menemukan cara alternatif agar sasaran tetap tercapai atau untuk mengubah sasaran jika sasaran semula musykil dicapai.
23
Adapun yang termasuk dalam kecakapan motivasi diri yang diungkapkan oleh Daniel Goleman antara lain : Dorongan prestasi,
Komitmen, Inisiatif dan Optimisme.
24
4. Mengenali Emosi Orang Lain
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut Daniel Goleman, kemampuan seseorang untuk
mengenali perasaan orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih
mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih
mampu menerima sudut pandang orng lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.
Seseorang yang mau membaca emosi orang lain haruslah berempati. Empati berbeda dengan simpati. Simpati hanya sekedar
memahami masalah atau perlakuan seseorang. Empati lebih dari itu, empati bukan hanya memahami masalah orang lain tetapi juga
merasakan apa yang dirasakan orang tersebut. Misalnya, seseorang memahami masalah yang dihadapi temannya yang sedang tertimpa
musibah, tetapi ia tidak ikut merasakan perasaan temannya, maka orang itu hanya bersimpati. Jika orang tersebut berempati terhadap
temannya, maka ia tidak sekedar memahami masalah yang dihadapi temannya, tetapi meletakkan dirinya dalam kedudukan temannya
untuk merasakan perasaan temannya itu. Rosenthal dalam openelitiannya menunjukkan bahwa orang-
orang yang mampu membaca dan isyarat non verbal lebih mampu
23
Ibid., h. 120
24
Ibid., h. 127
membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuaikan diri secara emosional, lebih popular, lebih mudah
bergaul dan lebih peka.
25
Nowicki, ahli psikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang tidak mampu membaca atau mengungkapkan emosi
dengan baik akan terus menerus merasa frustasi. Seseorang yang mampu membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang
tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut
mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.
26
Kemampuan empati
sangat penting
dalam kehidupan
bermasyarakat. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal- sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang
dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. Tanpa empati akan menyebabkan seseorang sulit untuk bergaul dan membina
persahabatan yang erat dengan orang lain. Namun empati atau memahami sudut pandang atau perspektif seseorang -tahu mengapa
mereka merasakan demikian- tidak berarti kita juga harus mengalaminya.
27
Setelah berempati barulah kita dapat membantu dengan cara yang lebih rasional dan positif.
5. Membina Hubungan dengan Orang Lain
Kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas,
kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi.
28
Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan
membina hubungan. Individu sulit untuk mendapat apa yang
25
Ibid., h. 136
26
Ibid., h. 172
27
Ibid., h. 232
28
Ibid., h. 59
diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain.
Keterampilan berhubungan dengan orang lain merupakan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan sesame.
Tidak dimilikinya
kecakapan ini
akan membawa
pada ketidakcakapan dalam dunia sosial, atau berulangnya bencana antar-
pribadi. Karena tidak dimiliki keterampilan-keterampilan inilah, orang-orang yang paling pintar otaknya dapat gagal dalam membina
hubungan mereka. Sebab, penampilan mereka angkuh, mengganggu, atau tidak berperasaan. Kemampuan sosial ini memungkinkan orang
untuk membentuk hubungan, menggerakkan dan mengilhami orang- orang lain, membina kedekatan hubungan, meyakinkan dan
mempengaruhi, membuat orang-orang lain merasa nyaman.
29
Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang yang berhasil dalam
pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancer pada orang lain. Orang-orang ini popular dalam lingkungannya dan menjadi
teman yang menyenangkan karena kemampuannya berkomunikasi. Ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai orang lain dapat
dijadikan petunjuk positif bagaimana siswa mampu membina hubungan dengan orang lain. Sejauh mana kepribadian siswa
berkembang dilihat dari banyaknya hubungan interpersonal yang dilakukannya.
29
Ibid., h. 158-159