banyak mengandung bumbu dan rempah. Selain itu, penderita juga harus menghindari alkohol, kopi, dan minuman ringan. Dan perlu juga
memperhatikan tehnik memasaknya, direbus, dikukus dan dipanggang adalah tehnik memasak yang dianjurkan, sebaliknya menggoreng bahan makanan
tidak dianjurkan.
h. Penelitian Terkait
1 Penelitian yang dilakukan oleh Harun Rianto dengan judul “gambaran
pengetahuan klien tentang gastritis di RSU. Dr. FI. Tobing Sibolga” tahun
2008. Dari hasil penelitian para pakar, didapatkan jumlah gastritis antara pria dan wanita, ternyata gastritis lebih banyak pada wanita dan dapet menyerang
sejak usia dewasa muda hingga lanjut usia. Di Indonesia 6-20 menderita gastrits sejak usia 55 tahun. Untuk segala umur, 16 kasus1000 pada kelompok
umur 45-64 tahun. Insiden sepanjang usia untuk gastritis adalah 10. Berdasarkan hasil survey awal di lokasi penelitian yaitu di RSU. Dr. FI.
Tobing Sibolga tahun 2008 masih cukup banyak yaitu setiap bulannya kurang
lebih 40.
2 Penelitian yang dilakukan oleh Wati Oktaviani dengan judul “Hubungan pola
makan dengan gastritis pada mahasiswa S.1 Keperawatan program A FIKES UPN Veteran Jakarta” tahun 2008. Dari hasil penelitian yang menggunakan
metode penelitian desain analisis kuantitatif dimana penelitian diarahkan secara objektif melalui pendekatan kuantitatif dengan metode cross sectional,
yang dapat ditarik kesimpulan tidak ada hubungan bermakna antara umur, jenis kelamin dan porsi makan dengan gastritis, dan adanya hubungan
bermakna antara frekuensi makan, jenis makan dan pola makan.
3 Penelitian yang dilakukan oleh Yuni Retnowati den gan judul “ gambaran
gastritis dan hubungannya dengan pola makan, gaya hidup, dan status gizi pada pralansia dan lansia di posbindu kelurahan bantar jati Bogor tahun 2010”
penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah para pralansia dan lansia di
posbindu kelurahan Bantar Jati Bogor sebanyak 107 responden yang berumur
45-75 tahun. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil analisis bivariat bahwa tidak ada variabel yang
bermakna pada penelitian ini. Sekalipun aktifitas fisik, dan status gizi tidak beresiko dengan gastritis, namun kedua variabel tersebut memiliki
kecenderungan lebih besar.
i. Kerangka Teori
Kerangka Teori menurut Brunner Suddarth 2002, Huha 2006, dan Soetjiningsih 2005.
Bagan 2.1 Kerangka Teori
SS
Faktor-faktor resiko :
1. Pola makan
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Rokok 5. Kopi
6. Helicobacter pylori 7. Alkohol
8. Stress Psikis dan
fisik. Permasalahan pola makan remaja:
1. Kebiasaan tidak sarapan pagi.
2. Menginginkan penurunan berat badan secara drastis.
3. Kebiasaan “ngemil” yang
rendah gizi. 4. Kebiasaan makan makanan
siap saji fast food yang komposisi gizinya tidak
seimbang
Penatalaksanaan : 1. Makanan yang disajikan harus
mudah dicerna. 2. menghindari makanan yang
bersifat merangsang. 3. Asupan protein harus cukup tinggi,
sedangkan asupan lemak dibatasi. 4. Diberikan porsi makan kecil tetapi
sering.
TERJADINYA GASTRITIS
Pola makan terdiri dari :
a. Frekuensi makan
b. Jenis makan c. Porsi makan