C. Karakteristik Perkembangan Kecerdasan Emosional Pada Anak Usia 6
Sampai 9 Tahun
Peran kematangan emosi berkembang seiring dengan perkembangan intelektual anak, yang menghasilkan kemampuan untuk memahami makna
yang sebelumnya tidak dimengerti, memperhatikan satu rangsangan dalam jangka waktu yang lebih lama dan memutuskan ketegangan emosi pada satu
objek. Demikian pula dengan kemampuan mengingat dan menduga mempengaruhi reaksi emosional. Dengan demikian anak-anak menjadi lebih
reaktif terhadap rangsangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih muda. Kelenjar endokrin mempengaruhi kematangan perilaku
emosional selama rentang kehidupan seseorang, sejak lahir sampai usia matang secara seksual. Pengaruh kelenjar ini membesar pada fase sampai
anak berusia 5 tahun, kemudian pembesarannya melambat pada usia 5-11 tahun, dan membesar kembali bahkan lebih pesat sampai anak berusia 16
tahun. Pengaruhnya penting terhadap keadaan emosional pada masa kanak- kanak.
30
Beriikut adalah karakteristik perkembangan emosional anak khususnya dalam rentang 6-9 tahun. Hal ini disesuaikan dengan pembatasan pada
penelitian ini. Pada masa ini anak sudah menyadari bahwa anak tidak dapat menyatakan dorongan dan emosinya begitu saja tanpa pertimbangan
lingkungan. Anak mulai belajar mengungkapkan perasaannya dalam perilaku yang dapat diterima secara sosial. Tumbuhnya kesadaran ini bergantung dari
bagaimana sikap orangtua dan pendidik dalam mengajarkan perilaku sosial pada anak. Melalui permainan dan olahraga dimungkinkan anak dapat
mengeluarkan emosinya secara wajar. Dalam hal perkembangan sosial, keinginan untuk menjadi bagian dari suatu kelompok makin besar.
penerimaan oleh kelompok teman sebaya begitu berarti bagi anak.
30
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Terj. dari Developmental psicology, oleh. Istiwidayanti dan Soedjarwo, Jakarta: Erlangga, 1998, h.213
Rentang usia 6-10 tahun merupakan masa kritis bagi anak-anak untuk mengembangkan kepercayaan dirinya bahwa anak mampu berkarya dan
bereksplorasi. Erik Erikson yang mengemukakan tentang perkembangan emosi, menyatakan bahwa anak-anak di usia ini memasuki masa Industry vs.
Inferiory berkaryaetos kerja vs. minder. Pada masa ini seharusnya anak terlihat antusias dalam belajar dan berimajinasi, sehingga mereka tumbuh
dengan sikap ingin berkarya, bermotivasi tinggi dan beretos kerja. Sangat penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri bahwa “aku bisa”, “aku kuat”
atau “aku anak yang baik”, apabila ini tidak tumbuh, maka akan timbul perasaan rendah diri atau minder, seperti “aku gagal” atau “aku tidak dapat
berkarya”. Usia ini anak paling kritis dalam membentuk kepribadian anak
yang akan menentukan masa depannya.
31
Nurani mengemukakan tentang karakteristik perkembangan emosional anak usia 6-8 tahun, sebagai berikut: emosi cenderung meninggi bila anak
sedang sakit atau lelah, misalnya cepat marah, rewel dan susah untuk dihadapi. Anak suka beradaptasi dengan pekerjaan orang dewasa, seperti
membantu pekerjaan orangtuanya. Anak belajar membina persahabatan dengan anak lain. Menerima kelainan-kelainan pada teman dan menghargai
akan kebutuhan-kebutuhannya. Menunjukkan rasa setia kawan yang besar terhadap teman sebayanya. Suka menolong dan membantu orang lain dalam
kesusahan. Berperilaku sayang pada semua ciptaan Tuhan, karena pada usia ini kemapuan berempati sudah muncul. Menghargai pendapat orang lain saat
berinteraksi.
32
Pada usia sekolah ini anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima, atau tidak disenangi oleh orang lain. Oleh
31
Ratna Megawati, Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan, Bogor: Indonesia heritage Foundation. 2004, h. 12
32
Yuliani Nuraini, kurikulum Alternatif Berbasis Kompetensi Anak Usia Dini, Jakarta: Pusdiani Press, 2002, h. 82