Qarun, Ashabus Sabti, Maryam, Ashabul Ukhdud, dan Ashabul Fil dan sebagainya.
c Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang
terjadi pada masa Rasulullah, seperti perang Badar dan perang Uhud dalam surat Ali Imran, perang Hunain dan Tabuk dalam surat At-
Taubah, perang akhzab dalam surat Al-A hzab, hijrah, isra’, dan lain
sebagainya.
9
5 Dari segi jenisnya, kisah-kisah Alquran terbagi menjadi dua macam yaitu:
a Kisah yang dibawa oleh Alquran. Kisah ini terdiri dari kisah tentang
para nabi dan rasul terdahulu berikut sikap dan kesabarannya menghadapi aneka ragam tanggapan dan tingkah laku kaumnya. Para
nabi dan rasul itu didustakan dan disakiti oleh kaum yang menentang, tetapi pada akhirnya mereka memperoleh kemenangan atas izin
Allah, dan kaum kafir itu mendapatkan siksaan karena perbuatannya sendiri. Dengan kisah semacam ini, dimaksudkan oleh Allah agar
Nabi Muhammad Saw. memiliki keteguhan hati dalam mengajarkan agama Islam.
b Kisah yang mengundang turunnya Alquran. Kisah ini berisi kasus-
kasus, fenomena-fenomena, masalah-masalah dan problem-problem yang mendapat tanggapan Alquran, baik tanggapan positif seperti
pelajaran, pengarahan,
maupun tanggapan
negatif seperti
pengungkapan rahasia kejahatan, kekufuran, kemunafikan dan lain sebagainya. Kisah jenis kedua inilah yang oleh para ahli ilmu-ilmu
Alquran diistilahkan sebagai Asbabun Nuzul.
10
9
Manna’ Al-Qaththan., op.cit., h. 306
10
Ahmad Muhammad Jamal, Koreksi Al-Quran Terhadap Ummat, Alih bahasa; Jamaluddin Kafie, Jakarta:
Media Da’wah, tt, h. 1.
C. Kisah-Kisah Nabi Dalam Al-Quran
Kisah para Nabi merupakan kisah yang mengandung dakwah Nabi kepada kaumnya, mukjizat-mukjizat yang memperkuat dakwahnya, sikap
orang-orang yang
memusuhinya, tahapan-tahapan
dakwah dan
perkembangannya serta akibat-akibat yang diterima oleh mereka yang mempercayai dan golongan yang mendustakan. Misalnya kisah Nabi Nuh,
Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad dan Nabi-nabi serta Rasul
lainnya.
11
Untuk membatasi kisah-kisah para Nabi, maka penulis membatasi pada tiga kisah yaitu, kisah dua anak Nabi Adam as., kisah kelahiran Nabi
Nuh as. dan kisah Nabi Musa as. Berikut kisah-kisahnya:
1. Kisah Dua Putra Nabi Adam: Qabil dan Habil
Kisah mengenai kedua Putra Nabi Adam as. merupakan kisah yang terdapat di dalam Al-
Qur’an dan diambil melalui pendekatan tafsir maudhu’i. Sedangkan dalam segi macamnya, kisah dua putra Nabi
Adam as. termasuk ke dalam macam yang ditinjau dari sudut isi, yakni kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
masa lalu dan orang-orang yang tidak dipastikan kenabiannya. Para ulama sepakat. Sejak diturunkan ke bumi, istri Adam as. yakni
Hawa melahirkan anak-anak Adam as. sebanyak 20 kali. Namun, setiap kelahiran selalu kembar putra dan putri. Dan diantara sekian banyak anak
adam, terdapat kisah yang menjadi awal mula pembunuhan di muka bumi. Pembunuhan itu dilakukan oleh Qabil terhadap adiknya yang
bernama Habil. Nabi Adam as. menikahkan Qabil dengan kembaran Habil, begitu juga sebaliknya. Namun Qabil menolak karena dia merasa
lebih tua daripada Habil dan kembarannya lahir bersama dirinya.
