menyuarakan perasaan kolektif serta merumuskannya dengan jelas sebagai penduan bagi kelompok untuk meraih sasaran. Mereka adalah
jenis orang yang disukai oleh orang disekitarnya karena secara emosional mereka menyenangkan. Mereka membuat orang lain merasa tenteram,
dan menimbulkan,
komentar, “menyenangkan sekali bergaul dengannya.
”
17
Dalam penelitian ini penulis memilih pada pendekatan yang digunakan oleh Daniel Goleman, yang lebih mengarah kepada peranan emosi dalam
pembentukan kecerdasan emosional antara lain, kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi
diri sendiri, kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
B. Kecakapan-kecakapan Utama Kecerdasan Emosional
Dalam definisi yang dikemukakan oleh Salovey dan Mayer serta Daniel Goleman, disebutkan beberapa kemampuan utama yang harus dimiliki yang
berhubungan dengan kecerdasan emosional. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup lima wilayah utama kecerdasan emosional yaitu:
1. Mengenali Emosi Diri
Mengenali emosi diri merupakan dasar kecerdasan emosional. kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu
merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri. Seseorang yang mempunyai kecerdasan emosi akan berusaha
menyadari emosinya ketika emosi itu menguasai dirinya. Melalui kesadaran diri tersebut, seseorang dapat mengetahui dan memahami
emosinya. Namun kesadaran diri ini tidak berarti bahwa seseorang itu hanyut terbawa dalam arus emosinya tersebut sehingga suasana hati
17
Agus Efendi, op. cit., h. 172
itu menguasai dirinya sepenuhnya. Sebaliknya kesadaran diri adalah keadaan ketika seseorang dapat menyadari emosi yang sedang
menghinggapi fikirannya akibat permasalahan-permasalahan yang dihadapi untuk selanjutnya ia dapat menguasainya. Orang yang
keyakinannya lebih dan menguasai perasaannya dengan baik dapat diibaratkan pilot yang andal bagi kehidupannya, karena ia
mempunyai kepekaan yang lebih tinggi akan perasaan mereka yang sesungguhnya.
18
Kesadaran emosi dimulai dengan penyelarasan diri terhadap aliran perasaan yang terus ada dalam diri seseorang, kemudian
mengenali bagaimana emosi-emosi ini membentuk persepsi, fikiran dan perbuatannya. Seseorang yang unggul dalam kecakapan ini selalu
sadar tentang emosinya bahkan sering dapat mengenali kehadiran emosi-emosi itu dan merasakannya secara fisik. Ia dapat
mengartikulasikan perasaan-perasaan itu, selain menunjukkan ekspresi sosialnya yang sesuai.
19
2. Mengelola Emosi Diri
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras,
sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Dengan kata lain pengendalian emosi oleh diri sendiri berarti berupaya untuk
meredam atau menahan gejolak nafsu yang sedang berlaku agar emosi tidak terekspresikan secara berlebihan sehingga seseorang
tidak sampai dikuasai sepenuhnya oleh arus emosinya. Namun demikian pengendalian emosi diri tidak berarti
pengendalian secara berlebihan, sebab kendali diri yang berlebihan dapat mendatangkan kerugian baik fisik maupun mental. Orang yang
18
Daniel Goleman, op. cit., h. 58
19
Daniel Goleman,,ibid., h. 86
mematikan perasaannya, terutama perasaan negatif yang kuat, menyebabkan meningkatnya denyut jantung sekaligus naiknya
tekanan darah. Mereka yang memendam emosi akan mendapatkan sejumlah kerugian. Mereka mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda
yang kelihatan bahwa mereka sedang mengalami pembajakan emosi, tetapi sebagai gantinya mereka menderita kehancuran internal seperti;
pusing-pusing, mudah tersinggung, terlalu banyak merokok dan minum, sulit tidur dan sebagainya. Dan mereka mempunyai resiko
yang sama dengan mereka yang mudah meledak emosinya.
20
Menangani perasaan agar dapat terungkapkan secara pas adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Emosi muncul
secara tiba-tiba dan cepat sekali tanpa dapat kita duga. Misalnya, emosi marah akan menjadi aktif dan bertindak dengan cepat sekali
tanpa kita duga, ketika mendapat rangsangan emosi seperti apabila hak kita dirampas, dicemooh orang ataupun ketika merasa disakiti
baik secara fisik maupun psikis. Dalam situasi seperti ini orang mempunyai waktu yang sangat terbatas untuk dapat mengendalikan
emosi tersebut. Semakin cepat ia dapat menentukan dan mengidentifikasi emosi ini maka akan semakin berpeluang untuk
dapat mengendalikannya, sehingga emosi akan tersalurkan secara tepat, dan orang itu akan terhindar dari melampiaskan emosi ini
secara berlebihan. Terdapat lima kemampuan utama yang berhubungan dengan
pengaturan diri sebagaimana yang diungkapkan oleh Daniel Goleman yaitu: pengendalian diri, dapat dipercaya, kehati-hatian, adaptabilitas,
dan inovatif.
21
20
Daniel Goleman, op. cit., h. 129
21
Ibid., h. 130
3. Memotivasi Diri Sendiri
Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri
terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusianisme,
gairah, optimis, dan keyakinan diri. Dalam salah satu definisi kecerdasan emosional di muka telah
disebutkan bahwa kecerdasan emosional adalah mengetahui bagaimana untuk meraih dari emosi yang negatif menjadi positif.
Dalam hal ini Motivasi diri adalah komponen utama untuk mewujudkan hal tersebut, yaitu dengan memotivasi emosi negatif
yang sedang dirasakan. Melalui motivasi diri emosi negatif tersebut diarahkan kepada hal-hal yang baik.
Emosi dapat dijadikan alat untuk meningkatkan prestasi fikiran kognitif dengan cara-cara tertentu. Di antaranya adalah dengan cara
menumbuhkan harapan dalam diri seseorang itu. Harapan, menurut penelitian modern, lebih bermanfaat daripada memberikan sedikit
hiburan di tengah kesengsaraan..
22
Apabila seseorang mempunyai harapan, maka segala kebimbangan, keputusasaan dan kesedihan
yang dialami dapat diredakan karena segala masalah dapat diatasi. Segala pekerjaan yang diiringi dengan harapan akan dibantu perasaan
gembira dan bersemangat untuk melaksanakannya. Dan orang yang memiliki harapan yang tinggi, menurut penemuan Snyder, memiliki
ciri-ciri tertentu, di antaranya adalah mampu memotivasi diri, merasa cukup banyak akal untuk menemukan cara meraih tujuan, tetap
memiliki kepercayaan yang tinggi bahwa segala sesuatunya akan beres ketika sedang menghadapi tahap sulit, cukup luwes untuk
22
Ibid.,h. 121