22:78, al-
Furqan25 :52, al-Ankabut29: 6,69, Muhammad47:31, al-Hujurat49:15, al- Mumtahanah60 :1, ash-Shaff61:11, at-Tahrim66:9.
Ayat-ayat jihad tersebut sebagian besar lainnya turun pada periode Madinah. Ayat-ayat jihad periode Makkah adalah sebagai berikut :
\Y k nv l,
z - 91Y Dg 01
2 t
{ 062
Z- \| G `;
41
Lih. Q. S. al-Baqarah [2]: 190-191.
42
Quraish Shihab, , Wawasan Al-Quran, h. 284.
43
Abdurrahman Wahid, Islam Tanpa Kekerasan Yogyakarta: LKiS, 2000, Cet. 2, h. 10.
44
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Mujamul Mufahras li Alfazhil Quranil Karim Kairo : Darul Hadist,1991, h. 232-233
”Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan Jihad yang besar.” QS al-Furqan
:52 E
} ~•
z -
2 D
Li Pk
E 01
2 9Z
I€ }
~• Li
D • 89 5
‚= t GHHQ;
”Dan sesungguhnya Tuhanmu pelindung bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar;
Sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS an-Nahl :110
[ i.
01 2 { k
„e… . „ … MJ
? eV
v f
675 G ‚;
“Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya
Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”QS al-Ankabut : 69
{E€ [i1I7†‡ˆ
t .
57 t V
‰ 01
2 YŠ Zg‹P
: Œ ˆ {
t •kJ
\Y k 0 l,
? •:MŽ
S 62- S U tu
C4 k 5P
L V J
, G;
“Dan Kami wajibkan manusia berbuat kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan aku dengan
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu aku kabarkan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan.” QS al-Ankabut: 8
Keempat ayat makkiyah tersebut menggunakan lafal jihad dan tidak menggunakan lafal qital, sebagaimana ditemukan pada ayat-ayat lain. Qital atau
perang baru diizinkan Allah untuk membela diri dengan firman-Nya:a V •C
J K1 .
4 J8
? eV
?:M, 5 D Z5G
-. G’‚;
2’- [C i
D’-1 . { Z- 5
D“ t
”_ 8
. c
S \_
v k {
ˆe e
„I Ž–
g‡ Ds]u
v
I€ Tv =
— MJI€
Q˜1I7 -\|= .
™„Z k 5
Z- š\| S
} Z›G
{ i
9œMZ›G .
S }
•h; xž.’ž
GQ; “Telah diizinkan berperang bagi orang-orang yang diperangi,
karena Sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar- benar Maha Kuasa menolong mereka itu. -- yaitu orang-orang yang telah
diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: Tuhan Kami hanyalah Allah. dan Sekiranya Allah tiada
menolak keganasan sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat
orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong agama-
Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa.” QS al- Hajj: 39-40
Itulah ayat yang mengizinkan perang pertama kali.
45
Dengan turunnya ayat itu Rasulullah SAW membentuk pasukan untuk berjaga-jaga diluar kota Madinah
terhadap serangan mendadak yang mungkin dilakukan suku-suku badui ataupun kaum Quraisy. Terjadilah peperangan pertama kali antara kaum muslimin dengan
kaum Quraisy di suatu tempat bernama Badar pada 17 Ramadhan 2 H.
46
45
Abdullah Yusuf Ali, Quran Penerjemah dan Tafsirnya. Penerjemah Ali Audah Jakarta : Pustaka Firdaus, 1993, h. 925.
46
Majid Ali Kahn, Muhammad Saw Rasul akhir. Penerjemah Fathul Umam Bandung : Pustaka,1985, h. 127.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan, bahwa jihad tidaklah identik dengan qital atau perang, sebab jihad telah diserukan Allah SWT dan telah
dilaksanakan Nabi SAW bersama kaum muslimin pada periode Madinah. Adapun ayat-ayat jihad yang diturunkan pada periode Madinah berdasarkan urutan turunnya
surat adalah sebagai berikut : eV
z [i.Q=
- 2
D 01
2 :
;= B 1
4C V
2- . I‡
gt ?
• 89Yx ‚= t
G`H; ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang
berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS al-Baqarah ; 218
eV [i.
- 2
D 01
2 5 0
4
„6Ÿ89 :
;= 9ZIG
e B 1
4C „›
q =
Ž– ?
