tabulasi sederhana, tabulasi silang, regresi, korelasi, analisa factor dan berbagai tes statistic.
Penyajian data : a. Tulisan atau narasi, dibuat dalam bentuk narasi mulai dari pengambilan data
sampai kesimpulan. b. Tabel atau daftar penyajian dalam bentuk angka yang disusun dalam kolom
dan baris dengan tujuan untuk menunjukkan frekuensi kejadian dalam kategori yang berbeda.
J. Analisa Data
Data yang ada setelah dilakukan proses pengolahan setelah itu dilakukan tehnik analisa data. Analisa data yang digunakan adalah uji statistik dengan melalui 2 tahap
yaitu analisis univariat dan bivariat. Analisa data dengan univariat yang dilakukan pada setiap variable hasil penelitian, dan analisa bivariat dilakukan terhadap dua
variable yang diduga berhubungan. Notoatmojo, 2010. 1. Analisa univariat, yaitu variabel yang ada dalam penelitian ini disusun secara
deskriptif dengan tabel distribusi pola makan. Tabel distribusi pola makan memuat karakteristik responden meliputi, yaitu usia, jenis kelamin, pola makan
terdiri atas frekuensi makan, jenis makan, jumlah makan dan terjadinya gastritis. 2. Analisa bivariat yaitu melihat hubungan antara variable bebas dengan variable
terikat menggunakan uji statistik Chi Square dengan tingkat kemaknaan P≤0.05
dengan cinfidence interval 9CI 95. Ada beberapa tahap dalam analisis bivariat, yaitu :
a. Menetapkan hipotesis Hipotesis adalah pernyataan yang perlu diuji kebenarannya Hastono, 2006.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif Ha karena peneliti mempunyai jawaban sementara dari hasil penelitian ini
yaitu adanya hubungan antara karakteristik remaja usia dan jenis kelamain pada pola makan frekuensi makan, porsi makan dan jenis makan dengan
gastritis. Arah uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah two tail karena
hanya menyatakan perbedaanhubungan pola makan pada remaja dengan penyakit gastritis tanpa melihat apakah variabel karakteristik pola makan
lebih tinggirendah dari gastritis. 3. Penentuan uji statistik yang sesuai
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dengan gastritis pada remaja sehingga digunakan uji chi-square. Hal tersebut dikarenakan
penelitian menggunakan dua variabel kategorik yaitu pola makan frekuensi makan, jenis makan, dan porsi makan dan gastritis pada remaja usia dan jenis
kelamin. 4. Menentukan tingkat kemaknaan
Batasti ngkat kemaknaan, sering juga disebut dengan nilai α, pada penelitian ini
digunakan nilai α sebesar 5. 5. Perhitungan uji statistik
Perhitungan uji statistik adalah menghitung data sampel ke dalam uji hipotesis yang sesuai Hastono, 2006. Penelitian ini mengetahui adatidaknya hubungan pola
makan dengan gastritis pada remaja, maka data hasil pengukuran dimasukan ke rumus uji chi-square. Proses pengujian chi-square adalah membandingkan
frekuensi yang terjadi observasi dengan frekuensi harapan ekspektasi. Bila nilai frekuensi observasi dengan nilai frekuensi harapan sama, maka dikatakan
tidak ada hubungan yang bermakna signifikan, sebaliknya bila tidak sama, maka dikatakan ada hubungan yang bermakna signifikan.
6. Keputusan penghitungan statistik Hasil pengujian statistik menghasilkan dua kemungkinan keputusan yaitu
menolak hipotesis nol Ho dan gagal menolak hipotesis nol Ho Hastono, 2006. Peneliti mencari nilai p value dalam uji statisti. Nilai p tersebut
digunakan untuk membuat keputusan uji statistik dengan cara membandingkan nilai p dengan α alpha.
Penelitian ini menggunakan α 5 sehingga jika didapat nilai pα maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna, artinya tidak ada hubungan karakteristik
pola makan de ngan gastritis pada remaja. Sebaliknya, jika didapatkan nilai p≤α
maka hasil perhitungan statistik menjadi bermakna artinya ada hubungan yang bermakna antara pola makan dengan gastritis pada remaja.
Maka penelitian ini menghasilkan adanya beberapa variabel yang menunjukan adanya hubungan yang bermakna yaitu variabel usia, jenis kelamin, jenis
makanan dan pola makan dengan gastritis. Serta ada beberapa variabel yang menunjukan tidak adanya hubungan yang bermakna yaitu frekueni makan dan
porsi makan dengan gastritis.
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Pondok Pesantren Daar El-Qolam berada dibawah naungan Pondok Pesantren Darussalam Gontor. Lembaga pendidikan Pondok Pesantren yang bernama
Madrasatul Mualimin Al-Islamiyah MMI Daar El-Qolam bertempat di Gintung, Tangerang, Banten. Jumlah seluruh santri Pondok Pesantren Daar El-Qolam yaitu
3.510 santri. Pondok Pesantren Daar El-Qolam berdiri pada tanggal 27 Ramadhan 1388 H, sementara awal dimulainya pendidikan pada tanggal 20 Januari 1968 M.
Pondok Pesantren Daar El-Qolam diproyeksikan sebagai sekolah respon dan alternatif yang diharapkan dapat memberikan jawaban atas mutu dan kualifikasi
lulusan MTS MA yang ada. Adapun model yang diterapkan adalah Full day school.
Pondok Pesantren Daar El-Qolam menerapkan pendidikan Full day, di samping itu, selain kegiatan formal, terdapat pula kegiatan ekstrakulikuler,
diantaranya Pramuka, karate, taekwondo, tapak suci, paskibra, futsal, marching band, saman dancer dll.
B. Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan menggambarkan secara sistematis, fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara aktual dan cermat. Analisa
univariat ini terdiri dari : usia reponden, jenis kelamin responden, pola makan yaitu frekuensi makan, jenis atau ragam makan, porsi makan dan kejadian gastritis.
Jumlah total sampel yang terdiri dari seluruh santri Pondok Pesantren Daar El- Qolam Gintung, Jayanti, Tangerang adalah sebesar 60 responden dan tidak ada data
yang hilang missing baik umur responden, jenis kelamin responden, pola makan yaitu frekuensi makan, jenis atau ragam makan, porsi makan, dan kejadian gastritis.
1. Usia
Gambaran distribusi frekuensi usia santri Pondok Pesantren Daar El-Qolam
Gintung, Jayanti, Tangerang dapat dilihat pada tabel 5.1. Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia pada Santri Pondok Pesantren Daar El-Qolam Gintung, Jayanti Tangerang
Usia Frekuensis
Jumlah n Persen
16 Tahun 40
66,7 16 Tahun
20 33,3
Total 60
100
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 60 responden yang diteliti, responden yang berusia 16 tahun sebanyak 40 responden 66,7.