Kisah Nabi Nuh as.

Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman saja, karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. Q.S Hud ayat 36-37 26 Nabi Nuh as. juga diperintahkan untuk membawa binatang dan semua makhluk hidup dengan pasangan mereka masing-masing. Selain itu Nabi Nuh as. juga diperintahkan untuk mebawa keluarganya, kecuali yang sudah didakwahi tetapi tetap kafir. Dan juga diperintahkan agar tidak meminta penangguhan lagi bagi kaumnya jika mereka telah tertimpa oleh adzab. 27 Firman Allah SWT:                                     Lalu Kami wahyukan kepadanya: Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, Maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur permukaan bumi telah memancarkan air, Maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap jenis, dan juga keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan akan ditimpa azab di antara mereka. dan janganlah kamu bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim, karena Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.Q.S. al- Mu’minun:27 Firman Allah SWT: 26 Depag RI, op. cit., h.225 27 Salim, op. cit., h. 139                                               Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: Hai anakku, naiklah ke kapal bersama Kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir. Anaknya menjawab: Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah Nuh berkata: tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah saja yang Maha Penyayang. dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; Maka jadilah anak itu Termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. Q.S. Hud: 42-43 Dijelaskan oleh syaikh Salim bin Ied bahwa putera Nabi Nuh as. yang bernama Qan’an adalah seorang yang kafir dan tidak pernah berbuat amal shalih. Ia menentang agama dan pendapat ayahnya, sehingga dia pun binasa bersama orang-orang yang binasa. Namun demikian, banyak dari mereka yang bukan keluarga Nabi Nuh as. yang selamat, karena mereka sepaham dan seagama dengannya. 28 Kisah mengenai Nabi Nuh as. diatas terdapat sebuah nilai yang sangat berharga, yakni bahwa ia memiliki kesabaran yang besar dalam berdakwah. Meskipun berdakwah selama ratusan tahun dengan hanya mendapatkan 80 orang yang mau beriman serta mengikutinya, dan selalu mendapat ejekan dari kaumnya yang membangkang, ia tetap sabar dalam menghadapinya. Begitu pun terhadap keluarganya yang tidak mau 28 Salim, op. cit., h. 145 mengikutinya, ia tetap berusaha membujuk serta mengajaknya untuk beriman kepada Allah SWT.

3. Kisah Kelahiran Nabi Musa as.

Kisah mengenai Nabi Musa as. merupakan kisah yang terdapat di dalam Al- Qur’an dan diambil melalui pendekatan tafsir maudhu’i. Sedangkan dalam segi macamnya, kisah Nabi Musa as. ini merupakan macam kisah yang ditinjau dari sudut isinya, yakni kisah yang menyangkut seorang Nabi atau Rasul. Kisah ini mengandung dakwahnya kepada kaumnya, mukjizat-mukjizat yang memperkuat dakwahnya, sikap orang- orang yang memusuhinya, tahapan-tahapan dakwah dan perkembangannya serta akibat-akibat yang diterima mereka yang mempercayai dan golongan yang mendustakannya. Nabi Musa as. dilahirkan di zaman tagut, yakni pada zaman Fir’aun yang sombong dan memusuhi Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran surah Al-Qhashas ayat 4                      Sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Firaun Termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.Q.S. Al- Qhashas ayat 4 29 Syaikh Salim bin Ied menjelaskan bahwa Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang, lebih mengutamakan kehidupan dunia dan menolak 29 Depag RI, op. cit., h. 385 berb uat taat kepada Allah SWT. Fir’aun membagi rakyatnya menjadi beberapa kelompok, dia juga menindas satu kelompok dari mereka yaitu Bani Israil yang termasuk da lam garis silsilah Nabi Ya’kub. 30 Di ayat tersebut Syaikh Salim bin Ied menjelaskan bahwa Fi r’aun berusaha keras dan mati-matian agar Nabi Musa as.tidak lahir ke dunia, bahkan dia mengutus beberapa orang dan kabilah untuk mencari wanita- wanita yang sedang hamil dan mendata waktu kelahirannya, sehingga tidak ada seorang wanita pun yang melahirkan anak laki-laki melainkan akan dibunuh. Oleh karena itu ibunda Nabi Musa as. mendapatkan ilham. 31 Seperti dalam Al-Quran surah Al-Qhashas ayat 7-9:                                                             Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; Susuilah Dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya Maka jatuhkanlah Dia ke sungai Nil. dan janganlah kamu khawatir dan janganlah pula bersedih hati, karena Sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan men- jadikannya salah seorang dari Para rasul. Maka dipungutlah ia oleh keluarga Firaun yang akibatnya Dia menja- di musuh dan Kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Firaun dan Ha-man beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah. Dan berkatalah isteri Firaun: Ia adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. janganlah kamu 30 Salim, op.cit. h. 25 31 Ibid., h. 27 membunuhnya, Mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak, sedang mereka tiada menyadari. 32 Ayat diatas menunjukkan janji Allah SWT yang akan mengembalikan Nabi Musa as. ke pangkuan ibunya. Ibunda Nabi Musa as. melakukan perintah Allah dengan meletakkannya di peti, lalu menghanyutkannya. Hingga akhirnya melewati tempat tinggal Fir’aun, dan keluarga Fir’aun memungutnya. Sebagian ulama mengatakan huruf laam pada ayat  maka pungutlah dia menunjukkan laam al’aaqibah yang berarti bergantung pada kandungan pembicaraan , bahwa keluarga Fir’aun memungut bayi yaitu nabi Musa. Para ahli tafsir menyebutkan bahwa para budak perempuan Fir’aun telah memungut Nabi Musa as. Namun mereka tidak berani membukanya, hingga mereka meletakkannya dihadapan istri Fir’aun yang bernama Asiyah binti Muzahim. Setelah Nabi Musa as. tinggal dirumah Fir’aun, wanita-wanita didekat dekat Fir’aun ingin menyusuinya, tetapi Nabi Musa as. menolak dan tidak mau makan. Kemudian Nabi Musa as. dibawa ke pasar, untuk mendapatkan wanita yang tepat untuk menyusuinya. 33 Hal ini dijelaskan dalam Firman Allah surat al-Qhashas ayat 12:                  Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusuinya sebelum itu; Maka berkatalah saudara Musa: Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan 32 Depag RI, ibid., h. 386 33 Salim, op.cit. h. 36 memeliharanya untukmu dan mereka dapat Berlaku baik kepadanya?. 34 Ibnu Abbas mengatakan: setelah saudara perempuan Nabi Musa as. berkata “Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat Berlaku baik kepadanya?” maka mereka berkata: Dari mana kamu tahu kalau mereka akan memelihara dan berlaku baik terhadapnya? Saudara perempuan itu pun menjawab: “ mereka hanya ingin membahagiakan raja dan mengharap kebaikannya.” Dan Nabi Musa as. dibawa kerumah Ibunya dan langsung meminum susunya. Firman Allah SWT surat al-Qhashas ayat 13:                   Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. 35 Ayat diatas menunjukkan janji Allah untuk mengembalikan Nabi Musa as. disisi Ibunya dan mengangkatnya sebagai Rasul.

D. Manfaat Kisah-Kisah Al-Quran

Mengenai manfaat dari kisah-kisah Al-Quran, antara lain, a Orang tua dapat mengenalkan figur manusia-manusia yang terbaik, yaitu para nabi. b Menghindarkan anak dari bersikap seperti tokoh manusia yang tidak baik, seperti Qabil. 34 Depag RI, op. cit., h. 386 35 Ibid