-62 ™„
S i
„Q =1
i ¡ 5TY
?T¢y t
-62 ™„
? ;V
LZIG c£5 :
; D
8 =MJ k
Z5Ge }_
?:M, U¤
Sc o
N¥ o
R“1 š{ S
V J ,
RZ-6F G¦`;
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan
tempat kediaman dan pertoIongan kepada orang-orang muhajirin, mereka itu satu sama lain lindung-melindungi dan terhadap orang-orang yang beriman,
tetapi belum berhijrah, Maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. akan tetapi jika mereka
meminta pertolongan kepadamu dalam urusan pembelaan agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada
Perjanjian antara kamu dengan mereka. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” QS al-Anfal :72
z -
2 D
01 2
: ;=
Q= 9ZIG
e ~B 1
4C D
V t
? s]u
Rc - 9 5e Rm §
Ry ’-YL G¦;
“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi
pertolongan kepada orang-orang muhajirin, mereka Itulah orang-orang yang benar-benar beriman. mereka memperoleh ampunan dan rezki nikmat yang
mulia QS al-Anfal:74
mn -
2 D
01 2
S B 1
4C4 k 5 S
? 4C
¤ MP¨
„› ?:MŽ
Ž– :
QJ1 P L S
eV ;d S
¡ 5TY yv J N
G¦ ; “Dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah serta
berjihad bersamamu Maka orang-orang itu Termasuk golonganmu juga. orang-orang yang mempunyai hubungan Kerabat itu sebagiannya lebih berhak
terhadap sesamanya daripada yang bukan kerabatdi dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” QS al-Anfal:75
g¤ y ©67
t V
J [g , ™e
˜ ª
QMJ . 01
2 S
[MJ . ZQ
1EF GH`;
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum
nyata orang-orang yang sabar.” QS ali-Imran:142 ™„ 4 1 .
\_ = ‰•K ,
ž Le
= 8 kJ,
„Z ce{
g -Y9YL
L i
[i ;D“
V 2’- . «
O -
L •.
¬ V
, S M
V y ©
L 5Pg2 -
[ 1
062 :
:,= 5 K
: O IH5- ®
? Vh-67
„Z ce{
¯MJ N y © {Y9 [
y © MJ N ?
i k
9 . S
g k
eIH ;=
77 GH;
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh- Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada
mereka berita-berita Muhammad, karena rasa kasih sayang; Padahal Sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu,
mereka mengusir Rasul dan mengusir kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan
mencari keridhaan-Ku janganlah kamu berbuat demikian. kamu memberitahukan secara rahasia berita-berita Muhammad kepada mereka,
karena rasa kasih sayang. aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. dan Barangsiapa di antara kamu yang
melakukannya, Maka Sesungguhnya Dia telah tersesat dari jalan yang lurus.” QS al-Mumtahanah:1
}_ ž;
K57c° V 1
[i f
Z-Yx :Ž4C
Zw± V 01
˜ k¤ :
;= 5 0
4
„6Ÿ89 ?
\}‚ k 01
˜ k¤ 5 0
4
„6Ÿ89 :M,
1 ™
2 {
? Y L
?Tc257 •
? \}‚ k
01 ˜
:M, 1
-g2 š { 8
G‚ ; ”Tidaklah sama antara mukmin yang duduk yang tidak ikut
berperang yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang
yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk[340] satu derajat. kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang
baik surga dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.” QS an-Nisa :95
S J
?T¢y t
[MJ 01
˜ 5 S
ZQ 1EF
J L
[ G’H;
“Dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar
Kami menyatakan baik buruknya hal ihwalmu.” QS Muhammad :31
,- .
01 2
4
5 06789 :
;= ?
B 1 4C
D 1EF
GH ; “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang
yang percaya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada
jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.” QS al-Hujurat :15
™„ 4 1 . -TQŽe
01 2
U98 fQ
91c ³J ´
„ZMJ ?
5 0Œ k4 ¯e
2 ˆ
Z-6F G‚;
“Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka adalah Jahannam dan itu
adalah seburuk-buruknya tempat kembali.” QS at-Tahrim:9 ™„ 4 1 .
D S§
{ ?:M,
uc -1™0 S{Q˜ ,
gi O¡
Y= Šyv
GHQ; V
, V 01™0C
: ;=
5 S
4 S6789
? S
• RZ-
[ S
V y ©
L V ” ¡ ,
GHH; - 9 5 .
S S •
5 SkJ6[g . u‡1e
2 ž’- 0
i ™„Q
-1™„ µP¨ [i6S1I7
™ ¥{ :
‡1e 2
·Vg ?
• § Y9
yv 8 GH`;
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? --yaitu
kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. --
Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan memasukkan kamu
ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” QS ash-Shaff : 10-12
0¸.4 1 . z
8 ¢, ¹
5 K t =
4 =6
01 2
: =
8 J J 9,
G’ ; “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah
jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” QS al-Maidah:35
™„ 4 1 . i
ª ,- . S
i t
. { I7 k
: Ok4 . ·¤
„• «
9œt «
O4 •
:M, f
¡cež :M,
- 91 S 01™0 «
: ;=
\_ V k
. « ™
·ºb_ ?
