54
BAB IV ANALISIS KISAH-KISAH DALAM AL-QURAN MENGENAI
KECERDASAN EMOSIONAL PADA PERKEMBANGAN ANAK USIA 6
–9 TAHUN
A. Aspek-aspek Kemahiran Kecerdasan Emosional Pada Perkembangan
Anak Usia 6 – 9 Tahun Melalui Kisah-kisah dalam Al-Quran
1. KemahiranMengenaliEmosiDiri
a. Emosi Qabil terhadap Habil
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam Habil dan Qabil menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan
korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua Habil dan tidak diterima dari yang lain Qabil. ia berkata Qabil:
Aku pasti membunuhmu. berkataHabil: Sesungguhnya Allah
hanyamenerima korban dari orang-orang yang bertakwa.Q.S. Al- Maidah ayat 27
1
Ayat ini merupakan sebuah peringatan dari Allah bahwa kezhaliman dan pelanggaran janji yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi adalah
sama dengan kezhaliman yang dilakukan seorang putra Adam terhadap saudaranya.
Makna ayat di atas adalah, jika orang-orang Yahudi itu hendak membunuhmu wahai Muhammad, maka sesungguhnya mereka telah
membunuh para nabi sebelum kamu, dan Qabil pun membunuh Habil. Kejahatan itu, telah ada sejak dahulu kala. Yakni, kisah ini
mengingatkan kepada mereka.
2
Kedua putra Adam as., yakni Qabil dan Habil berkurban kepada Allah. Kurban Qabil adalah segenggam sunbulah benih
– sebab dia adalah seorang petani
– yang dipilihnya dari tanamannya yang paling jelek. Dia kemudian menemukan sunbulah yang baik, namun dia
justru memecahkannya dan memakannya. Sedangkan kurban Habil adalah seekor Kibasy
– sebab dia adalah seorang peternak kambing – yang diambilnya
dari kambingnya yang paling baik. “maka diterima” kurban Habil dan kambing itu pun diangkat ke surga.
Ketika kurban Habil diterima, sebab dia adalah orang yang beriman, maka Qabil pun berkata kepadanya karena perasaan Hasud
– sebab dia adalah orang
yang kafir, “Akankah engkau berjalan di muka bumi dimana manusia melihatmu lebih baik da
riku? „Aku pasti membunuhmu
”. Habil berkata, “Mengapa engkau akan membunuhku, sementara aku tidak melakukan kesalahan apapun?
Aku juga tidak berdosa bila Allah menerima kurbanku. Adapun karena aku bertakwa kepada Allah dan menetapi kebenaran,
1
Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit Dipenogoro, 2008, Cet. X, h. 112
2
Syaikh Imam Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi Juz VI, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008, h. 319- 320
sesungguhnya Allah itu hanya akan menerima kurban dari orang- orang yang bertakwa”.
3
Kisah di atas menunjukkan emosi yang tidak mencerminkan pribadi yang baik bagi seorang anak. Anak 6 sampai 9 tahun akan mengenali
dan merasakan emosi dari masing-masing perilaku Qabil dan Habil. Anak yang tidak dapat mengenali emosi dirinya maka akan seperti
Qabil yang langsung marah ketika kurban yang diberikannya tidak diterima Allah. SWT.
Anak usia 6 – 9 tahun yang memiliki emosi yang baik adalah
anak yang dapat mengendalikan emosinya tersebut tatkala berada pada kondisi apapun, sebagaimana kisah tersebut menggambarkan sebuah
pertikaian dengan saudara kandungnya sendiri dikarenakan tidak dapat mengalahkan emosi yang muncul pada suatu masalah tertentu.
b. Emosi Fir’aun terhadap penduduknya
Sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas
segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan
hidup anak-anak
perempuan mereka.
SesungguhnyaFiraunTermasuk orang-orang
yang berbuatkerusakan.Q.S. Al-Qhashasayat 4
Ayat ini menyatakan, Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-
wenang di muka bumi baik terhadap Allah dengan mengakui dirinya sebagai tuhan, dan juga kepada manusia dengan menjadikan penduduk
negeri Mesir yang dikuasai-nyaberpecah belah menjadi dua kelompok besar. Pertama, masyarakat Mesir dan kedua, masyarakat Bani Isra’il.
Kesewenang-wenangan itu antara lain dengan menindas segolongan
3
Syaikh Imam Al Qurthubi,ibid., h. 320-324
dari mereka yakni golongan Bani Isra’il, dengan menyembelih secara
kejam dan dalam jumlah yang banyak anak laki-laki merekadan membiarkan hidup sambil mempermalukan perempuan-perempuan
mereka. Sesungguhnya dia , yakni Fir’aun adalah salah seorang yang
termasuk kelompok para perusak, yang telah mendarah daging lagi membudaya secara mantap sifat buruk dalam kepribadiannya.
4
Kisah Fir’aun di atas menggambarkan sebuah emosi yang tidak baik bagi rakyatnya ataupun orang lain yang hidup bersamanya.
Anak akan mengenali emosi Fir’aun yang sewenang-wenang terhadap
rakyatnya karena egois mementingkan kehidupan dunia dibandingkan beriman kepada Allah. SWT. emosi tersebut merupakan emosi yang
negatif atau buruk dan tidak patut ditiru.Sebagaimana halnya emosi anak usia 6
– 9 tahun terhadap teman-temannya, baik di sekolah maupun di lingkungan bermain di sekitarnya, harus dapat
menunjukkan emosi yang baik dengan tidak merugikan atau melukai jasmani maupun rohani temannya sendiri.
c. Emosi Nabi Nuh as. terhadap kaumnya
SesungguhnyajikaEngkaubiarkanmerekatinggal, niscayamerekaakanmenyesatkanhamba-hamba-Mu,
danmerekatidakakanmelahirkanselainanak yang
berbuatmasiatlagisangatkafir.Q.S. Nuhayat 27 Ayat diatas menjelaskan emosi Nabi Nuh as. terhadap kaumnya
merupakan sebuah gambaran tentang pelaksanaan perintah Allah dalam memisahkan kaumnya yang beriman dengan yang kafir. Begitu
pun pada diri anak usia 6 – 9 tahun harus memiliki emosi untuk dapat
memilih teman bermain atau bergaul. Karena emosi memilih teman bermain atau bergaul dapat menentukan baik atau buruknya
perkembangan anak tersebut.
4
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah vol 8, Jakarta: Lentera Hati, 2002, h. 304