Jenis Kelamin Analisa univariat

Hasil penelitian Nasution 2001 yang menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan gastritis. hasil ini dapat diartikan bahwa adanya perbedaan pola makan dengan jenis kelamin antara perempuan dengan laki- laki yang dapat menimbulkan terjadinya gastritis. pada penelitian ini juga didapatkan bahwa perempuan lebih banyak mengalami gastritis dari pada laki-laki. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian ini, bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan gastritis, dapat dikarenakan mayoritas santri memiliki pola makan kurang baik dan santri memiliki kecenderungan yang berbeda pada masing-masing jenis kelamin terhadap pola makan. Selain itu dapat diasumsikan bahwa santri perempuan lebih memperhatikan postur tubuhnya dibandingkan dengan santri laki-laki, hal ini sesuai dengan teori Apriadji 1986 yang menyatakan bahwa anak perempuan lebih mementingkan penampilannya dibanding laki-laki, jadi perempuan lebih beresiko terjadinya gastritis. Sedangkan menurut Depkes 2005 bahwa kebutuhan zat gizi antara laki-laki dan perempuan berbeda terutama pada usia remaja.

c. Hubungan Frekuensi Makan dengan Gastritis

Dari hasil analisis hubungan frekuensi makan dengan gastritis adalah dari 21 responden pada frekuensi makannya baik terdapat 9 responden 42,8 terjadi gastritis dan 12 responden 57,1 tidak terjadi gastritis. Sedangkan 39 respoden Frekuensi makannya kurang terdapat 24 responden 61,5 terjadi gastritis dan 15 responden 38,5 tidak terjadi gastritis. Hasil uji statistik didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara frekuensi makan dengan gastritis, didapatkan P value = 0,165. Sehingga dapat disimpulkan Untuk uji odd ratio menunjukkan bahwa responden frekuensi makannya kurang berpeluang 0,469 kali terjadi gastritis daripada responden frekuensi makannya baik. Berdasarkan hasil analisa mengenai hubungan frekuensi makan dengan gastritis pada santri Pondok Pesantren Daar El-Qolam. Dapat disimpulkan sesuai dengan teori Hudha 2006, yang menyatakan bahwa responden yang memiliki frekuensi makan 2 kali sehari dapat menyebabkan terjadinya gastritis dibandingkan dengan responden yang memiliki frekuensi makan 2 kali sehari. Sedangkan frekuensi makan yang dimaksud adalah frekuensi makan utama atau frekuensi makan yang setiap harinya 3 kali makan utama, yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam atau sore. Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus Brunner dan Suddarth,2001. Lama makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan. Jika rata-rata, umumnya lambung kosong antara 3-4 jam Urip, 2002. Frekuensi makan yang 2 kali sehari dapat menyebabkan gastritis, seseorang akan terserang