• g‚ k
t{ , .
i q
»c° ?
vv6 { J N
G ; “Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang
murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah
lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang- orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan
orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas pemberian-Nya, lagi Maha
mengetahui.” QS Al-Maidah:54
g¤ 5P67
t V
L Z b, ª
MJ . 01
2 S
5 = ‰•K .
i ;V {
\_ \_
f ™
˜= ?
Z- [
J ,
GH ;
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui dalam kenyataan orang-orang yang berjihad di antara
kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” QS at-Taubah:16
¼ y ©kJ
2 ™ .
6 nDs
™ •
Mc Q˜57
¤ -™
• gi
YL [i
¤ =
’-6[P 01
2 :
;= ?
\_ Vœq
P57 . S
\_ ž „
r f ”¡1 8
GH‚; “Apakah orang-orang yang memberi minuman orang-orang yang
mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang- orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan
Allah? mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” QS at-Taubah:19
- 2
D 01
2 :
;= g‡ s u
4 „6Ÿ89
8g ™
2 {
? B 1
4C ˜
Vqžº Y9
G`Q; a
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi
Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.” QS at- Taubah:20
V V YL
L 8|
c S
[ S 2 §
5 S, Z- » xO
D K k Z b
Rc -1™0 V
» . D
{ I7YL
i6S1I7 IH- ,
7J t
8 = n
{ 062
: =
›F• Z b k ?T¢y
t « Ok4 .
M-®4 S
\_ ž „
r zfQ 671Y9
G`;
“Katakanlah: Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri- isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang
kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka
tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” QS at-Taubah :24
- 9 …k
Y96[ _
01 2
8
4 S6789
: ;=
? S
• RZ-
[ S
V 5P
L MJ ,
GH; “Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun
berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” QS at-Taubah
:41
\_ ~ Q=
P57c° .
¤ =
’-6[P V
01 ˜ .
5 0
4 „6Ÿ89
S { J N
fQ •K G;
“Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri
mereka. dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.” QS at-Taubah :44
™„ 4 1 . -TQŽe
01 2
U98 fQ
91c ³J ´
„ZMJ ?
0Œ k4 ¯e
2 ˆ
Z-6F G¦’;
“Hai Nabi, berjihadlah melawan orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka ialah
Jahannam dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” QS at- Taubah :73
’- k 89 J
‰ D
1MJ6[ QO
¹ D’-YL V
01™0 « 5 s u
4 „6Ÿ89
: ;=
\_
- 9 ,
: ’¥-™
• S
q [e
2 Y
½- t
?
YL V
9 . GH;
“Orang-orang yang ditinggalkan tidak ikut perang itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak
suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: Janganlah kamu berangkat pergi berperang dalam panas terik ini.
Katakanlah: Api neraka Jahannam itu lebih sangat panasnya jika mereka mengetahui.” QS at-Taubah: 81
a Gi6S1
O -
z œt
01 2
5 s u 4
5 06789 ?
~B 1 4C
›š Z- l
B 1 4C
D V
J 9 G;
“Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama Dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. dan mereka Itulah orang-orang yang
memperoleh kebaikan, dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.” QS at-Taubah : 88
Terdapat perbedaan antara ayat-ayat jihad periode Makkah dan ayat-ayat jihad periode Madinah. Ayat-ayat jihad priode Makkah pada umumnya menyeru untuk
bersabar terhadap tindakan-tindakan musuh, disamping terus berdakwah secara lisan ditengah-tengah umat manusia. Memang tidak ada pilihan lain bagi mereka selain itu.
Adapun ayat-ayat jihad priode Madinah, sesuai dengan kondisi umat Islam pada waku itu, menyeru kaum mukminin untuk menghadapai musuh secara konfrontatif
dan mewajibkan mereka untuk memerangi penduduk Makkah. Adapun pesan-pesan jihad Nabi SAW antara lain terungkap dalam hadis-hadis berikut:
+ ,- .
0+ 123+ ,4- 56
0789 :ﺏ - :-
3= ?A B72 C 0+ 3ی 1=
D C E 1= 3FG39 .- HIJ2
A + .A 3FK2
3= L E :4ی2 02 Mﺏ E 3= 0+ :- 1N8
.ﻥ P2 ,G PQ+ 02 + ,- .