12
11
Manna’ Khalil Al-Qaththan, Ibid, h. 436
12
Syahruddin El Fikri, Situs-Situs Dalam Al-Quran Dari Banjir Hingga Bukit Tursina, Jakarta: Republika, 2010, h. 34
Nabi Adam memerintahkan keduanya untuk berkorban, siapa yang korbannya diterima oleh Allah SWT maka dialah yang berhak atas
saudara sekelahiran dengan Qabil. Akhirnya Allah menerima kurban Habil. Maka terjadilah Qabil membunuh saudaranya Habil.
13
Allah Ta’ala berfirman,
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam Habil dan Qabil menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan
korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua Habil dan tidak diterima dari yang lain Qabil. ia berkata Qabil: Aku pasti
membunuhmu. berkata Habil: Sesungguhnya Allah hanya menerima korban dari orang-orang yang bertakwa.
Q.S. Al-Maidah ayat 27
14
Hal ini dijelaskan pula dalam hadis shohih:
Tidaklah jiwa seorang dibunuh secara aniyaya kecuali atas putra Adam yang pertama menanggung darahnya, karena sesungguhnya ia orang
pertama yang mengadakan peraturan pembunuhan.
Ucapan Habil ketika diancam dibunuh oleh saudaranya Qabil:
13
Muhammad Ali ash Shabuniy, Kenabian dan Para Nabi, Terj. Dari an Nubuwwah wal Anbiya’oleh Arifin Jamian Maun, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1993, h. 199
14
Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit Dipenogoro, 2008, Cet. 10, h. 112
15
Muhammad Ismail Abu Abdillah al-Bukhori, Shohih Bukhori, Beirut: Dar al-Hadist, 1987, juz. 3, h. 1213
Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku
kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.
Q.S. Al-Maidah ayat 28
16
Menunjukkan akhlak mulia yang dimiliki Habil, serta rasa takutnya kepada Allah SWT, dan enggan membalas saudaranya itu dengan
keburukan serupa. Firman Allah SWT,
Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan membawa dosa membunuhku dan dosamu sendiri, Maka kamu akan menjadi penghuni
neraka, dan yang demikian Itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim.
Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, Maka jadilah ia seorang
diantara orang-orang yang merugi.
Q.S. Al-Maidah ayat 29-30
17
Syaikh Salim bin Ied menjelaskan bahwa Habil tidak ingin membunuh Qabil, meskipun ia lebih perkasa dan kuat dari pada Qabil. Jika Qabil
bersikeras membunuh Habil maka ia akan menanggung dosa setiap
16
Depag RI, op. cit., h. 112
17
Ibid., h. 113
pembunuhan dan dosa-dosanya sendiri yang pernah dilakukan sebelumnya.
18
firman Allah SWT:
kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi
untuk memperlihatkan
kepadanya Qabil
bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. berkata Qabil: Aduhai
celaka Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini? karena itu
jadilah Dia seorang diantara orang-orang yang menyesal. Q.S. Al- Maidah ayat 31
19
Sebagian ulama menyebutkan bahwasanya setelah Qabil membunuh saudaranya Habil, ia menggendongnya diatas punggungnya. Dan terus
menggendongnya sehingga Allah mengirimkan dua ekor burung gagak, lalu kedua burung itu saling bertengkar dan akhirnya salah satunya
berhasil membunuh yang lainnya. Setelah membunuh saudaranya, burung gagak itu turun ke tanah dan menggalinya untuk mengguburkan
saudaranya itu. Dan Akhirnya Qabil melakukan apa yang dilakukan oleh burung
gagak tersebut, menggali tanah dan menguburkannya dalam lubang tersebut.
20
Kisah antara Habil dan Qobil di atas merupakan sebuah contoh tokoh yang memiliki sifat baik dan buruk. Keburukan atau kejahatan
yang dilakukan oleh Qobil terhadap Habil yang baik telah merugikan
18
Salim bin Ied Hilali, Kisah Shahih Para Nabi,Terj dari Shahiih Qishashil Anbiya’ oleh M.
Abdul Goffar, Jakarta: Pustaka Imam asy- Syafi’I, 2009, h. 69
19
Depag RI. Loc. Cit.
20
Salim, op. cit., h. 72-73