Pola Makan Pola Makan

dilakukan sekali atau dua kali diantara waktu makan guna menanggulangi rasa lapar, sebab jarak waktu makan yang lama. Pola makan yang tidak normal dapat diidentifikasi kembali menjadi 2, yakni Majalahnh 2009 : a Makan dalam jumlah sangat banyak binge eating disorder mirip dengan bulimia nervosa di mana orang makan dalam jumlah sangat banyak, tetapi tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Akibatnya di dalam tubuh terjadi penumpukan kalori. b Makan di malam hari night-eating syindrome, kurang nafsu makan di pagi hari digantikan dengan makan berlebihan, agitasi dan isomnia di malam harinya. 2 Jenis makanan Jenis makanan yang dikonsumsi remaja dapat dikelompokan menjadi dua yaitu makanan utama dan makanan selingan. Makanan utama adalah makanan yang dikonsumsi seseorang berupa makan pagi, makan siang, dan makan malam yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah dan minuman. Makanan pokok adalah makanan yang dianggap memegang peranan penting dalam susunan hidangan. Pada umumnya makanan pokok berfungsi sebagai sumber energi kalori dalam tubuh dan memberi rasa kenyang Sediaoetama, 2004. Makanan pokok yang biasa dikonsumsi yaitu nasi, roti, dan mie atau bihun. 3 Porsi makan Jumlah atau porsi merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan yang dikonsumsi pada tiap kali makan. Jumlah porsi makanan sesuai dengan anjuran makanan bagi remaja menurut Sediaoetama 2004 dalam Hudha 2006. Jumlah porsi standar bagi remaja antara lain : makanan pokok berupa nasi, roti tawar, dan mie instant. Jumlah atau porsi makanan pokok antara lain : nasi 100 gram, roti tawar 50 gram, mie instant untuk ukuran besar 100 gram dan ukuran kecil 60 gram. Lauk pauk mempunyai dua golongan lauk nabati dan lauk hewani, jumlah atau porsi makanan antara lain : daging 50 gram, telur 50 gram, ikan 50 gram, tempe 50 gram dua potong, tahu 100 gram dua potong. Sayur merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, jumlah atau porsi sayuran dari berbagai jenis masakan sayuran antara lain : sayur 100 gram. Buah merupakan suatu hidangan yang disajikan setelah makanan utama berfungsi sebagai pencuci mulut. Jumlah porsi buah ukuran 100 gram, ukuran potongan 75 gram. Dalam menyusun menu seimbang diperlukan pengetahuan bahan makanan, karena nilai gizi setiap bahan makanan tiap kelompok tidak sama Sulistyoningsih, 2010 sebagai berikut: a Golongan makanan pokok Jenis padi-padian merupakan bahan makanan pokok yang memiliki kadar protein lebih tinggi dari umbi-umbian. Jika bahan makanan pokok yang digunakan berasal dari umbi-umbian maka harus disertai lauk dalam jumlah yang lebih besar. Porsi makanan pokok yang dianjurkan dalam sehari untuk remaja adalah sebanyak 300-500 gram beras atau sebanyak 3- 5 piring nasi dalam sehari. b Golongan protein Lauk sebaiknya terdiri dari campuran hewani dan nabati. Lauk hewani memiliki nilai biologi yang tinggi dibandingkan nabati. Porsi lauk yang dianjurkan untuk remaja dalam sehari adalah sebanyak 100 gram atau dua potong ikan daging atau ayam, sedangkan porsi nabati dalam sehari sebanyak 100-150 gram atau 4-6 potong tempe. Tempe dapat diganti dengan tahu atau kacang-kacangan kering. c Golongan sayuran-sayuran Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral. Sayuran daun berwarna hijau dan orange mengandung lebih banyak provitamin A, selain itu sayuran berwarna hijau juga kaya kalsium, zat besi, asam folat, dan vitamin C. semakin hijau warna sayuran, semakin banyak mengandung gizi. Setiap hari dianjurkan mengkonsumsi sayuran yang terdiri dari sayuran daun, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna jingga. Porsi sayuran dalam bentuk tercampur dianjurkan juga untuk remaja dalam sehari 150-200 gram atau sebanyak 1,5-2 mangkok dalam keadaan matang. d Golongan buah-buahan Buah berwarna kuning banyak mengandung provitamin A, sedangkan buah yang kecut pada umumnya kaya vitamin C. porsi buah yang dianjurkan untuk remaja dalam sehari adalah 2-3 potong, dapat berupa papaya atau buah-buahan lain. e Lain-lain Menu yang disusun biasanya mengandung gula dan minyak, sebagai penyedap dan pemberi rasa gurih. Penggunaan gula biasanya sebanyak 25- 35 gramhari 2 ½ - 3 ½ sendok makan, sedangkan minyak sebanyak 25- 50 gramhari 2 ½ - 5 sendok makan.