R L 3S2
T
Abdullah bin Mas’ud berkata “ saya bertanya kepada Rasulullah, apakah amal yang paling utama?” Nabi menjawab “shalatlah tepat pada waktunya”
“kemudian apa?” beliau menjawab “berbuat baik kepada kedua orang tua” “kemudian apa lagi?” jawab beliau “berjihadlah dijalan Allah” lalu saya diam.
Jikalau saya bertanya lagi, tentu Nabi SAW menambahkan jawaban.” HR Bukhari
47
Ibnu Hajar Al-‘Asqalaniy menerangkan, penyebutan tiga macam amal kebajikan yang utama itu adalah karena ketiganya merupakan lambang ketaatan-
ketaatan lainnya. Siapa yang mengabaikan shalat fardhu hingga melampaui waktunya tanpa udzur, padahal shalat itu demikian besar keutamaannya, maka ia akan lebih
mengabaikan lain-lainnya. Siapa yang tidak berbuat kebajikan kepada orang tuanya padahal demikian banyak hak mereka atas dirinya; maka ia akan lebih baik sedikit
berbuat kebaikan kepada selain keduanya; dan barang siapa meninggalkan jihad menghadapai orang-orang kafir, maka terhadap berbagai kefasikan ia akan lebih tidak
peduli.
48
3Fﺝ :N2 VQ2 7ﺏ HMKW + ,- .
0+ 3= 3F4- ,2 56
3- :ﺏ :- Mﻥ3A GM4Q+
Xﻥ R
L 3S2 T
“Ibnu ‘Abbas berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda pada fathu Makkah, tidak ada kewajiban hijrah setelah pembukaan kota Makkah. Yang
ada adalah kewajiban jihad dan memasang niat, jika kamu diseru untuk keluar ke medan perang, maka berangkatlah.” HR Bukhari
49
Terhadap Hadist diatas Ibnu Hajar menjelaskan, bahwa hijrah merupakan kewajiban setiap muslim pada masa awal Islam, karena sedikitnya jumlah kaum
47
Abu Abdillah al-Bukhariy, Shahih Bukhariy T.tp.: Penerbit Daru Mathba’atisy-Sya’bi, t.t., h. 200.
48
Ibnu Hajar al-Asqalaniy Kitabul Jihad wa Siyar min Fathil Bari Beirut : Darul Balaghah, 1985, h. 11-12.
49
Al-Bukhari, Shahih Bukhariy, h. 200.
muslimin di Madinah dan karena kebutuhan mereka untuk berhimpun. Setelah Allah SWT membukakan kota Makkah dan orang berbondong-bondong masuk agama
Allah, maka dihapuskanlah kewajiban hijrah ke Madinah dan tetaplah kewajiban untuk berjihad dan berniat sungguh menghadapi perlakuan atau tindakan orang kafir
yang selalu menganiaya pemeluk agama Islam, hingga mereka kembali kepada agama mereka semula. Berkenaan dengan penganiayaan tersebut turunlah firman
Allah dalam surat An-Nisa’4:97-100.
50
eV k
, ™ SB 1MJ
¹ „6Ÿ89
[{ k y ©
L e
L f 9
g‚ K57 :
G¾P¨ ?
¹ gi S ,
¯¾ ™
6 -62
™„ k
™„Z k ?
B 1 4C4 k
0Œ k4 Ny
2 g
Z-6F G‚¦;
}_ f 9
g‚ P57 n
QO i’¥-
I7 ;V
; \_
V = l K57c°
X4 = t
\_ V K„
¿Y= G‚;
B 1 4C4 k
TIU V
89 . „ …
? YL
‰ 89 89Yx
G‚‚; ¼
i -62
™„ :
;= g60 «
: G¾P¨
š Yx - Z- ¿YL
™ ?
i 5s - . «
Li t P o
-62 :MŽ
t Lg . ™ k¤
g k
v œM -g2
:M, S
V YL 89Yx
š { t GHQQ;
”Mereka yang diwafatkan oleh malaikat karena berbuat zalim terhadap diri sendiri, malaikat bertanya “ dalam keadaan bagaimana kamu ini?” mereka
menjawab, “kami orang yang lemah dibumi ini.” Malaikat berkata “bukankah bumi Allah luas dan kamu dapat berhijrah?” mereka itulah yang akan tinggal
di neraka – tempat kembali terburuk-. Kecuali mereka yang memang lemah dan tertindas; laki-laki, perempuan dan anak-anak yang tak berdaya dan tak
50
Al-Asqalaniy, Kitabul Jihad, h. 12
ada bimbingan yang akan menunjukkan jalan. Kepada mereka, mudah- mudahan Allah memaafkan. Karena Allah maha Pemaaf, Maha perngampun.
