KemahiranMengelola EmosiDiri Aspek-aspek Kemahiran Kecerdasan Emosional Pada Perkembangan

 Makabersabarlahkamuseperti orang-orang yang mempunyaiketeguhanhatidariRasul- rasultelahbersabar…Q.S. al- Ahqafayat 35 Nuh as. adalah salah satu dari lima rasul yang mendapat gelar ulul azmi. Kaitan dengan ayat diatas ditujukan kepada Nabi Muhammad untuk bersabar dalam menghadapi kaumnya. Pada kata ْ ْص ف “maka bersabarlah ”, wahai Muhammad atas apapun yang menimpamu di jalan Allah, berupa siksaan orang-orang yang mendustakanmu dari kaummu. ْزعْ وأ ص ك “seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati ”, dalam menunaikan perintah Allah dan tunduk menaati-Nya dari kalangan rasul-Nya yang tidak terhalangi untuk tetap menunaikan perintah-Nya meski mendapat siksa dan gangguan. Selain itu, ada yang mengatakan bahwa rasul-rasul ulum azmi adalah mereka yang diuji dengan berbagai musibah di duniakarena Allah, namun musibah itu justru semakin meneguhkan mereka dalam menunaikan perintah Allah. Mereka adalah Musa, Nuh, Ibrahim, Isa, dan Muhammad. 9 Kisah Nabi Nuh as. di atas menggambarkan sebuah kesabaran yang sangat besar dalam menghadapi kaumnya yang senantiasa membangkang kepadanya yang sekian lama telah berjuang menunjukkan jalan kebenaran kepada mereka. Begitu juga bagi anak usia 6 – 9 tahun yang mahir dalam pengaturan dirinya akan memiliki kesabaran dalam menghadapi cobaan yang menimpanya. Ia tidak merasa putus asa dan menyesal atas apa yang telah dilakukannya, bahkan ia jadikan hal tersebut sebuah hikmah bagi dirinya serta meningkatkan perjuangannya demi menggapai sesuatu yang hendak dicapainya. 9 Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009, h. 438 Dari analisis kisah-kisah diatas, yang dimaksud anak mahir dalam mengelola emosi diri pada anakantara lain adalah: a Mampu mengendalikan jiwa. b Mampu memperkecil perasaan gelisah yang terjadi pda dirinya. c Mampu mengungkapkan amarah dengan tepat tanpa berkelahi. d Mengurangi perilaku agresif atau merusak diri. e Mampu menghadapi kegagalan. Adapun cara dalam penyampaian aspek kemahiran ini adalah dengan mengajak anak tersebut untuk mengambil hikmah dari kisah-kisah di atas baik dengan bercerita atau menggunakan perantara media lainnya. 10 Setelah menyampaikan sebuah kisah tertentu terutama mengenai kisah tentang seorang tokoh di atas, harus terdapat penyampaian nasehat di akhir kisah tersebut. Nasehat tersebut bersifat singkat atau intinya saja dengan menuntut anak melakukan perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan yang buruk.

