Sasaran Kecerdasan Emosional LANDASAN TEORI

32

BAB III KISAH-KISAH DALAM AL-QURAN

A. Pengertian Kisah Al-Quran

1. Pengertian Kisah

Dalam percakapan sehari-hari seseorang sering mendengarkan kata- kata kisah. Ketika manusia mendengar kata kisah tersebut yang terlintas dalam fikirannya adalah suatu cerita yang berkenaan dengan suatu kejadian pada masa lampau tentang seseorang atau masyarakat tertentu. Kata “kisah” berasal dari akar kata “al-qassu” yang berarti mencari atau mengikuti jejak. Kata al-qasas adalah bentuk masdar. 1 Menurut al- Khalidy al-qasas berarti cerita-cerita yang dituturkan kisah. Kisah dengan arti-arti tersebut di atas, dipergunakan juga dalam Alquran, antara lain; 1 Manna’ Al-Qaththan, Mabahits fi ‘ulumil Al-Quran, Beirut: Muassasah Ar-Risalah, 1996, h. 305. a Al-qashash berarti mengikuti jejak sebagaimana firman Allah SWT.      Musa berkata: Itulah tempat yang kita cari. lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. Al-Kahfi: 64     Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: Ikutilah dia. Al-Qashash: 11 b Al-qashash berarti cerita-cerita yang dituturkan kisah, seperti dalam surat Ali Imran ayat 62 dan surat Al-Qashash ayat 25 dan surat Yusuf ayat 3.       “Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar…”Ali Imran: 62          “Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya Syuaib dan menceritakan kepadanya cerita mengenai dirinya, Syuaib berkata: Janganlah kamu takut. ” Al-Qashash: 25 Secara terminologi kisah dalam kesusteraan bahasa Indonesia atau Melayu dapat diartikan dengan cerita, penuturan tentang suatu peristiwa, suatu kejadian atau seseorang. 2 Pada tataran terminologi ini para pakar dan ulama pun banyak sekali memberikan defenisi tentang pengertian kisah ini diantaranya menurut M. Quraish Shihab dalam tafsirnya menyebutkan kisah adalah upaya mengikuti jejak peristiwa yang benar-benar terjadi atau imajinatif, sesuai 2 AG Pringgo Digdo dan Hasan Syadily, Ensiklopedi Umun, Yogyakarta: Ofset Kanissus, 1997, h. 567 dengan urutan kejadiannya dan dengan jalan menceritakannya satu episode atau episode demi episode. Al-Quran tidak selalu menggunakan kata tersebut dalam arti mengisahkan satu kisah, tetapi ia juga digunakan dalam arti memberi tuntutan, baik tuntutan tersebut merupakan kisah maupun hanya pesan singkat. 3 Adapun Muhammad Khalafullah mendefinisikan kisah sebagai suatu karya kesusastraan yang merupakan hasil khayal pembuat kisah terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi atas seorang pelaku yang sebenarnya tidak ada, atau dari seorang pelaku yang benar-benar ada, tetapi peristiwa-peristiwa yang berkisar pada dirinya dalam kisah itu tidak benar-benar terjadi. Ataupun, peristiwa-peristiwa itu terjadi atas diri pelaku, tetapi dalam kisah tersebut disusun atas dasar seni yang indah, di mana sebagian peristiwa didahulukan dan sebagian lagi dibuang, atau terhadap peristiwa baru yang tidak terjadi atau dilebih-lebihkan penggambarannya, sehingga pelaku-pelaku sejarah keluar dari kebenaran yang biasa dan sudah menjadi para pelaku khayali”. 4 Selain itu, Al- Syiba’i al-Bayumi mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan kisah adalah setiap tulisan yang bersifat kesusasteraan dan indah. Yang keluar dari seorang penulis dengan maksud untuk menggambarkan suatu keadaan tertentu dengan suatu cara dimana penulis melepaskan diri dari perasaan dan pikirannya, sehingga pribadinya tercermin dalam penggambaran itu yang dapat mengadakan dari orang lain yang mempunyai tulisan yang sama. 5 Dari beberapa definisi mengenai kisah di atas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan kisah adalah sebuah cerita atau peristiwa yang telah terjadi pada masa sebelumnya mengenai perubahan 3 M. Quraish Syihab, Tafsir al-Misbah vol 8, Jakarta: Lentera Hati, 2002, h. 363 4 A. Hanafi. MA., Segi-segi Kesusastraan Pada Kisah-kisah Al- Qur’an, 0Jakarta: Pustaka Alhusna, 1984, h. 14. 5 AG Pringgo Digdo dan Hasan Syadily, op.cit., h. 567 alam ataupun kehidupan manusia baik bersumber dari ucapan turun temurun maupun tulisan-tulisan yang ditemukan dari generasi ke generasi.

2. Pengertian Kisah Al-Quran

Al-Quran banyak sekali memuat keterangan-keterangan tentang kejadian masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri, dan peninggalan atau jejak setiap umat. Semua keadaan ini diceritakan dan disampaikan dengan cara yang menarik dan mempesona para pembaca maupun pendengarannya. Untuk itu semua ini Al-Quran memaknai istilah kisah Al-Quran. Manna Al-Qattan dalam bukunya Studi ilmu-ilmu Al-Quran menyatakan bahwa Qasas Al-Quran adalah pemberitaan Al-Quran tentang hal ihwal umat yang telah lalu, nubuwat kenabian yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. 6 Hasby al-Shiddieqy juga memberikan definisi yang tidak jauh berbeda, bahwa yang dimaksud dengan Qasasul Quran ialah kabar-kabar Al-Quran tentang keadaan umat yang telah lalu dan kenabian masa terdahulu, peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Al-Quran melengkapi tentang keterangan peristiwa- peristiwa yang telah terjadi, keadaan negeri-negeri serta menerangkan bekas-bekas dari kaum terdahulu tersebut. 7 Dari definisi yang telah diberikan oleh pakar-pakar ilmu Al-Quran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan kisah Al- Quran adalah kabar atau keterangan tentang hal dan ihwal umat atau suatu komunitas yang telah lalu ataupun yang akan datang, yang menjadi gambaran sebuah peristiwa, untuk dapat mengambil manfaat dan 6 Manna’ Al-Qaththan, Ibid, h. 305. 7 Hasby Al-Shidieqy, Ilmu-Ilmu Al-Quran Media Pokok Dalam Penafsiran Al-Quran, Jakarta: Bulan Bintang, 1972, cet.1, h. 176