Dan barang siapa yang hijrah dijalan Allah. Dimeninggalkan rumahnya berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian maut memburunya, Allah
senantiasa memberi pahala. Allah Maha Pangampun lagi Maha Pengasih.” QS an-Nisa’:97-100
Abdullah Yusuf Ali menulis, bahwa ayat-ayat itu berkenaan dengan masalah hijrah dari tempat-tempat biasa umat Islam dianiaya dan ditindas. Maka sudah
menjadi kewajiban kaum muslimin untuk meninggalkan tempat itu kendati tempat tersebut kampung halaman mereka sendiri untuk menggabungkan diri dan
memperkuat barisan umat Islam. Mereka akan hidup aman dan dapat membantu perjuangan melawan segala kejahatan yang terdapat di sekitar meraka. Islam
menyuruh tiap muslim untuk berjuang terus-menerus memerangi kejahatan. Untuk perjuangan semacam itu kaum muslimin mungkin harus meninggalakan kampung
halaman lalu bersatu menyusun organisasi dan bersama-sama dengan saudara muslim lain mengadakan serangan dan merobohkan benteng kejahatan. Kewajiban seorang
muslim bukan hanya menyuruh berbuat baik, tetapi juga mencegah kejahatan.
51
?A :N2 3= FKﻥ IA B72 ?A 3FK2 CMﻥ 0+ 3ی 123= 3Fﻥ 3F4-
.6 XYZ3- :- M9 [\ 3FK2
R L 3S2
T ”Diriwayatkan dari Aisyah ra. Bahwa beliau berkata kepada
Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, telah ditunjukan kepada kami bahwa jihad adalah amal yang paling utama; apakah kami tidak berjihad?”
Rasulullah menjawab, “untuk kalian, jihad yang paling utama adalah haji mabrur.” Al-Bukhari.
52
Hadits tersebut menunjukan bahwa jihad bukanlah semata-mata bertempur di medan perang. Berhaji juga disebut oleh Nabi sebagai jihad. Perlu dicatat bahwa
51
Yusuf Ali, al-Quran terjemah dan Tafsirnya, h. 211
52
Al-Bukhari, Shahih Bukhariy, h.12
ibadah haji disyariatkan pada akhir periode risalah Nabi di Madinah. Dengan demikian Hadits tersebut disabdakan Nabi SAW lebih akhir dari turunya ayat-ayat
jihad yang menyeru kaum muslimin untuk berperang di jalan Allah. B- .- .42
3A + ,- .
0+ .2 ﺝ
3ﺝ 3= ,4- .6 HMیMW 5ﺏ :-
B2 Mﺥ
_Q8G W 3= ﺝ 3A 3FK2 7ی
0JG MQG 0QA K89 ﺥG
W3K ,20 .A :Q82 W3KB2
MA HMی MW 0ﺏ 3= `2 _Q8ی :9
3= M_G R
L 3S2 T
”Abu Hurairah ra. Berkata, bahwa seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, “Tunjukalah kami amal yang setara dengan
jihad.”Rasulullah melanjutkan, “Dapatkah engkau –jika seorang mujahid bertolak- masuk masjidmu lalu engkau melakukan shalat tanpa henti dan
engkau berpuasa terua menerus tanpa berbuka? Siapa orang yang dapat melakukan demikian? Sesungguhnya kuda seorang mujahid bersuka ria pada
tali penambatnya.” Al-Bukhari.
53
,- .
0+ 23A ?A 342 C 0+ 3ی = ,4-
56 L S2 7+ 5ﺏ :- :9 E 023= ,239 ,84ﺏ
+ .A W3Kی :9a9 + ی
.Qی 37Y2 :9 7ﺵ .A :9a9 3= Mﺵ :9
342 R
L 3S2 T
”Abu Said Al-khudri berkata, bahwa seseorang berkata kepada Rasulullah SAW, “wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling utama?”
Nabi menjawab, “ seorang mukmin yang berjihad di jalan Allah dengan diri dan hartanya.” Nabi ditanya lagi, “Kemudian siapa?’ Jawab Nabi, “seorang
mukmin tyang mengasingkan diri dari keramaian, bertakwa kepada Allah, menghindari manusia dari kejahatanya.” Al-Bukhari.
54
.6 HMیMW 5ﺏ :- + .A 3FK2 c9 0ی + ,-
. 0+ 17B+ 3= ,4-
3=0Qی 3F+ 5A W3KB2 d0G Z32 Z3J2 cBd
+ 5A W3Kی :Bﺏ - XB4e Mﺝ 9 3B23+ ,7BﺝMی
X4K2 ,ﺥی R
L 3S2 T
”Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan orang yang berjihad dijalan Allah-dan Allah
yang Maha Tahu siapa yang berjihad pada jalan-Nya – seperti orang yang berpuasa dan mendirikan shalat malam. Allah menjamin orang yang berjihad
meninggal lalu ia memasukannya ke surga,atau mengembalikanya dengan selamanya disertai pahala dan ghanimah.” Al-Bukhari.
