Kisah Dua Putra Nabi Adam: Qabil dan Habil

pembunuhan dan dosa-dosanya sendiri yang pernah dilakukan sebelumnya. 18 firman Allah SWT:                             kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya Qabil bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. berkata Qabil: Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini? karena itu jadilah Dia seorang diantara orang-orang yang menyesal. Q.S. Al- Maidah ayat 31 19 Sebagian ulama menyebutkan bahwasanya setelah Qabil membunuh saudaranya Habil, ia menggendongnya diatas punggungnya. Dan terus menggendongnya sehingga Allah mengirimkan dua ekor burung gagak, lalu kedua burung itu saling bertengkar dan akhirnya salah satunya berhasil membunuh yang lainnya. Setelah membunuh saudaranya, burung gagak itu turun ke tanah dan menggalinya untuk mengguburkan saudaranya itu. Dan Akhirnya Qabil melakukan apa yang dilakukan oleh burung gagak tersebut, menggali tanah dan menguburkannya dalam lubang tersebut. 20 Kisah antara Habil dan Qobil di atas merupakan sebuah contoh tokoh yang memiliki sifat baik dan buruk. Keburukan atau kejahatan yang dilakukan oleh Qobil terhadap Habil yang baik telah merugikan 18 Salim bin Ied Hilali, Kisah Shahih Para Nabi,Terj dari Shahiih Qishashil Anbiya’ oleh M. Abdul Goffar, Jakarta: Pustaka Imam asy- Syafi’I, 2009, h. 69 19 Depag RI. Loc. Cit. 20 Salim, op. cit., h. 72-73 dirinya sendiri. Ia tidak hanya merugi di dunia, tetapi juga merugi di akhirat. Karena perbuatan buruk akan dibalas dengan keburukan, begitupun perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan oleh Allah SWT.

2. Kisah Nabi Nuh as.

Kisah mengenai Nabi Nuh as. merupakan kisah yang terdapat di dalam Al- Qur’an dan diambil melalui pendekatan tafsir maudhu’i. Sedangkan dalam segi macamnya, kisah mengenai Nabi Nuh as. ini termasuk ke dalam macam yang ditinjau dari segi jenisnya, yakni jenis kisah yang dibawa oleh Al-Quran. Kisah ini menceritakan tentang Nabi dan Rasul terdahulu berikut sikap dan kesabarannya menghadapi aneka ragam tanggapan dan tingkah laku kaumnya. Nabi dan Rasul tersebut telah didustakan dan disakiti oleh kaum yang menentang, tetapi pada akhirnya ia memperoleh kemenangan atas izin Allah, dan kaum kafir itu mendapatkan siksaan karena perbuatannya sendiri. Nabi Nuh as. diutus Allah SWT untuk mengajak kaumnya menyembah Allah SWT. Dan selama kurang lebih 950 tahun. Syahruddin menyatakan, dakwah Nabi Nuh as. yang panjang tiga generasi kaumnya itu hanya mendapat pengikut sebanyak 70 orang dan delapan anggota keluarganya. 21 Firman Allah SWT:                  Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, Maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.Q.S. al-Ankabut ayat 14 21 Syahruddin, op.cit. h. 50 Firman Allah SWT:  …      … dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.Q.S. Huud ayat 40 Dan di dalam sektor yang lain, Nabi Nuh as. selalu memperoleh kesakitan-kesakitan dari kaumnya.. 22 Firman Allah SWT:         Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul- rasul telah bersabar…Q.S. al-Ahqaf ayat 35 Setiap pergantian generasi berlangsung, mereka senantiasa berpesan kepada generasi penerus mereka agar tidak beriman kepada Nabi Nuh as. dan supaya melawan dan melanggarnya. Ciri khas mereka adalah senantiasa menolak iman dan enggan mengikuti kebenaran. Oleh karena itu Allah berfirman: 23            Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat masiat lagi sangat kafir.Q.S. Nuh ayat 27 Karena itu pula, Allah berfirman: 22 Muhammad, op. cit., h. 220 23 Salim, op. cit., h. 130                          Mereka berkata Hai Nuh, Sesungguhnya kamu telah berbantah dengan Kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap Kami, Maka datangkanlah kepada Kami azab yang kamu ancamkan kepada Kami, jika kamu Termasuk orang-orang yang benar. Nuh menjawab: Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri.Q.S. Hud ayat 32-33 Syaikh Salim bin Ied al-Hilali menjelaskan bahwa yang mampu melakukan itu hanya Allah SWT. Tidak akan ada sesuatu pun yang lepas dari-Nya. 24 Setelah berdakwah siang malam namun kaumnya tak juga mau menerima kehadirannya sebagai utusan Allah SWT. Maka Nabi Nuh as. berdoa agar kaumnya yang suka membangkang diberikan peringatan agar mereka mau menyembah Allah SWT. Allah memerintahkan untuk membuat kapal sebagai persiapan bila siksa Allah berupa banjir telah datang. 25                                24 Ibid. 25 Syahruddin, loc. Cit. Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman saja, karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. Q.S Hud ayat 36-37 26 Nabi Nuh as. juga diperintahkan untuk membawa binatang dan semua makhluk hidup dengan pasangan mereka masing-masing. Selain itu Nabi Nuh as. juga diperintahkan untuk mebawa keluarganya, kecuali yang sudah didakwahi tetapi tetap kafir. Dan juga diperintahkan agar tidak meminta penangguhan lagi bagi kaumnya jika mereka telah tertimpa oleh adzab. 27 Firman Allah SWT:                                     Lalu Kami wahyukan kepadanya: Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, Maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur permukaan bumi telah memancarkan air, Maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap jenis, dan juga keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan akan ditimpa azab di antara mereka. dan janganlah kamu bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim, karena Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.Q.S. al- Mu’minun:27 Firman Allah SWT: 26 Depag RI, op. cit., h.225 27 Salim, op. cit., h. 139