3. KemahiranMemotivasiEmosiDiri

a. Balasan terhadap tindakan Qabil   Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan membawa dosa membunuhku dan dosamu sendiri, Maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian Itulah pembalasan bagi orang- orang yang zalim. Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, Maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi. Q.S. Al-Maidah ayat 29-30 11 10 Tim Pendongeng SPA Yogyakarta, op.cit., h. 39 11 Ibid., h. 113 Dalam Firman Allah Ta’ala ini, Habil berkata, “Sesungguhnya aku tidak ingin membunuhmu. Dengan demikian, dosa yang akan aku bawa jika aku ingin membunuhmu, aku harap akan engkau bawa bersama dosamu karena membunuhku. Makna ْي ْثإب adalah dosa yang dikhususkan kepadaku karena kesalahan-kesalahan yang aku perbuat. Maksudnya, dosa-dosaku akan diambil dan ditimpakan kepadamu karena kezhalimanmu terhadapku, dan engkaupun akan kembali membawa dosamu karena membunuhku. Sebagaimana dalam sebuah hadis: ع ْ أ ب ْي ض ي ه ع ْ ق ق : س ْ ه ص َ ه ع ْي و س َ : ْ ك ْ ْظ أ خ ْي ْ ع ْ ض أ ْو ش ْي ء ف ، ْي ت ح َ ْ ْ ْي ْ ق ، ْ أ ْ ي ْ ْي أ ْو ْ إ . ْ ك ع ص ح أ خ ْ ب قْ ْظ ت و ، إ ْ ْ ي ْ ح س أ خ ْ س ِي ص ح ف ح ع ْي و . “.... Rasulullah Saw. Bersabda: akan dilakukan pada hari kiamat kepada orang yang zhalim dan dizhalimi, dimana kebaikan-kebaikan orang yang zhalim akan diambil dan ditambahkan kepada kebaikan orang-orang yang dizhalimi hingga lunas. Jika orang yang zhalim itu tidak memiliki kebaikan, maka dosa-dosa orang yang dizhalimi akan diambil dan ditimpakan kepada orang yang zhalim.” 12 Selanjutnya, firman Allah Ta’ala: “Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah.” Yakni hawa nafsunya membujuknya, membuatnya menganggap mudah, mendorongnya, dan membentuk pendapat bahwa membunuh saudaranya merupakan suatu perkara yang ringan dan mudah bagi dirinya. Diriwayatkan bahwa Qabil tidak tahu bagaimana cara membunuh Habil, lalu iblis datang dengan membawa seekor burung 12 Syaikh Imam Al Qurthubi,op.cit., h. 328 – atau binatang lainnya – dan memukul kepala yang berada di atas batu dengan sebongkah batu supaya diikuti oleh Qabil, lalu Qabil pun melakukan itu. Dan Setelah kejadian itu, “Maka jadilah ia seorang diantara orang- orang yang merugi”, yakni dia merupakan bagian dari orang-orang yang merugi kebaikannya. 13 Kisah diatas menggambarkan sifat Qabil yang tidak baik terhadap saudara kandungnya sendiri, yakni Habil. Ia tidak senang jika saudaranya mendapatkan apa yang seharusnya ia miliki. Dari rasa tidak senangnya tersebut, ia tega membunuh saudaranya tersebut. Oleh karenanya, Allah menambahkan dosa kepadanya jika ada yang melakukan perbuatan seperti apa yang telah ia perbuat kepada saudara kandungnya. Anak usia 6 – 9 tahun yang mahir dalam memotivasi dirinya selalu berusaha untuk melakukan perbuatan baik. Karena sekecil- kecilnya perbuatan baik akan mendapatkan balasan yang baik dari Allah. Begitupun sebaliknya, sekecil-kecilnya perbuatan buruk akan dibalas dengan keburukan oleh Allah. b. Janji Allah kepada Ibu Nabi Musa as.   Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; Susuilah Dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya Maka jatuhkanlah Dia ke sungai Nil. dan janganlah kamu khawatir dan janganlah pula bersedih hati, karena Sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang dari Para rasul. Al-Qashash ayat 7 13 Syaikh Imam Al Qurthubi, ibid., h. 332-337 Allah menetapkan bahwa apa yang dikhawatirkan oleh Fir’aun menyangkut kepunahan kerajaannya pasti akan terjadi melalui seseorang, yang dipersiapkan Allah untuk maksud tersebut. Dia adalah Nabi Musa as. Ia lahir tanpa diketahui oleh Fir’aun, namun ibunya sangat khawatir. Ayat ini Allah menguraikan keadaan ibu dan sang anak, sekaligus menjelaskan langkah pertama yang dilakukan-Nya guna memenangkan orang-orang yang tertindas dan mengalahkan Fir’aun dan rezimnya. Allah berfirman: Kami menetapkan segala sesuatu sesuai kehendak Kami, dan untuk itu Kami wahyukan, yakni bisikan berupa ilham kepada ibu Musa yang anaknya akan berperan dalam kebinasaan Fir’aun dan kekuasaannya – Kami ilhamkan bahwa, Susuilah dia yakni anakmu itu dengan tenang bila engkau merasa tidak ada yang memperhatikanmu. Dan apabila engkau khawatir terhadapnya, misalnya khawatir ada yang engkau curigai melihatmu menyusukan anak lelaki atau khawatir jangan sampai anakmu itu dibunuh atas perintah Fir’aun, maka jatuhkanlah dia ke sungai Nil setelah meletakkannya di peti kecil yang dapat mengapung. Dan janganlah engkau khawatir bahwa dia akan tenggelam atau mati kelaparan, atau terganggu oleh apapun dan jangan pula bersedih hati karena kepergiannya, karena sesungguhnyaKami akan mengembalikannya kepadamu dalam keadaan sehat bugar. Dan setelah dia dewasa, Kami akan menjadikannya salah seorang dari kelompok para rasul yang Kami utus kepada Bani Isra’il. 14 Kisah di atas menggambarkan sebuah perjuangan seorang ibu dalam melaksanakan perintah Allah SWT. untuk sementara waktu berpisah dengan anaknya, yakni Musa. Allah menjanjikan suatu kebaikan atas kesabarannya dengan mempertemukan kembali dengan anaknya serta menjadikannya salah seorang rasul Allah. 14 M. Quraish Shihab, op. cit., h. 309-310