55
53
Ibid., h. 200.
54
Ibid., h. 201.
55
Ibid., h. 202.
:- .= X9 5A
,c7ﺏ 5ﻥ :9 39 3= + ,- .
0+ 0789 :ﺏ
- 3d
020ی 0ﺥ 3W7ﺏ :9 fSG 3Fﻥ E M93ﺏ
Qی ,Q48ﺏ gﺥ3ی 3h
0ی 0\ ,Q9 :9 ,2 :9 :9a9 0FA ,ﻥ38ﺏ W3ﺝ :9 :9a9 0FA ﺏ W 3W3ﺝ :BA
M9aی 39 07ی 07ی 39
Mﺥ X\ 3Bی i2 :9a9 0FA ,ﺏ W3ﺝ
R 89
T
“Diriwayatkan dari Abdullah ibn Masud, bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Tidak seorang Nabi pun diutus Allah kepada suatu umat
sebelumku, kecuali ia memiliki pengikut-pengikut setia dari umatnya dan beberapa sahabat yang melaksanakan sunahnya serta mengikuti perintahnya.
Kemudian datang sesudah mereka pengganti. Mereka mengucapkan sesuatu yang tidak mereka lakukan dan melakukan apa yang tidak diperintahkan.
Maka siapa berjuang menhadapi mereka dengan tanganya, itu pertanda ia mukmin. Siapa berjuang menghadapi mereka dengan lisanya pertanda ia
mukmin. Siapa berjuang menghadapi mereka dengan hatinya, pertanda ia mukmin. Selain itu tak ada lagi tersisa iman, walau seukuran biji sawi.” HR.
Muslim.
56
Dari Hadits-Hadits tersebut dapat ditarik dua kesimpulan bahwa jihad mengandung dua pengertian. Dalam arti sempit, jihad adalah perang di jalan Allah.
Hal ini ditunjukan oleh penyebutan kematian di medan jihad beserta perolehan Ghanimah. Dalam arti luas, jihad adalah segala usaha yang memerlukan pencurahan
tenaga dalam rangka memperoleh ridha Allah, baik berbentuk ibadah khusus yang bersifat individual, dalam hal ini haji, maupun ibadah umum yang bersifat kolektif,
berupa amar makruf nahi mungkar. Di dalam al-Quran dan al-Hadis lafaz jihad digunakan dalam berbagai bentuk,
baik kata kerja maupun kata benda. Ayat-ayat jihad Makkiyah menggunakan kata jihad dalam bentuk kata kerja lampau fiil madhi sebanyak tiga kali, yakni dalam QS
16:110, 29:6 dan 29:6; dalam bentuk kata kerja sekarang dan yang akan datang fiil mudhari satu kali, yakni dalam QS 29:6; dalam bentuk kata kerja perintah fiil amar
56
Abu Husain Muslim, Shahih Muslim, Penerjemah AD Haanie Yogyakarta: Penyiaran Islam, 1962, h. 47-48.
sebanyak satu kali, yakni QS 25:52. sedangkan dalam bentuk kata benda digunakan satu kali, yakni dalam QS 25:52 untuk menekankan tingkat atau kadar jihad yang
harus dilakukan oleh Nabi SAW. Bentuk fiil mengandung arti pergerakan, sedangkan bentuk isim memberikan kesan kemantapan.
57
Hal itu tergambar jelas misalnya dalam QS An-Nisa4:95, Al-Mukminun23:1-11, Al-Ahzab33:35 dan Al-Hujarat49:15.
Adapun ragam penggunaanya dalam ayat-ayat periode Madinah adalah sebagai berikut. Dalam bentuk kata benda asal isim masdar lafal jihad disebut tiga
kali, yakni dalam 9:24; 22:78; 60:1. sedangkan dalam bentuk kata benda pelaku isim fail disebut empat kali, yakni dalam QS 4:95 diulang tiga kali dan dalam QS 47:31.
dalam kaidah tafsir dijelaskan bahwa penggunaan isim menunjukan tetapnya keadaan dan kelangsunganya. Sedangkan fiil menunjukan timbulnya sesuatu yang baru dan
terjadinya suatu perbuatan. Masing kata-kata tersebut mempunyai tempat tersendiri yang tidak bisa di pertukarkan satu dengan yang lain untuk tetap menghadirkan
makna yang sama.
