Jenis Makan Porsi Makan Gastritis

Untuk mengetahui hubungan antara jenis makan dengan gastritis pada santri Pondok Pesantren Daar El-Qolam Gintung, Jayanti, Tangerang digunakan uji chi-square . Hasil analisis tersebut disajikan pada tabel 5.11. Tabel 5.11 Hubungan jenis makanan dengan gastritis pada Santri Pondok Pesantren Daar El-Qolam Gintung, Jayanti, Tangerang Jenis makan Gastritis Total OR 95 CI P value Terjadinya gastritis Tidak terjadi gastritis N N N Tidak mengiritasi 4 28,6 10 71,4 14 100 0,234 0,064- 0,865 0,023 Mengiritasi 29 63,0 17 36,9 46 100 Total 33 55 27 45 60 100 Pada tabel 5.11 menunjukkan bahwa analisa hubungan jenis atau ragam makanan dengan gastritis pada Santri Pondok Pesantren Daar El-Qolam adalah 14 responden pada jenis atau ragam makanan yang tidak menyukai rasa asam dan pedas terdapat 4 responden 28,6 terjadi gastritis dan 10 responden 17,4 yang tidak terjadi gastritis. sedangkan dari 46 responden jenis atau ragam makanan yang menyukai rasa asam dan pedas terdapat 29 responden 63,0 terjadi gastritis dan 17 responden 36,9 tidak terjadi gastritis. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,023 berarti 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara jenis makan dengan gastritis. Untuk uji odd ratio menunjukkan bahwa responden jenis makan rasa asam dan pedas berpeluang 0,234 kali terjadi gastritis daripada responden jenis makan tidak rasa asam dan pedas.

5. Hubungan Porsi Makan dengan Gastritis

Untuk mengetahui hubungan antara porsi makan dengan gastritis pada santri Pondok Pesantren Daar El-Qolam Gintung, Jayanti, Tangerang digunakan uji chi-square. Hasil analisis tersebut disajikan pada tabel 5.12. Tabel 5.12 Hubungan porsi makan dengan gastritis pada Santri Pondok Pesantren Daar El-Qolam Gintung, Jayanti, Tangerang. Porsi makan Gastritis Total OR 95 CI P value Terjadinya gastritis Tidak terjadi gastritis N N N Sebanyak 300- 500gr Baik 18 60 12 40 30 100 1,500 0,539- 4,171 0,436 Kurang dari 300-500gr Kurang 15 50 15 50 30 100 Total 33 55 27 45 60 100 Pada tabel 5.12 menunjukkan bahwa analisa hubungan porsi makan dengan gastritis pada Santri adalah dari 30 responden pada porsi makan yang Sebanyak 300-500gr terdapat 18 responden 60 terjadi gastritis dan 12 responden 40 yang tidak terjadi gastritis. Sedangkan dari 30 responden pada porsi makan kurang dari 300-500gr terdapat 15 responden 50 terjadi gastritis dan 15 responden 50 tidak terjadi gastritis. hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,436 berarti 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara porsi makan dengan gastritis. Untuk uji odd ratio jumlah makan kurang dari 300-500gr berpeluang 1,500 kali terjadi gastritis daripada jumlah makan sebanyak 300-500gr.

BAB VI PEMBAHASAN

Pembahasan adalah kesenjangan yang muncul setelah penelitian melakukan penelitian kemudian melakukan perbandingan antara teori dengan hasil penelitian. Penelitian ini berjudul “ Hubungan Pola Makan Dengan Gatritis Pada Remaja di Pondok Pesantren Daar El- Qolam Gintung, Jayanti, Tangerang”. Sampel dari penelitian ini diambil dari santri Pondok Pesantren Daar El-Qolam dengan jumlah total 60 orang.

A. Hasil Penelitian

1. Analisa univariat

a. Usia

Dilihat dari hasil distribusi frekuensi responden berdasarkan usia terhadap santri Pondok Pesantren Daar El-Qolam Gintung, Jayanti, Tangerang didapatkan bahwa dari 60 responden yang diteliti, jumlah responden yang berusia ≤ 16 tahun sebanyak 40 responden 66,7 dan responden yang berusia 16 tahun sebanyak 20 responden 33,3. Jadi mayoritas usia responden lebih banyak yang berusia 16 tahun dibandingan dengan usia 16 tahun. Usia adalah salah satu faktor resiko terjadinya penyakit gastritis, terutama pada masa remaja adalah Masa peralihan dari yang sangat bergantung dengan orang tua ke masa yang penuh tanggung jawab serta keharusan untuk sanggup berdiri sendiri. Menurut Soetjiningsih 2005 Permasalahan pola makan yang timbul pada masa remaja yang mampu memicu timbulnya gastritis disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu para remaja memiliki kebiasaan tidak sarapan pagi dan biasanya gadis remaja sering terjebak dengan pola makan tidak sehat, menginginkan penurunan berat badan secara