selama 6 bulan dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan iritasi pada lambung yang disebut gastritis.
e. Hubungan Porsi Makan dengan Gastritis
Dari hasil analisis hubungan porsi makan dengan gastritis adalah dari 30 responden pada porsi makannya baik terdapat 18 responden 60 terjadi gastritis
dan 12 responden 40 yang tidak terjadi gastritis. Sedangkan dari 30 responden pada porsi makannya kurang terdapat 15 responden 50 terjadi gastritis dan 15
responden 50 tidak terjadi gastritis. hasil uji statistik didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara porsi makan dengan gastritis, didapatkan P value =
0,436. Untuk uji odd ratio menunjukkan bahwa responden jumlah makannya kurang berpeluang 1,500 kali terjadi gastritis dari pada responden jumlah makannya baik.
Berdasarkan hasil analisa mengenai hubungan porsi makan dengan gastritis pada santri Pondok Pesantren Daar El-Qolam. Dapat disimpulkan sesuai dengan teori
Soediotama 2004, bahwa responden yang memiliki porsi makan kurang dari 300- 500gr 3-5 piring nasihari maupun sebanyak 300-500gr 3-5 piring nasihari
tidak ada hubungannya dengan kejadian gastritis. Hasil penelitian Nasution 2001 yang menyatakan terdapat hubungan yang
bermakna antara porsi makan dengan gastritis. Hasil ini dapat diartikan bahwa ada perbedaan antara porsi makan seseorang dengan terjadinya gastritis. Penelitian
tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian ini, yang didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara porsi makan dengan gastritis. Sesuai dengan teori Bruner
dan Suddarth 2001 secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap waktu dalam jumlah yang kecil setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya kadar
glukosa dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan
merasakan lapar dan pada saat itu jumlah asam lambung terstimulasi. bila seseorang telat makan 2 sampai 3 jam, maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak
dan berlebih. Akan tetapi walaupun porsi makan 300-500 gram, apabila diselangi dengan mengkonsumsi makanan ringan cemilan asam lambung akan tetap
terkontrol.