58
Dalam bentuk kata kerja, terdapat tiga macam, yakni kata kerja lampau fiil madhi, kata kerja sekarang fiil mudhari dan kata kerja perintah fiil amar. Dalam
bentuk kata kerja lampau terdapat sebanyak 10 kali, yakni dalam QS al- Baqarah2:218; ali Imran3:142; al-Anfal8:72, 74, 75; at-Taubah9:41, 73, 88; dan al-
Hujarat49:15.dalam bentuk kata kerja sekarang sebanyak empat kali, yakni QS al- Maidah5:54; at-Taubah9:44, 81 dan ash-Shaff61:11. adapun dalam bentuk kata
57
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran Bandung, Mizan,1992, h. 116
58
Abd. Rahman, Kaidah-Kaidah Penafsiran Al-Quran Bandung:Mizan ,1997, h. 60
kerja perintah sebanyak enam kali,yakni QS al-Maidah5:35; at-Taubah9:41, 73 86; al-Hajj22:78 dan at-Tahrim66:9.
Pengulangan perintah jihad periode Madinah hingga enam kali menunjukan aktivitas jihad dalam Islam. Dalam Khazanah Ulumul Quran terdapat kaidah
pemahaman, bahwa perintah permintaan melakukan sesuatu dari pihak yang lebih tinggi kedudukannya kepada yang lebih rendah. Dalam konteks perintah dalam al-
Quran, yang dimaksud dengan pihak yang lebih tinggi kedudukanya ialah Allah SWT sebagai pemberi perintah, sedangkan yang lebih rendah kedudukanya adalah
manusia.
59
Menurut kaidah ushuliyyah, amar ada kalanya menunjukkan wajib, seperti dalam QS 4;77 dan ada kalanya menunjukkan sunnat, seperti dalam QS 24:33
60
. dalam konteks perintah-perintah jihad dalam al-Quran, ayat-ayat jihad yang dimaksud
semuanya menunjukan perintah. Lafal jihad dalam bentuk kata kerja perintah kadang di tujukan kepada orang
kedua tunggal dan adakalanya ditujukan kepada orang kedua jamak. Perintah jihad bentuk pertama mengandung pengertian bahwa pesan tersebut ditujukan kepada
perseorangan dan dapat di laksanakan secara perseorangan dan dapat di lakukan secara perseorangan pula, sebagaimana pesan untuk menyeru manusia ke jalan Allah
QS an-Nahl16:125 dan perintah untuk menyeru kepada kebajikan QS al- Araf7:199. Adapun perintah untuk orang kedua jamak mengandung pengertian
bahwa perintah tersebut ditujukan kepada khalayak agar dilaksanakan secara berjamaah pula. Ini mengandung kemuingkinan maksud bahwa jihad tidak dapat
59
Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, Mutiara Ilmu Balaghah dalam ilmu maani. Penerjemah M. Zuhri dan K Ahmad Chumaidi Umar Surabaya: Mutiara Ilmu,1994, h. 24.
60
Ibid ., h. 26.
terlaksana secara maksimal kecuali jika dilakukan secara bersama-sama atau melalui kerja sama yang satu dengan lainya,seperti tertera dalam QS at-Taubah9:41
Perintah jihad kepada kelompok tidak menutup kemungkinan untuk dapat dilaksanakan oleh sebagian anggotanya. Jika demikian, mereka yang tidak terlibat
dalam Aktivitas tersebut sebagianya mengambil alternatif kegiatan lain yang boleh jadi tidak kurang berharga daripada yang pertama. Keputusan demikian dapat diambil
berdasarkan firman Allah SWT : ¼
YL V
- 9 {
™ k \|
? \_ MJ k
-Y9 i
;d L ™
- k „ …
R™Y9º
0U Y9 K { À :
Gi. d qQ=
{ 5 0
• ¹
2 „Z
5 0 J qY=
« GH``;
”Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” QS at-Taubah :122
Dalam riwayat Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ikrimah dikemukakan bahwa ketika turun ayat: illa tanfiru yu adzdzibkum adzaban aliman QS At-
Taubah9:39, ada beberapa orang yang jauh dari kota yang tak ikut berperang karena mereka mengajar kaumnya. Maka kaum munafik berkata, “Celakalah orang-orang di
kampung itu karena ada orang yang tidak turut berjihad bersama Rasulullah”. Maka
turunlah ayat itu QS At-taubah9:122 yang memebenarkan orang meninggalkan perang untuk menyebarkan ilmu dan menyebarkan kepada kaumnya.