d. Cara pengelolaan makanan

Dalam menu indonesia pada umumnya makanan dapat diolah dengan cara sebagai berikut : 1 Merebus boiling adalah mematangkan makanan dengan cara merebus suatu cairan bisa berupa air saja atau air kaldu dalam panci sampai mencapai titik didih 100 C. 2 Memasak braising adalah cara memasak makanan dengan menggunakan sedikit cairan pemasak. Bahan makanan yang diolah dengan tehnik ini adalah daging. 3 Mengukus steaming adalah proses mematangkan makanan dalam uap air. 4 Bumbu-bumbuan simmering hampir sama dengan mengukus tapi setelah dikukus makanan dibumbui dengan bumbu tertentu.

e. Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi

Pola makan yang seimbang, yaitu sesuai dengan kebutuhan yang disertai pemilihan bahan makanan yang tepat akan melahirkan status gizi yang baik sediaoetama, 2004. Asupan makanan yang melebihi kebutuhan tubuh akan menyebabkan kelebihan berat badan dan penyakit lain yang disebabkan oleh kelebihan zat gizi. Sebaliknya asupan makanan kurang dari kebutuhan akan menyebabkan tubuh menjadi kurus dan rentan terhadap penyakit. Kedua keadaan tersebut sama tidak baiknya, sehingga disebut gizi salah. Keadaan gizi salah akibat kurang makan atau berat badan yang kurang merupakan hal yang banyak terjadi di berbagai daerah atau negara miskin. Sebaliknya keadaan gizi salah akibat konsumsi gizi berlebihan, merupakan fenomena baru yang semakin lama semakin meluas. Keadaan ini terutama dialami oleh lapisan menengah keatas, yakni munculnya obesitas pada anak dan remaja perkotaan pada kategori ekonomi atas.

2. Remaja

a. Definisi

Istilah remaja atau adolesence berasal dari bahasa latin adolesscere kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja yang artinya “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa” Hurlock, 2006. Remaja adalah periode perkembangan dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13 dan 20 tahun potterperry, 2005. Remaja berada dalam setatus interim sebagai akibat dari posisi yang diberikan oleh orang tua dan masyarakat dan melalui usahanya sendiri yang selanjutnya memberikan prestasi tertentu bagi dirinya Soetjiningsih, 2005. Masa peralihan dari yang sangat bergantung dengan orang tua ke masa yang penuh tanggung jawab serta keharusan untuk sanggup berdiri sendiri. Berdasarkan dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan suatu periode dalam kehidupan manusia dimana dapat menjadi sebuah titik awal sebagai sebuah usaha mencapai kemandirian.

b. Pertumbuhan dan Perkembangan

Carson 2008 membagi remaja menjadi 3 fase, yaitu : 1 Remaja awal early adolesence sebagai awal pubertas, terjadi pematangan fisik dan perkembangan dan perkembangan ketakteristik seks primer dan sekundaer. Rentang usia 11-13 tahun pada perempuan dan 12-14 tahun pada laki-laki. 2 Remaja pertengahan midle adolesence, kira-kira 14-16 tahun pada perempuan dan 15-17 tahun pada laki-laki, ditandai dengan usaha mencapai kemandirian. 3 Remaja akhir late adolesence, sekitar 19 tahun, relatif stabil dalam hubungan dengan teman sebaya, akademik dan aktifitas waktu senggang, dan tanggung jawab keuangan. Selain Carson 2008, ahli lain juga membagi masa remaja menjadi tiga periode kehidupan diantaranya Kozier, StanhopeLancaster serta Wong. Konzier 2006 membagi masa remaja menjadi remaja awal 12-13 tahun, remaja tengah 14-16 tahun, dan remaja akhir 17-20 tahun. Sedangkan StanhopeLancaster membagi menjadi remaja awal 10-13 tahun, remaja tengah 14-16 tahun, remaja akhir 17- 21 tahun. c. Karakteristik Perilaku Makan Remaja Menurut Potter Perry 2005 Masa remaja adalah masa mencari identitas diri, adanya keinginan untuk dapat menerima oleh teman sebaya dan mulai tertarik oleh lawan jenis menyebabkan remaja sangat menjaga penampilan. Semua itu sangat mempengaruhi pola makan remaja, termasuk pemilihan bahan makanan dan frekuensi makan. Remaja takut merasa gemuk sehingga remaja menghindari sarapan dan makan siang atau hanya makan sehari sekali. Hal itu menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh akan lambat. Berikut ini karekteristik perilaku makan yang dimiliki remaja : 1 Kebiasaan tidak sarapan pagi 2 Gadis remaja sering terjebak dengan pola makan tak sehat, menginginkan penurunan berat badan secara drastis, bahkan sampai gangguan pola makan. Hal ini dikarenakan remaja memiliki body image citra diri yang mengacu