Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Metode Penelitian

masalah dan menyusunnya berdasar kronologi serta sebab turunnya ayat- ayat tersebut. 16 3. Teknik Penulisan Adapun untuk teknik penulisan dalam menulis skripsi ini penulis menggunakan buku panduan dari UIN Syarif Hidayatullah yakni, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ditulis oleh tim penulis: Kadir, Sururin dkk, tahun 2011, yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 16 Al-Farmawi, Metode Tafsir mawdhu’iy, Terj. dari Al-Bidayah Fi al-Tafsir al-Mawdhu’iy, oleh. Suryan A. Jamrah Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994, h. 38. 13

BAB II LANDASAN TEORI

TENTANG KECERDASAN EMOSIONAL

A. Pengertian Kecerdasan Emosional

1. Pengertian Emosi

Kata emosi berasal dari bahasa latin yaitu emovere yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. 1 Menurut Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf dalam bukunya Executive EQ, kata emotion bisa didefinisikan dengan gerakan movement, baik secara metaforis maupun literal, kata emotion adalah kata yang menunjukkan perasaan. Dengan begitu, menurut mereka, 1 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi; Untuk mencapai Puncak Prestasi, Terj. dari buku, Working with Emotional Inteligence,oleh Alex Tri Kantjono Widodo, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999, Cet. 6, h. 411 kecerdasan emosionallah yang lebih memotivasi kita untuk mencarin potensi kita sendiri, untuk mencapai tujuan unik kita yang mengaktifkan nilai-nilai dan aspirasi-aspirasi kita yang paling dalam dari apa yang kita pikirkan. 2 Sedangkan menurut Zikri Neni Iska, emosi adalah setiap keadaan diri seseorang yang disertai dengan warna yang efektif, baik pada tingkat yang lemah maupun pada tingkat yang kuat. Namun ada pendapat lain yang memberikan definisi emosi adalah reaksi yang kompleks yang mengandung aktifitas dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat. 3 Ahli psikologi memandang manusia adalah makhluk yang secara alami memiliki emosi. Menurut James, emosi adalah keadan jiwa yang menampakan diri dengan suatu perubahan yang jelas pada tubuh. Emosi setiap orang adalah mencerminkan keadaan jiwanya, yang akan tampak secara nyata pada perubahan jasmaninya. 4 Pada dasarnya emosi manusia bisa dibagi menjadi dua kategori umum jika dilihat dari dampak yang ditimbulkannnya. Ketegori pertama adalah emosi positif yang memberikan dampak yang menyenangkan dan menenangkan. Macam dari emosi positif ini seperti tenang, santai, rileks, gembira, lucu, haru dan senang. Kategori kedua adalah emosi negatif yang menberikan dampak tidak menyenangkan atau menyusahkan. Macam dari emosi negatif ini 2 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21: Kritik MI, EI, SQ, AQ Successful Intelegence Atas IQ, Bandung: Alfabeta, 2005, h. 176-177 3 Zikri Neni Iska, Psikologi pengantar pemahaman diri dan lingkungan, Jakarta: KIZI BROTHER’S, 2006,h. 104 4 Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 11 diantaranya, sedih, kecewa, putus asa, depresi, tidak berdaya, frustasi, marah, dendam dan masih banyak lagi. 5 Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas: Desire hasrat, Hate benci, Sorrow sedih, Wonder heran, Love cinta dan Joy kegembiraan. 6 Sedangkan JB Watson mengemukakann tiga macam emosi, yaitu: Fear ketakutan, Rage kemarahan, Love cinta. 7 Dan menurut F. Wundi ada tiga pasang kutub emosi, yaitu: Lust-Unlust senang-tak senang, Spanning-Losung tegang-tak tegang, Eerregung- berubigung semangat-tenang. 8 Daniel Goleman mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan ketiga tokoh diatas, yaitu: 1 Amarah: beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati. 2 Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa. 3 Rasa takut: cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri. 4 Kenikmatan: bahagia, gembira, riang, puas, senang, terhibur, bangga. 5 Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kemesraan, kasih sayang. 6 Terkejut: terkesiap, terkejut, takjub, terpana. 7 Jengkel: hina, jijik, muak, mual, tidak suka. 8 Malu: malu hati, kesal, sesal, hina. 5 Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi,h. 13 6 Netty Hartati, dkk., Islam dan Psikologi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003, Cet. 1, h. 100 7 Netty Hartati, dkk., Ibid., h. 94 8 Netty Hartati, dkk., Ibid., h. 102 Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu perasaan efek yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun luar dirinya.

2. Pengertian kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional merupakan istilah yang belum lama dikenal baik di dunia psikologi dan sosial pada umumnya. Sebagai sandingan IQ, aspek terpenting Kecerdasan emosional berada pada mental dan emosi. Topik tentang Kecerdasan emosional menjadi ramai dibicarakan oleh masyarakat luas setelah terbitnya buku karya Daniel Goleman pada tahun 1995 yang berjudul Emotional Intelligence. Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Yale University dan John Mayer dari University of New Hampshire. Sebuah model pelopor lain untuk kecerdasan emosi diajukan dalam tahun 1980-an oleh Reuven Bar-On, seorang psikolog Israel. Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memadu pikiran dan tindakan. 9 Mengutip pendapat Cooper dan Sawaf dalam buku Revolusi Kecerdasan Abad 21 mendefinisikan Kecerdasan Emosional nsebagaimana dibawah ini: “Emotional Intellegence is the ability to sense, un derstand, and effectively apply the power and acumen of emotions as a source of human energy, information, connection, and influence. kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara 9 Daniel Goleman, op.cit., h. 513