61
Dalam riwayat lain, dari Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Abdullah bin Ubaid bin Umar di kemukakan bahwa kaum mukminin, apabila diseru Rasulullah
SAW untuk di utus ke medan perang, mereka serta merta berangkat meninggalkan Nabi beserta orang-orang yang lemah. Maka turunlah ayat ini sebagai larangan untuk
berangkat ke medan perang seluruhnya, melainkan harus ada yang tetap tinggal untuk memperdalam pengetahuan agama.
62
Sebagian ayat jihad disertai objek, misalnya at-Tahrim66:9. objek jihad dalam ayat tersebut adalah orang-orang kafir dan munafik. Sebagian lainnya tidak
menyebutkan objeknya, misalnya al-Baqarah2:218 dan al-Maidah5:35. suatu kaidah penafsiran menyatakan bahwa jika suatu kata kerja transitif disebutkan dalam suatu
ayat tanpa disertai penyebutan objeknya maka objek kata kerja itu bersifat umum, mencakup segala sesuatu yang terjangkau oleh lafal itu.
63
Berdasarkan kaidah ini dapat disimpulkan bahwa objek jihad tidak terbatas pada orang-orang kafir dan
munafik saja, tetapi mencakup siapa saja yang perilakunya tidak sejalan dengan ajaran Tuhan.
Dari sisi lain sebagian ayat jihad menyebutkan sarana yang digunakan untuk berjihad, misalnya an-Nisa’4:95, al-Hujurat49:15 dan sebagian lainnya tidak,
61
Qomarudin Shaleh dkk, Asbabun Nuzul: Latar Belakang Historis turunnya ayat-ayat al- Quran
Bandung : Mizan,192, h. 168.
62
Ibid., h. 169.
63
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran Bandung: Mizan,1992, h.168
semisal an-Nahl16:110, al-Ankabut29:6 dan at-Tahrim66:9. ini mengisyaratkan bahwa sarana jihad adalah apa saja yang telah disebutkan Al-Quran, yakni harta
benda dan diri atau nyawa. Pengertian harta benda mencakup segala milik manusia yang tidak melekat pada jasadnya. Adapun diri atau nyawa adalah sesuatu yang
melekat pada diri seseorang, baik berupa tenaga, pikiran, ilmu pengetahuan maupun lainnya.
64
Ayat-ayat jenis kedua mengisyaratkan kepada pelaku jihad untuk menggunakan sarana apapun, sejauh tidak bertentangan dengan garis-garis agama.
Berjihad dengan demikian tidak selalu menggunakan pedang terhunus. Lisan dan pena termasuk diantara sarana-sarana yang dapat digunakan secara efektif untuk
berjihad. Jihad dalam bentuk apapun memerlukan persiapan yang memadai, seperti
diisyaratkan al-Quran: eeV
oJ «
z J K1
. :
= 9I€
YL •i1 {
‚Q
€-e G;
”Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh.” QS ash-Shaff :4a e
P l K5 i
uc n
6¯ ¥
; = l
D-, t
e 8|e
’- [
i 5 0
{ \_
MJ , MJ .
? 8
9 , i
5TY «
;= U
. S=
5P \_
MJg8, G Q;
64
Ibid., h.169
”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang yang
dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah
mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya dirugikan.”
QS al-Anfal : 60
Tujuan jihad adalah menegakkan kalimat Allah. Tegaknya kalimat Allah tercermin dalam dalam kebajikan segala aspek kehidupan di dunia. Menyeru orang
berbuat baik dan melarang perbuatan mungkar merupakan jihad yang berlaku sepanjang zaman. Hal itu dilakukan dengan bijaksana, dengan meyakinkan pihak lain
secara lemah lembut dan penuh pengertian. Jihad fi sabilillah dapat pula berbentuk pembebasan budak dari perbudakan, memberi makan pada hari kelaparan kepada
anak yatim atau orang miskin yang sangat fakir QS Al-Balad90:13-16. Jihad dapat pula berupa sedekah buat orang yang dilunakkan hatinya untuk memeluk Islam,
membantu orang yang dibelit hutang dan membiayai kegiatan-kegiatan sosial keagamaan lainnya QS At-Taubah : 60
Jihad dilaksanakan berdasarkan tuntunan nash Quran dan Sunnah serta teladan langkah-langkah perjuangan Nabi SAW sesuai dengan perkembangan situasi
dan kondisi dimana saja muslim berada. Aktivitas jihad dapat dirumuskan dalam dua bentuk kegiatan besar, yakni sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai kebajikan amar
ma’ruf dan pencegahan serta penghapusan kemungkaran nahi mungkar. Al-Quran
menginginkan agar kaum muslimin mendukung terciptanya kondisi yang benar yang
bersumber pada kehendak Allah dan kepentingan masyarakat dalam seluruh aspeknya.
65
C. Pandangan Pakar tentang Jihad